"Jeno Lo apain lagi anak orang." Ucap renjun.
"Gak gue apa apain, cuma nonjok aja tadi." Haechan menggebrak meja membuat seisi kelas terkejut. Begitupun teman temannya.
"Lo apain Jaemin, Jeno?."
"Gue kan udah bilang tadi. Nonjok."
"Kok Lo tonjok sih?!."
Felix memukul pelan lengan sahabatnya itu. "Kenapa sih Lo?, Suka sama dia?. Bukannya dia secara gak langsung udah lecehin Lo ya Chan." Wajah haechan kembali suram.
"Tau lah pusing pala barbie ini." Renjun memutar bola matanya malas kebiasaan.
"Eh gue ke toilet bentar ya."
"Mau gue temenin gak Chan?." Haechan menggeleng.
"Gak usah Lo jaga mereka berdua aja Jen."
"Tapi lo—
"Gue gak papa Jeno, hanya sebentar." Jeno akhirnya mengangguk.
"Haechan!."
Haechan berhenti berjalan dan menengok kebelakang dimana ada Mark yang tengah berlari menghampirinya. "Ya?."
"Eh Lo kan Deket tuh sama Jeno, bagi kontaknya dong." Haechan bersedekap dada sambil melihat kearah Mark intens.
"Buat apa ya?, Gue gak kenal sama Lo dan gue gak akan kasih nomor Jeno kesembarang orang."
"Yaelah ayolah, Lo gak tau siapa gue?, Gue ketua basket di sini."
"Apa bayarannya kalo gue kasih nomornya Jeno?."
"Apapun, apa aja boleh pliss bagi kontak nya Jeno ya Chan."
"Sip nanti gue kirim."
Baru saja haechan akan berbalik tangannya sudah terlebih dahulu ditahan oleh Mark. Membuat haechan mendengus. "Apalagi?!."
"Emang Lo punya nomor gue?." Haechan terdiam bener juga.
"Ah rese banget Lo, yaudah nih simpen nomor gue." Mark segera mengambil hp haechan lalu mengambil hp nya memfoto nomor haechan.
"Kenapa di foto? Oh Lo mau nyebar nomor gue ya?!."
"Jangan asa nuduh kampret, biar cepet aja. Btw thaks ya." Mark sudah berlari menjauhi haechan.
"Dih, padahal gue belum ngasih nomornya Jeno." Haechan mengisikan bahunya.
"Astaga!, Lo ngagetin aja!."
"Ngapain tadi sama Mark?." Haechan menatap Jaemin bingung.
"Lo liat?." Jaemin ngangguk.
"Kepo." Haechan segera berlari menjauhi Jaemin membuat jaemin berdecak kesal.
"MARK LEE."
"GAK USAH TERIAK ANJING."
"LAH LO JUGA TERIAK?!."
hyunjin membekap mulut Mark beserta Jaemin itu, ngomong ngomong malu woy, diliatin seisi kelas. Kemana harga diri orang ganteng. Masa teriak teriak kek anak cewe.
"Berisik anjing. Lo pikir ini pasar hah?!."
Jaemin menepis tangan hyunjin kasar. "Mark Lo mau rebut haechan dari gue ya!." Mark mengkerut kan dahinya.
"Apaan gak ya, orang gue naksirnya Jeno gimana ceritanya gue gebet haechan juga."
"Terus barusan Lo ngapain sama haechan berduaan di tengah koridor?."
Mark tertawa ngakak. "Kenapa cemburu Lo?." Jaemin mendengus. "Hah kapan Lo ketemu haechan Mark?."
"Tadi."
"Yaa terus ngapain." Ucap jaemin hampir aja menoyor kepalanya Mark kalo gak mark tahan tuh tangan.
"Sabar anjing, tadi gue cuman minta nomornya Jeno aja, oh ya! Seharusnya Lo terimakasih sama gue." Jaemin mengkerut kan dahinya.
"Buat apa lagi."
Mark merogoh saku celana abu abunya itu, lalu mencari sesuatu didalam ponselnya. "Anjir ini beneran nomornya haechan?!!." Mark mengangguk sembari tersenyum sombong.
"Gilaa kirim ke gue gece!."
"Sip."
Hyunjin hanya menyimak saja ambil nyemil keripik kentang. "Lah gue sih kapan ya, dapet nomornya bebeb." Gumam hyunjin sambil mendengus lalu mengalihkan atensinya kearah bawah yang dimana anak sekolahan tengah bermain bola.
"Hyunjin tolol!, Di panggilin kagak nyaut nyaut."
Hyunjin terlonjak kaget saat Jaemin sudah berdiri disampingnya sambil teriak memanggilnya. Di telinga.
"ANJING NGAGETIN AJA, KALO GUE KENA SERANGAN JANTUNG GIMANA?." Mark cekikikan aja. Suka aja gitu gangguin hyunjin yang notabe nya temen kecil nya dari orok.
"Itutuh, ada si Felix." Ucap jaemin menunjuk menggunakan dagunya. Lalu cepat berdiri. Ternyata ada haechanya juga.
"Lah ada baby bear gue juga nih, swit swit ngapain neng." Ucap jaemin menaik turunkan alisnya.
Hyunjin menendang kaki Jaemin, Jaemin mendelik. "Dia sekelas sama kita Jaemin, waah kelewatan bego nih orang." Jaemin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Felix sama haechan memandang aneh kearah mereka berdua. "Guys gue cabut dulu, mau ke kelas." Ucap Mark. Hyunjin mengangguk.
Lalu hyunjin merangkul Jaemin memasuki kelasnya. "Jaem bayar uang kas " ucap haechan pelan sepertinya energinya hari ini sudah habis. Jaemin mendongak sembari tersenyum.
Lalu menyerahkan selembar uang berwarna merah ke haechan. Lalu haechan menerimanya dan mencatat di buku catatan uang kas.
"Bin, Lo juga bayar."
"Eh ada haechan, hehe ntar ya lagi kere nih." Haechan menghela nafas lalu mengangguk. Soobin memandang bingung kearah haechan yang sudah ingin menagih uang ke anak kelas.
Tumben biasanya koar koar. Batin soobin.
"Chan, udah lah nanti besok aja kasian lo nya." Haechan cekikikan. "Gpp lix, nanggung." Felix memutar bola matanya malas. Jaemin yang melihat itupun kasian lalu berdiri berjalan kearah meja guru.
Menggebrak meja itu keras, membuat seisi kelas hening. "KALIAN SEMUA HARGAI BENDAHARA KITA, DIA CAPE NAGIHIN UANG KAS KALIAN YANG SELALU NUNGGAK!. INI JUGA DEMI KELAS KITA sekarang bayar!!." Eh semua langsung aja menghampiri haechan untuk membayar uang kas. Haechan kewalahan karena serangan mendadak dari para anak kelasnya. Begitupun Felix yang susah menahan anak kelas untuk satu satu.
Jaemin tersenyum senang.
Gombal pt. 1
TBC
Kangen work MARKNO?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush -markno✓
Teen FictionKisah ke-empat remaja yang berusaha untuk mendapatkan crush nya masing - masing, sehingga melakukan berbagai cara apapun untuk mendapatkan pujaan hati mereka. Bxb ©cutearaa_