“Bapak!” Nisa berlari menghampiri Danu yang baru saja datang. Setelah sempat pergi dari rumah, akhirnya Danu kembali dan memperbaiki hubungannya dengan Fatimah. Melihat suaminya pulang, Fatimah tersenyum, akhirnya dirinya dan Danu bisa memperbaiki hubungannya.
“Nisa kangen bapak! Bapak kerjanya sejauh apa sih? Sampai-sampai jarang pulang,” ucap Nisa sambil cemberut.
Melihat putrinya yang terus bertanya kepada Danu, membuat Fatimah langsung mendekati mereka.
“Nisa, bapak kan baru pulang. Nanti ya tanya-tanya nya, bapak pasti capek berdiri terus,” ucapnya.
Danu tersenyum, pria paruh baya itu mengajak istri dan anaknya duduk di sofa, senang rasanya bisa kembali berkumpul bersama mereka.
“Arvian sama Nida kemana, Bu?” tanya Danu kepada Fatimah.
“Sebentar, Ibu panggil mereka dulu ya, pak.” Baru saja Fatimah ingin memanggil mereka. Namun, putra dan putrinya itu tiba-tiba datang mengangetkan dirinya, Danu dan juga Nisa.
“Dorr!”
“Kalian ini! Dateng-dateng langsung ngagetin,” protes Danu.
“Duduk sini,” ucap Nisa menyuruh kakak-kakaknya untuk duduk di sampingnya.
Keduanya menuruti Nisa. Melihat keluarganya kembali berkumpul bersama membuat Arvian bahagia, sejenak ia lupa akan masalah yang sedang dihadapinya. Melihat orang tersayangnya bahagia tentu membuat dirinya bahagia juga.
“Oh iya pak, kayaknya sebentar lagi kita bakal punya calon menantu, beberapa hari yang lalu Arvian ngenalin perempuan pilihannya ke ibu,” ucap Fatimah membuat Nida dan Danu langsung terkejut mendengarnya.
“Massa sih, Bu? Orangnya kayak gimana?” tanya Nida penasaran.
“Wah, sayang sekali bapak gak ada saat itu.”
Perkataan Nida dan Danu membuat Arvian tersenyum malu.
“Ceritain dong!” paksa Nida.
“Dih! Kepo banget sih! Tadi minta uang jajan, sekarang minta diceritain tentang si ekhem,” protes Arvian.
Nida kemudian mendengus sebal, terkadang ia memang sering meminta uang jajan kepada Arvian, karena sepulang sekolah pria itu rajin bekerja.
Melihat Nida yang kesal membuat Arvian tertawa terbahak-bahak, pria itu mulai menceritakan tentang saat-saat dirinya memperkenalkan Arabella ke ibunya.
Arvian menyuruh Arabella naik ke motor vespa miliknya, hari ini dirinya akan mengantarkan Arabella pulang seperti biasanya.
“Ara, aku kerumah dulu ya. Mau ngasih pesenan ibu dulu, takutnya dibutuhkan cepet-cepet,” ucap Arvian.
“Ikut! Aku mau ketemu ibu kamu!” ucap Ara membuat Arvian terkejut.
“Lho, mau ngapain?” tanya Arvian.
Mendengar pertanyaan Arvian, membuat Arabella langsung cemberut, Arvian dapat melihat gadis itu mengerucutkan bibirnya dari kaca spion.
“Kamu gak serius ya sama aku?” tanya Arabella dengan nada sedih.
“Tapi nanti pas di sana, kamu malu-malu lagi,” jawab Arvian.
“Pokoknya aku mau kenalan sama ibu kamu, ayah sama bunda kan lagi sibuk kerja,” ucapnya.
Pada akhirnya Arvian mengalah, saat sampai di rumah, ia mengajak Arabella untuk berkenalan dengan ibunya.
Baru saja Arvian ingin mengetuk pintu. Namun, ibunya sudah lebih dulu membuka pintu rumah kemudian menatap Arvian dan wanita yang berada di belakang putranya itu.
“Arvian, malu...” Arabella berbisik.
Arvian tertawa mendengar ucapan Arabella, benar saja dugaannya.
“Arvian kok cepat pulangnya?” tanya Fatimah ketika Arvian mencium tangannya.
“Iya, Bu. Lagi cepet.”
Setelah Arvian, kini giliran Arabella yang mencium tangan Fatimah. Melihat itu, Fatimah pun tersenyum manis dan bertanya-tanya siapa sosok perempuan yang dibawa Arvian ini?
“Kamu temannya Arvian ya? Nama kamu siapa?” tanya Fatimah penasaran.
“Arabella, tante. Bukan temen sih tapi—”
“Ibu, Arabella ini pemalu. Jadi jangan tanya banyak-banyak dulu, ya. Dia katanya mau main kesini karena ayah sama bundanya lagi sibuk,” ucap Arvian sebelum Arabella menyelesaikan kalimatnya. Fatimah mengangguk, lalu mengajak keduanya masuk, dari tatapan Arvian ke Arabella, Fatimah tau hubungan apa yang dimiliki oleh keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Mata
Teen Fiction[Terbit Di Lintang Semesta Publisher] 7 tahun lalu Arvian dan teman-temannya ada di saat-saat paling menakutkan bagi Arabella tiba. Tak di sangka, saat mereka sudah remaja, Arabella yang terkenal dengan keberaniannya menolong Arvian di saat laki-lak...