19. Pertemuan

52 6 0
                                    

Bismillah....
Hiii guys yang udah baca beberapa cerita aku makasih banyak ya buat kalian.

Dan yang kasih vote juga makasih banyak ya!!!!

Jangan lupa bacanya pake hati, biar ngena!!!

Nih aku bawa part baru lagi jangan lupa di Vote juga ya!!!

°°°°°°°°°

Seorang pria, tengah menatap sendu pigura yang berada di meja kerjanya.

'Aku merindukan mu, Kapan kau akan menemuiku.?' Batinnya bertanya

tak lama kemuadia pria, itu beranjak dan menatap keluar jendela, menatap gedung gedung tinggi dengan tatapan kosong nya, sudah beberapa tahun ini, dirinya begitu hampa.

"Sudahlah Ji, sudah 6 tahun kau menyesali semuanya, dia tidak akan pernah kembali, dan semua tak akan berubah, kemungkinan besar dia telah bahagia, jadi kau harus bahagia. " ucap sekertaris nya siapa lagi kalau bukan Fiki. dia adalah sepupu Fajri, yang selama ini selalu mendengar penyesalan dari Fajri, Fiki cukup prihatin dengan keadaan Fajri yang berubah sangat drastis, kini tidak ada  Fajri yang tenang, disiplin, rapih, semuanya hilang.

"Sampai dia memaafkan ku Fik, sampai dia benar benar memaafkan ku, aku bodoh telah membiarkan nya begitu saja. Aku bodoh telah menyia nyiakan nya waktu itu, aku sangat bodoh Fik, Seharusnya aku tak melakukan itu semua."lirih Fajri, ia kembali meneteskan air matanya entah untuk keberapa kalinya, dirinya begitu hancur.

Fiki, hanya mampu mengelus punggung dari sepupunya itu, ia tahu bagaimana keterpurukan nya saat Victoria, pergi dari kehidupan nya. bahkan Fiki menjadi saksi bagaimana seorang Fajri berubah menjadi pria yang sangat menyedihkan Beberapa tahun ini.

•••••••••

" Ku mohon padamu Damari, kau harus pergi kesana, ini demi perusahaan kita, andaikan saja aku tidak ada kesibukan disini, aku pun tak rela membiarkan mu pergi ke sana. Tapi aku janji, setelah kau menyelesaikan semua tugas mu, lekaslah kembali." Mohon seorang pria tampan di hadapan nya, yang mencoba membuat gadis di hadapannya mengerti.

"Tidak kak, apakah kau sengaja mengirimiku ke tempat penyiksaan itu? Kau tega melihat ku menderita seperti kala itu? Apakah kau tak melihat bagaimana aku berjuang mati matian untuk melupakannya?." Pekik seorang gadis yang di sapa Damari itu.

"Bukan, sungguh bukan itu maksud ku, kuharap kamu mengerti Damari, aku harus kembali ke kantor, selamat siang ." Final pria itu, dan pergi meninggalkan 2 gadis di hadapan nya, yang menatap kepergiannya dengan kecewa.

"Kak, apakah aku harus pergi ke sana kembali? Mengenang semua luka yang bertahun tahun ku kubur dalam dalam sendiri? Pergilah kak, bermohon lah kepada kak Fenly, agar tak mengirmku ke sana lagi".

"Damari, dengarkan aku, Fenly tak akan mungkin membiarkan mu terluka sayang, tapi Fenly butuh kamu saat ini, kamu adalah satu satunya keluaraganya, maka dari itu kamu harus membantunya, buat dia bahagia dan bangga padamu Damari, biar aku yang ikut bersama mu ke sana , aku akan menjagamu dari orang yang dulu pernah mengkhianati mu." Ucap Ambelin membujuk adik iparnya.

"Kaka aku mohon ka hikss,sudah lama aku memperjuangkan untuk melupakan nya hikss hingga aku pergi ke Australi, dan tinggal di Inggris. Apakah kini aku harus kembali ketempat itu hiks? bagaimana bisa aku pergi kesana ka hiks...mengenang kembali, bayangan banyangan kelam itu?."Isak Victoria, histeris.

Ia tak habis pikir kepada kakaknya Fenly, ia sudah berusaha untuk tidak mengenang masa lalu nya yang kelam, kini harus kembali ia kenang.

Samar samar, bayangan menyakitkan itu memenuhi pikiran nya.

"Kau melamun? Kau hanya akan ada di sana beberapa Minggu saja Damari, aku akan menemanimu disana "ucap Ambelin menyadarkan, dan  membujuk adik iparnya. Lalu Ambelin menenangkan adik ipar nya ' lagi '.

"Baiklah ka hiks,Kaka janji akan menemaniku?hiks hiks. Aku akan bersiap." Lalu berlalu.

•••••••••

"Maaf menganggu mu ji, kita ada meeting penting di luar kantor sekarang, kita harus segera berangkat Presdir perusahan yang akan bekerja sama dengan kita dia sangatlah menghargai waktu, dan disiplin tinggi. dia tak bisa jika harus di suruh menunggu." ucap Fiki, yang berjalan menghampiri meja si empunya.

"Baiklah, kita pergi sekarang." Ucapnya dingin, dan segera memakai jasnya.

Merekapun pergi untuk menemui claen yang di maksud oleh Fiki.

°°°°°°°°

"Apa mereka bekerja dengan seperti ini? Mereka memakai jam karet ketika bertemu dengan claen? mereka begitu terlambat? Astaga, Pengusaha macam apa yang terlambat saat meeting penting?.ucap seorang Presdir, yang terlihat sudah tak bisa menunggu lagi, ia memang tidak suka jika harus menunggu.

"Sabar sedikit lagi Damari, mungkin sebentar lagi dia akan datang, bersabar lah, atau mungkin mereka ada kendala di jalan bisa saja kan?." ucap Ambelin menenangkan, gadis yang ada di hadapan nya, yang terus mengomel tak jelas.

"Apakah dia tidak tau bahwa aku ini sibuk? Bukan dengan mereka saja aku memiliki janji, ah sudah lah, mereka memang payah." Ucap gadis itu kesalnya.

Ketika Gadis yang di sapa Damari, sibuk dengan umpatan umpatannya, 2 orang yang telah Meraka tunggu pun akhirnya datang dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Permisi nyonya maafkan kami, kami terlambat, jalanan begitu macet, jadi kami terlambat dan ada sedikit Kendala di perjalanan." ucap Fiki, dengan nafas yang masih tersegal.

Sedangkan Fajri, yang berdiri di sebelah nya, hanya mematung, dan memandangi gadis yang tak jauh di hadapannya.

"Kalian tau bertapa berharga nya waktu bagi saya? kalian telat 30 menit, apakah kalian tidak bisa datang sebelum jam yang di janjikan?."omel Victoria kepada 2 pria di hadapan nya.

"Silahkan duduk." Ucap Ambelin ramah.
Mereka pun duduk berhadapan.

"Perkenalkan nyonya, Saya Fiki, sekertaris pribadi dari tuan Maulana Fajri."ucap Fiki , mengulurkan tangannya.

Namun, tangan Fiki hanya di sambut oleh Ambelin.

"Perkebalkan, Saya Ambelin, sekertaris pribadi nyonya Zahra Damariva."

"Oke,mari kita mulai, meeting nya, kalian telah menyita banyak waktu." Ucap Victoria

Damariva, terus menjelaskan tentang kerjasama antara perusahaan dan negosiasi. Berbeda dengan Fajri, ia hanya memperhatikan wajah gadis di hadapannya tanpa mendengarkan apa yang gadis tersebut jelaskan dan tawarkan.

tidak ada yang berubah dari dirinya pikir Fajri,  rambutnya,matanya bahkan  wangi parfum nya masih sama persis. Ia merasa, wanita yang di hadapannya adalah belahan jiwa nya yang hilang di telan waktu.

To Be Continue:)

Thanks yang udah baca, Sekali lagi mau ngingetin jangan lupa coment and vote ya!!
Share juga tautan/link nya biar temen kalian juga bisa pada baca baca

Fafay,,see you next part .

''' REGRET AND HOPE ''' [ SELESAI, END]  Fajri Un1ty And Member Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang