"Jeyna?"
Ah, tolonglah. Jeyna merasa takut kepada seseorang yang tengah memanggil namanya itu. Jeyna segera berbalik ke samping, membelakangi pintu UKS tersebut. Sampai akhirnya, suara knop pintu UKS pun seperti dibuka kan oleh orang itu.
Hal itu membuat Jeyna pun menutup mata takut. Ia tidak ingin menengok ke belakang. Heran saja, memang nya ada orang yang ingin menjenguk Jeyna ke UKS? Padahal kan, ketiga sahabat nya pun sudah kembali pergi ke Kelas. Tidak mungkin jika mereka bertiga kembali menjenguk nya.
"Loh, Jeyna. Itu ada teman nya nyamperin kenapa malah kamu cuekin?" tiba-tiba saja, Dokter Farhan menghampiri Jeyna. Lalu, ia pun tersenyum kearah seseorang yang kini tengah berdiri tepat di tepi ranjang UKS.
Perlahan-lahan, Jeyna segera membuka matanya. "Eh ada Pak Dokter! Teman Jey cowok apa cewek, Pak?"
"Teman kamu itu cowok, Jey. Coba kamu lihat ke belakang. Kalau kamu belakangin dia, itu nggak sopan." Dokter Farhan pun menceramahi Jeyna yang saat ini tengah cemberut kesal.
Jeyna menggerutu sebal, "Jey itu takut, Pak Dokter. Soalanya tadi kan, Jey udah berapa kali neriakin nama Pak Dokter, tapi Pak Dokter sama sekali nggak keluar dari ruangannya. Jey ngiranya kalau yang ketuk-ketuk pintu itu bukan teman Jey."
Dokter Farhan terkekeh pelan mendengarnya, "Ah itu! Tadi saya lagi ada zoom meeting, dan mungkin tidak mendengar suara kamu."
Lagi-lagi, Jeyna hanya memanyunkan bibir nya. Dan itu terlihat sangat menggemaskan. Soal Dokter Farhan ini, dirinya masih muda, mungkin seumuran dengan Shelin. Namun, ia masih belum menikah, ada yang bilang karna Dokter itu ingin menggapai impian nya terlebih dulu, baru mencari kekasih. Makanya, Jeyna maupun murid yang lainnya selalu bersikap seperti adik dan kakak kepada Dokter Farhan itu.
Jeyna pun memutar tubuhnya untuk berbalik ke samping kiri, tidak lagi membelakangi pintu masuk UKS. Betapa terkejut dirinya, ketika mengetahui siapa yang sudah menjenguknya itu. Ya, seseorang yang sudah menggendong Jeyna ke UKS itu kini dirinya tengah berdiri tegap menatap lekat kearah Jeyna. Tentu saja hal itu membuat Jeyna tersipu malu, apalagi saat ini mata Jefan pun tidak pernah lepas untuk tetap menatap mata Jeyna yang terlihat indah.
"J-Jefan, udah dong natapin Jey nya! Jey malu tau ditatap terus kayak gitu!" rengek Jeyna sambil menutup muka dengan telapak tangannya.
"Udah baikan?" tanya Jefan, mencoba mengalihkan topik.
Jeyna mengangguk, "Jey baik kok Jefan. Cuma kadang perut Jey itu suka tiba-tiba kram aja."
"Kamu butuh istirahat dulu, Jey. Kalau bisa hari ini kamu pulang aja, izin sama guru." saran Dokter Farhan, mata nya pun beralih menatap Jefan, "Lebih baik kamu yang antar Jeyna pulang ya. Karna kalau didiemin disini juga Jeyna nya bakal nggak nyaman."
"Iya betul banget Pak Dokter. Kasur nya juga keras banget, nggak empuk kayak kasur di kamar Jey!" ucap Jeyna yang terdengar lucu.
Dokter Farhan pun terkekeh pelan. Ya iya lah, jangan sama kan dengan yang dirumah. Sudah tentu, akan sangat berbeda. Ia pun melirik sebentar kearah Jefan, "Ah iya, nama kamu siapa?"
Jefan terdiam. Itulah Jefan, dirinya sangat susah sekali untuk sekedar menjawab pertanyaan dari orang lain. Jeyna yang kesal karna melihat Jefan yang terdiam saja, ia pun segera menatap kearah Dokter Farhan. Jika ingin menunggu jawaban dari Jefan, mungkin akan membutuhkan waktu lama.
"Namanya Jefan, Pak Dokter! Jefan itu emang irit ngomong, makanya diem terus. Jefan itu kulkas berjalan tau Dok!" ucap Jeyna sembari melirik sinis kearah Jefan.
Lagi-lagi, Dokter Farhan terkekeh geli mendengarnya. "Kamu kenapa lawak terus, Jey? Mau menghibur saya?"
"Emangnya Pak Dokter mau Jey hibur, gitu? Jey cocok nya jadi pelawak aja kali ya, Dok? Gimana?" tanya Jeyna sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Loved Someone [ᴏɴ-ɢᴏɪɴɢ]
Genç Kurgu[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA & NO PLAGIAT] "Akan ada saatnya dimana kita menemukan first love selain Ayah. Karna pada dasarnya, wanita harus memiliki dua pria untuk menjaganya. Ialah sang Ayah, dan seseorang yang di dambakan." Inilah kisah dari seor...