14. Jefan Kemana?

38 13 7
                                    

"Jey, nggak usah dipikirin ya perkataan gue tadi." ucap Jefan di sela-sela keheningan yang menimpa kedua nya sedari tadi.

"Ih, Jefan mah kepedean! Jey gak baper kok, Jefan tenang aja." bohong Jeyna sembari memainkan jari-jari tangan nya. Bohong jika Jeyna tidak baper dengan perkataan Jefan tadi. Jeyna merutuki perasaan nya saat ini, justru ia sangat senang ketika Jefan berkata seperti itu, ia tidak menyangka jika Jefan pun bisa gombal.

Keduanya pun kembali terdiam. Tak ada sahutan sama sekali dari Jefan. Pria itu hanya mengangguk sebagai jawaban, dan tatapan nya kembali fokus untuk menyetir. Tak terasa, mobil nya pun ia hentikan di pinggir jalan di dekat sebuah rumah. Kini, mereka sudah berada di depan rumah Jeyna. Terlihat, Shelin tengah menjemur pakaian di halaman rumah nya.

Jeyna menoleh kearah Jefan, "Jefan mau mampir dulu nggak ke rumah Jey?"

Jefan menggeleng pelan, hal itu membuat Jeyna memanyunkan bibir nya kesal, "Ayo lah Jefan mampir dulu ke rumah Jey, Jefan bisa ikut makan dirumah Jey! Sebagai tanda terimakasih Jey buat Jefan juga!"

"Nggak perlu, Jey. Gue langsung balik ke Sekolah aja." tolak Jefan.

Jeyna menghela nafas pelan, "Jefan tunggu sini dulu ya, jangan dulu pergi! Jey mau ambilin sesuatu buat Jefan."

Jeyna pun segera berlari turun dari mobil Jefan. Hal itu membuat pria yang kini tengah terdiam di dalam mobil pun hanya menghela nafas, gadis itu sangat keras kepala. Padahal, Jefan sudah menolak nya, namun ia tetap membantah. Entahlah, Jefan tak tahu mengapa dirinya tidak bisa marah terhadap Jeyna, apalagi perihal dirinya yang sudah membentak Jeyna di UKS tadi, dirinya semakin merasa tidak ingin menyakiti Jeyna lagi.

Shelin melirik kearah Jeyna yang tengah berjalan menuju Rumah nya, gadis itu nampak terlihat senang. Shelin yang mengerti akan hal itu hanya terkekeh pelan. Adik nya itu pasti tengah jatuh hati!

"Eh, tapi tunggu dulu! Jeyna kenapa pulang lebih cepat? Nggak kayak biasanya deh." Shelin yang hendak pergi menemui Jeyna ke dalam rumah, tatapan nya beralih kepada mobil milik Jefan yang masih terparkir di depan pagar Rumah nya.

Tanpa pikir panjang lagi, Shelin pun menghampiri mobil Jefan itu. Ia tersenyum ramah ke arah Jefan, yang saat itu juga langsung dibalas oleh Jefan dengan senyumaan ramah nya.

"Kamu teman nya Jeyna, kan?" tanya Shelin.

Jefan menoleh kearah Shelin, "Iya, Kak. Tadi Jeyna sakit."

Shelin cukup terkejut mendengar nya, "Loh, sakit kenapa? Tapi Jeyna terlihat baik-baik aja deh."

"Sekarang Jeyna sudah sedikit baik, Kak. Tadi dia ngerasa kram di bagian perut nya. Sempat ke UKS juga, dan Dokter nyuruh saya buat anterin Jeyna pulang." jelas Jefan dengan diakhiri oleh kekehan pelan.

Shelin pun berOh ria. Ia sangat berterimakasih sekali kepada Jefan. Karna pria itu sudah membantu Jeyna, hingga gadis itu pun pulang dengan keadaan baik-baik saja. "Makasih banyak ya sudah mau anterin Jeyna pulang. Dia emang gak boleh terlalu capek. Sekali lagi makasih banyak ya."

Jefan mengangguk pelan, "Sama-sama, Kak. Kalau gitu, saya pamit ya Kak. Tolong bilang ke Jeyna kalau saya ada uru-"

"JEFAN! Kata Jey kan jangan dulu pergi!" teriak Jeyna sembari berlari cepat menuju mobil Jefan. Sangat mirip seperti anak kecil yang tengah berlari girang. Ia terlihat seperti membawa beberapa barang yang saat ini tengah ia genggam dengan sangat erat.

Jeyna pun memberikan kotak makan yang sudah ia isi dengan lalapan yang ada di meja makan nya itu kepada Jefan. Tak lupa, ia pun memberikan sebuah gelang kepada Jefan.

"Ini semua buat Jefan! Jey udah masukin nasi sama lalapan nya kedalam kotak makan itu! Semoga Jefan suka ya, ini semua buatan Kak Shelin." ucap Jeyna sambil melirik sebentar kearah Shelin.

When Loved Someone [ᴏɴ-ɢᴏɪɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang