haii, siapa yang kangen ayo ngaku 😤
~•~
Saat itu berita di Korea sedang gempar. Tak lain dan tak bukan karena kabar rumpang tentang seorang penyanyi terkenal, Roséanne Park. Setelah pernyataan dari seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul di hadapan publik, seluruh warga Korea mulai menyerang Rosé. Mengatakan hal buruk padanya tanpa peduli akan kebenaran. Menyudutkan Rosé untuk segera mengakui kesalahan yang bahkan tidak diperbuat dan bertanggung jawab pada wanita itu.
Satu hari setelah berita itu menyebar, Rosé langsung pergi ke agensi untuk memenuhi panggilan. Menyamarkan wajahnya dengan memakai masker dan topi. Selain karena rasa malu yang perlu ia tanggung, Rosé juga tidak ingin menimbulkan praduga lainnya jika banyak orang melihat wajahnya yang memiliki lebam.
Situasi di depan gedung agensi sangat tidak kondusif. Begitu mobilnya datang, para wartawan itu langsung berbondong-bondong datang mengerubungi. Berdesak-desakkan dengan yang lainnya dengan tangan yang senantiasa terulur untuk mendekatkan microphone pada Rosé. Tidak lupa, mereka juga melontarkan banyak pertanyaan dengan begitu semangat, meski tak juga mendapatkan respon dari yang bersangkutan.
Beruntung di situasi seperti ini, pihak dari agensi sudah mewanti-wanti dengan cara mengirim banyak bodyguard untuk melindungi Rosé dan mempermudah Rosé untuk bisa membelah lautan manusia. Meski terdorong beberapa kali, pada akhirnya Rosé bisa masuk dan bernapas lega meski badannya jadi terasa semakin sakit.
Di waktu yang sama, Lisa dan Jisoo tengah duduk santai di ruang tengah rumah mereka. Menyaksikan kondisi gedung agensi tempat Lisa dulu bekerja sudah dikelilingi oleh kamera dan orang-orang pemaksa. Beberapa stasiun televisi memang menyiarkannya secara langsung, karena itulah Lisa dan Jisoo bisa melihatnya meski melalui layar televisi.
Memang, hal semacam itu bukan pertama kalinya bagi Rosé. Namun, untuk kali ini, para wartawan rasanya semakin menggila. Mereka jauh lebih agresif karena dirinya tengah menjadi topik panas saat ini. Membuat kondisi sekitar menjadi tak terkendali. Biasanya ada Lisa di depannya yang akan memimpin, namun ketika doja itu memilih berhenti, Rosé menjadi lebih kesulitan.
"Mereka semua menggila," Jisoo berucap tepat setelah ia menyeruput teh hangatnya. Kata 'mereka' ia tujukkan pada segerombol wartawan yang tidak mau mengalah.
Di sebelahnya, Lisa tidak menanggapi. Terdiam dengan pandangan yang masih menatap lurus ke arah layar televisi sambil sesekali menyesap kopinya. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh doja itu.
"Lihat. Mereka benar-benar tidak membiarkan Chaeng untuk bernapas," ucap Jisoo lagi. Kali ini, wanita yang lebih tua itu melirik sekilas ke arah Lisa sebab orang di sebelahnya ini benar-benar tidak memberikan respon. Padahal, Jisoo secara sengaja terus bicara mengenai Rosé untuk melihat apakah Lisa masih peduli atau tidak ketika yang ia dapatkan justru sebaliknya.
Setelah menghela napasnya, Jisoo meraih tangan Lisa dan mengelusnya dengan pelan, meminta perhatian. Sedetik kemudian, Lisa menoleh. Membalas tatapan Jisoo tidak kalah lembut dan ikut menggenggam tangan wanita itu.
"Lisaa," panggil Jisoo yang terdengar begitu lembut. Terlalu lembut hingga mampu membuat Lisa berdebar.
"Hm?"
Jisoo kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Lisa. Tangannya masih mengelus tangan Lisa untuk memberikan ketenangan agar mereka bisa bicara dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A
RomanceOUR LOVE SEASON 2 Kedua hati yang mengalami berbagai rintangan dalam pesta percintaannya bisa bersatu dalam ikatan sebuah pernikahan yang suci. Tidak mudah dan tidak mustahil. Mereka berhasil meleburkan kedua hati mereka untuk menjadi satu kekuata...