18. Kecemburuan Seseorang

15 11 18
                                    

Jeyna dan ketiga sahabat nya pergi menuju Kantin. Karna, semenit yang lalu bel pertanda istirahat pun di mulai. Jika membahas makanan, mereka akan sangat heboh. Tentu saja karna keempat nya sangat suka makan, apalagi dengan Jessi. Mereka segera memilih tempat duduk yang kosong.

"Mau pesan apa kalian?" tanya Risa.

"Gue Mie Ayam aja deh, sama greentea!" seru Jessi.

Jeyna mengangkat wajah nya, "Kalau Jey mau bakso aja deh, Risa. Minum nya air putih ya, kan Jey nggak boleh minum yang manis dingin."

Risa hanya mengangguk sembari tersenyum kepada Jeyna. Lalu ia pun beralih menatap Maudy yang masih menekukkan dagu nya ke meja. Ia pun menepuk meja itu dengan keras, membuat Maudy tersentak kaget.

"Kenapa sih, Ris? Udah tahu gue ngantuk." ucap Maudy dengan nada kesal nya.

"Kalau ngantuk mending jangan Sekolah aja deh, Dy! Padahal gue mau nawarin lo makan, kalau nggak mau ya nggak pa-pa." ujar Risa dengan acuh.

Jessi menatap kesal kearah Maudy yang sedari tadi terlihat sangat lesu, seperti ada sesuatu yang tengah dipikirkan oleh nya. Ia pun menepuk pundak sahabat nya itu, "Seblak aja gimana, Dy? Sambal nya 5 sendok, beuh mantap sih pasti!"

"Lo mau bikin gue sakit perut ya, Jes? Lo tahu kan, kalau gue nggak suka pedas. Bukan sahabat gue lo." ujar Maudy.

"Gue tahu kali, Dy. Tapi lo cobain aja dulu, siapa tahu ketagihan. Makan seblak yang super pedas itu, pasti bakal bikin perasaan lo lebih baik lagi. Percaya sama gue." jelas Jessi dengan percaya diri nya.

Jeyna merasa pendapat Jessi itu sama sekali tidak ada benarnya. Ia pun mencubit pelan tangan Jessi, "Jey nggak setuju sama pendapat Jessi. Yang ada Maudy bakal sakit perut, Jessi!"

"Gue pesan seblak aja Ris, sambal nya super pedas ya!" seru Maudy yang membuat Jeyna menatap nya terkejut. Tentu saja. Maudy sama sekali tidak menyukai pedas, lalu mengapa sekarang gadis ini sangat nekat sekali?

Jeyna menatap Risa yang hendak pergi memesan makan, "Risa, seblak punya Maudy sambal nya sedikit aja. Kalau yang pedas, nanti Maudy sakit perut."

"Nggak pa-pa, Jey. Sesekali gue mau nyoba makan pedas. Lo nggak perlu khawatir." ucap Maudy yang langsung diangguki oleh Risa. Ia pun segera memesan semua pesanan ketiga sahabat nya. Toh, Risa anak nya hanya menurut saja.

Jeyna menatap sekitar Kantin. Entahlah, ia seperti tengah mencari seseorang. Siapa lagi jika bukan Jefan. Ia menghela nafas pelan karna tersadar akan sosok pria itu yang sama sekali tidak ada di Kantin. Padahal, tadi ia melihat pria itu pergi keluar dari Kelas. Lalu, kemana pria itu pergi?

Ah, sudahlah. Jeyna terlalu mengharapkan hal itu. Tidak seharusnya ia seperti itu, toh Jefan bebas akan pergi kemana saja, tanpa sepengetahuan Jeyna. Karna Jeyna pun bukan siapa-siapa nya dia. Tiba-tiba saja, ada seseorang yang duduk di kursi sebelah Jeyna. Hal itu membuat Jeyna segera menoleh kearah nya. Bara, pria itu yang baru saja duduk di sebelahnya.

"Bara mah, ngagetin aja kerjaan nya." ucap Jeyna sembari mengerucut kan bibir nya sebal.

Bara terkekeh pelan, "Gue ikut duduk disini ya? Lagi males bolos nih gue."

"Nggak boleh! Ngapain sih lo kesini?" tanya Jessi yang masih sibuk memainkan ponsel nya.

"Ya gue mau tau aja kegiatan kaum hawa waktu makan itu gimana, pasti sambil ghibah kan!" cibir Bara, ia pun segera membuka krupuk yang ada di hadapan nya.

Maudy mengangkat wajah nya, "Bukan ghibah, Bar. Tapi review. Mengutarakan pendapat kita tentang seseorang yang kita bicarakan."

"Sok baku lo, Dy! Tapi ya tetap aja, kalian nanggung dosa!" ucap Bara sembari menikmati krupuk.

When Loved Someone [ᴏɴ-ɢᴏɪɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang