“Apapun yang terjadi, jangan pernah berkata bahwa kamu tidak bisa menghadapinya, tapi katakanlah bahwa kamu akan memperbaiki semuanya.”
—Arabella.
🖤
“Terima kasih juga karena kamu sudah membantu saya. Saya beruntung bisa mengenal kamu. Saat itu mungkin kenangan buruk bagi kita. Kita sama-sama ketakutan, saya ketakutan kehilangan teman saya, dan kamu ketakutan jikalau mereka akan menyiksamu.”
Arvian mengelus rambut Arabella, tersenyum manis kepada gadis itu.
Entah kenapa, Arvian merasa Arabella berbeda hari ini. Atau Arabella berbeda karena ia bersamanya? Arabella yang dikenal dingin, kenapa berbeda sekali dengan apa yang ia lihat hari ini?
“Kamu beda,” ucap Arvian membuat Arabella mengerutkan keningnya heran.
“Orang bilang, kamu itu sosok yang dingin, tersenyum pun jarang, tapi entah kenapa hari ini saya malah merasa kamu bukan orang seperti itu.”
Mendengar jawaban pria itu, Arabella langsung menatap Arvian.
“Lalu menurut lo gue orang yang seperti apa?” tanya Arabella.
“Manis.”
🖤
“Arvian Pramana! Udah lupa lo sama temen lo ini hah?!”
Arvian terkejut ketika mendengar suara Andri yang begitu keras, laki-laki itu menatap Andri yang berjalan duduk di sampingnya.
“Kalau iya kenapa?” tanyanya pada Andri yang terlihat kesal kepadanya. Sepertinya Arvian tau apa penyebabnya.
“Kenapa lo gak bilang kalau Rio mukulin lo hah? Dengerin ya, kalau lo bilang sama gue pasti gue bakal mukul balik si Rio itu.”
Arvian tertawa mendengar perkataan teman baiknya itu, karena pada kenyataannya terkadang Andri itu penakut, mendengar bentakan Rio saja dia sudah lari ketakutan.
Andri mendengus sebal, sebagai teman baik Arvian wajar jika ia tidak terima jika temannya itu mendapatkan perlakuan tak mengenakan.
“Kayaknya kamu terlambat.” Refleks Andri langsung menatap Arvian setelah mendengar apa yang laki-laki itu ucapkan.
Andri yang tadi cemberut langsung tersenyum seketika, lalu berkata, “Akhirnya, setelah sekian lama lo berani juga ngelawan Rio.”
Ya, ini yang Andri harapan dari Arvian, ia kesal sendiri karena Arvian hanya diam saja saat Rio memukulinya. Sebagai teman yang baik, tentu saja Andri marah ketika Rio memukul Arvian hanya karena Arvian dekat dengan Risa.
“Bukannya saya gak berani, saya bisa aja melawan dia kapanpun itu. Tapi, masalah yang terjadi akhir-akhir ini saja sudah membuat saya pusing. Dan jika saya melawan Rio, saya takut semuanya akan menjadi lebih rumit,” ucap Arvian.
Andri menunduk, ia tau betul apa yang dirasakan oleh Arvian. Sudah cukup banyak masalah yang hadir tiba-tiba dalam hidupnya, tapi Arvian selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
“Iya juga, tapi kenapa tiba-tiba lo memukul Rio? Gue denger sudut bibirnya terluka.”
“Bukan saya yang memukul Rio, tapi Ara. Kamu tau dia kan? Dia pindah kesini sekitar 2 bulan yang lalu,” ucap Arvian membuat Andri terkejut.
“Apa?!”
🖤
“Tunggu, jadi Andri ditangkap orang jahat? Dan semua itu karena Arvian?” tanya seorang wanita yang merupakan Ibu Andri.
“Iya Bu, untungnya Andri gak kenapa-kenapa, orang jahat itu juga sudah ditangkap. Untung saja anak saya tidak bergaul dengan Arvian, dia kan pembawa sial.”
“Saya juga sudah mengingatkan Andri untuk tidak bergaul dengan anak itu, tapi dia tidak menurut,” ucap Ibu Andri.
Ara kecil yang mendengar itu merasa bersalah, ia merasa ini semua terjadi karena dirinya. Tapi mereka menyalahkan orang lain. Arvian? Andri? Ara yakin mereka adalah orang yang menyelamatkan dirinya.
Tapi ia merasa bersalah ketika semua orang menyalahkan Arvian, ia ingin menyangkal tapi tidak ada yang mau mendengarkan penjelasannya.
“Ibu, apa kakak akan baik-baik aja?”
Ara menoleh, melihat adik Arvian yang bertanya kepada ibunya yang sedang menangis, takut jika kehilangan Arvian.
Semoga mereka selamat. Dan aku berjanji, akan membalas kebaikan mereka suatu hari nanti, Batin Ara.
“Apa yang harus gue lakukan untuk membalas kebaikan mereka? Gue kan gak tau banyak tentang Arvian.” Ara merebahkan tubuhnya di ranjang, sambil mengingat-ingat kejadian 7 tahun lalu.
Selain itu ada satu hal yang ia pikirkan sekarang, ketika Arvian mengajaknya untuk berteman.
“Teman ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Mata
Teen Fiction[Terbit Di Lintang Semesta Publisher] 7 tahun lalu Arvian dan teman-temannya ada di saat-saat paling menakutkan bagi Arabella tiba. Tak di sangka, saat mereka sudah remaja, Arabella yang terkenal dengan keberaniannya menolong Arvian di saat laki-lak...