A Day with Jennie

2.2K 263 270
                                    

"Chu, sampai kapan kau akan mengabaikanku?"

Lisa- Seseorang yang tidak mendapatkan perhatian dari istrinya sendiri selama beberapa hari terakhir. Setelah pertengkarannya dengan sang istri di rumah Jennie, wanitanya itu menjadi sangat murka.

Sedangkan Jisoo, ia terlihat sibuk memasak di dapur. Lagi-lagi mengabaikan Lisa yang selalu mencari perhatiannya dan sudah mulai terlihat lelah diabaikan.

"Apa yang harus kulakukan agar kau berhenti mengabaikanku?"

Saat itu Jisoo masih terdiam. Meninggalkan keheningan di antara keduanya, yang satu asik dengan kegiatan memasaknya sedangkan yang satu lagi tengah merasa frustasi. Hingga beberapa saat kemudian, Jisoo selesai memasak. Ia mulai menatanya di atas meja makan dan duduk di hadapan Lisa.

"Chu.."

"Aku tidak yakin kau akan melakukannya meskipun aku yang meminta. Jadi, lupakan saja."

Lisa berpindah tempat duduk menjadi di sebelah Jisoo. Kemudian ia meraih tangan Jisoo untuk digenggam dengan lembut, beserta tatapannya yang terlihat penuh harapan.

"Katakan saja. Aku akan memenuhinya," ucap Lisa tanpa ragu. Ya, tentu saja dia akan melakukan apapun agar Jisoo tidak mengabaikannya lagi 'kan?

Sejenak, Jisoo terdiam. Tapi tak lama dari situ ia balas tatapan Lisa dengan tatapan tegasnya. Memang, istri perlu menurut pada pasangan yang adalah kepala keluarga. Tapi suatu waktu, contohnya di saat-saat seperti ini, ia juga perlu bertindak tegas.

"Temui Chaeyoung dan dengarkan kisahnya. Setelah itu, aku tidak akan menuntut apapun lagi. Bagaimana kau menyikapinya, itu terserahmu. Tapi dari sana aku bisa tahu kau manusia seperti apa."

Perlahan, genggaman tangan itu terlepas.

"Tidak mau? Baiklah. Dari sini pun aku bisa menilai kau seperti apa."

"Apa maksudmu? Kita sudah menikah hampir empat tahun. Kenapa kau bicara seolah-olah kau tidak mengenalku?"

"Setiap manusia akan berubah seiring berjalannya waktu. Anggap saja aku tidak mengenal Lisa yang sekarang."

Jisoo kemudian mengalihkan pandangannya. Tangan kanan miliknya ia tarik untuk kemudian meraih sendok dan mulai makan. Tidak mempedulikan tatapan Lisa yang menajam di sebelahnya.

"Memangnya aku seperti apa sekarang?" Tanya Lisa tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun.

Jisoo mengangkat kedua bahunya tak acuh sebelum menjawab, "Tidak jauh dari manusia egois yang berpikiran dangkal."

Lisa dibuat tertegun. Ia dibuat diam seribu bahasa karena Jisoo tidak pernah mengatakan hal semacam itu selain bodoh. Ini adalah kali pertama.

"Aku tidak membela Chaeyoung, kau perlu menggaris bawahi hal ini. Perbuatan dia memang tidak dapat dibenarkan tapi setelah kau mendengar alasan dibalik ini semua, mungkin kau bisa memahaminya."

~•~

Hari ini Jennie memiliki jadwal konsultasi kandungan rutin. Umur kandungannya yang sudah menginjak delapan bulan ini memerlukan perhatian dan kehati-hatian yang amat ekstra. Jennie tidak boleh terlalu lelah, Jennie tidak boleh makan atau minum sembarangan, dan masih banyak lagi pantangan sebagai seorang ibu hamil.

Namun, ada satu hal yang dirahasiakan, yaitu mengenai jenis kelamin calon bayinya. Bukan tanpa alasan, tapi Jennie memang sengaja melakukannya. Ia ingin memberikan kejutan untuk dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Tapi mungkin rasa penasaran itu sudah tak bisa lagi dibendung. Ia berniat untuk mempertanyakan hal tersebut nanti, terlebih lagi di saat Rosé lah yang menemaninya untuk check up. Entah dengan alasan kuat macam apa, tapi Jennie sempat berpikir untuk mengetahuinya sekarang atau tidak sama sekali. Firasatnya yang menuntunnya untuk seperti itu.

P R A G M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang