3

5.1K 543 40
                                        

Hyunjin terhuyung kedepan saat banyak seseorang yang tidak sengaja menabrak dirinya, yang kebetulan berada disamping sedangkan Jaemin yang berada di tengah menahan hyunjin agar tidak terjatuh.

"Woy kalo jalan liat - liat dong ah!."

Jaemin dan Mark tertawa mendengarnya. "Eh itu mereka semua pada ngapain ngumpul di lapangan tuh." Mark menggidikan bahunya.

"Tapi kayak nya, cuma Uke sama perempuan aja deh." Lanjut hyunjin.

"Eh mereka semua ngapain?."

Mark, Jaemin, hyunjin yang melihat geng ukestars lewat hanya melihat sembari menguping pembicaraan mereka.

"Katanya sih ada anak baru, ganteng." Ucap renjun.

"Anjir beneran?." Ucap Felix menggebu. Renjun mengangguk.

"Felix, gue tau apa yang Lo fikirin. Tapi kalo Lo berani ngelakuinnya gue kurung Lo." Ancam Jeno, membuat Felix mendengus. Haechan justru tertawa mendengarnya.

"Biarin aja Jen, kasian jomblo."

"Yee, emang Lo gak jomblo juga?!!"

"Lo nanya gue?, Terus gue nanya siapa?."

"Sialan." Renjun dan haechan tertawa ngakak. Sedangkan Jeno hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan absurd teman temannya.

"Anak baru?." Ucap hyunjin.

"WEH ANJIR, ITU BUKANNYA SI ALAY??!."

Teriakan Jaemin mampu membuat geng ukestars berhenti berjalan lalu membalikan badannya menatap kearah segerombolan Mark.

"Hah alay?."

Jaemin mengangguk. "Lai guanlin, maksudnya." Nah sekarang hyunjin dan Mark yang melotot kaget.

"MARK, HYUNJING, JAEMIN."

Guanlin dadah - dadah didepan sana. "Anjing, kenapa Nama gue Mulu yang selalu tuh alay salah sebutin." Gerutu hyunjin.

Jaemin dan Mark mengacuhkan hyunjin yang tengah menggerutu itu lalu berlari kearah guanlin yang tengah berlari juga. Kek India aja ya. Akhirnya mereka bertiga berpelukan layaknya Teletubbies.

"Gak, ngajak gue nih sialan emang."

Guanlin melepaskan pelukannya, lalu beralih kearah hyunjin. "Gue Miss Lo, Jing!." Hyunjin menyambut pelukan guanlin.

"Omongan Lo dari dulu gak pernah bener, kapan berubah nya sih percuma sekolah diluar negeri kalo bahasa Lo gak manusiawi."

"Yee, gue kan like ngatain you." Hyunjin berdecak, Jaemin merangkul guanlin lalu berjalan meninggalkan Mark dan hyunjin.

"Weh bangsat jangan tinggalin gue sama setan ini." Teriak Mark.

"Bangsat Lo ngatain gue setan huh?!!." Hyunjin berlari mengejar Mereka bertiga. Rombongan ukestars terbengong melihatnya.

"Jadi– anak baru tadi kenal sama rombongannya Mark?." haechan menggididkan bahunya acuh.

"Jangan deketin lix, kalo udah kenal sama rombongannya Jaemin itu gak bener semua." Felix pundung dengernya.

"Jen."

"Hm."

"Diem aja dari tadi kenapa?." Jeno menoleh kearah renjun, lalu menggelengkan kepalanya. "Ayo kekantin."

Jeno menarik tangan haechan dan renjun, Felix yang masih pundung hanya berjalan mengikuti mereka dari belakang.

"Anjay Lin, gue gak nyangka kita bakal bareng ber empat lagi." Guanlin tersenyum.

"Bonyok pindah kerjaan jadi ya u know lah."

"Berapa lama Lo disini?." Tanya Mark sambil memakan baksonya.

"Ya sampe lulus lah, tanggung kalo gue pindah lagi." Jaemin mengacungkan jempolnya, lalu memakan nasi gorengnya.

"Mereka siapa?." Jaemin, Mark, dan hyunjin menoleh kearah guanlin tunjuk.

"Oh, primadona biasa" ucap Mark, guanlin mengangguk sembari memberih ria.

"Itu yang boncel siapa namanya?." Mark, Jaemin, hyunjin tersedak mendengarnya.

"Boncel yang mana Lo?!, Ada dua orang yang gak tinggi." Sungut Jaemin. Guanlin memandang bingung kearah temannya itu.

"Itu yang sebelahnya bule." Jaemin mengangguk paham, lega dia kira si haechan.

"Itu renjun namanya."

"Renjun ya? Kok manis."

"Mau gebet?." Guanlin mengangguk. Mark tersenyum misterius.

"Mau bikin rencana?." Ucapan Mark membuat tatapan Jaemin, hyunjin, guanlin menatap serius kearah nya.

"Maksud lo?." Tanya hyunjin.

"Kita punya crush masing - masing kan?." Mereka bertiga mengangguk.

"Kita deketin mereka diwaktu yang sama, kita tarik crush kita dan kita buat mereka jauh terlebih dahulu."

"Terus?." Ucap jaemin yang mulai serius.

"Buat mereka luluh, kalo kita bisa dapetin mereka kita ngedate bareng gimana?." Mereka sedikit menimang ucapan Mark tadi.

Mereka mengangguk, "setuju." Mereka tertawa setelahnya.

"Mereka emang gila." Dengus haechan.

"Jen, Lo dari tadi merhatiin siapa si?." Tanya Felix yang memang sedari tadi memerhatikan Jeno yang gelagatnya aneh.

"Emang gue ngeliatin siapa?." Felix berdecak malah nanya balik gak seru.

Mark melirik kearah Jeno dan pas banget pandangan mereka bertemu, Mark mengerlink manja ke Jeno, membuat Jeno mengalihkan tatapannya.

"Gue ketoilet dulu, kalian hati - hati kalau ada apa apa segera hubungin gue." Renjun mengacungkan jempolnya.

"Ini kesempatan kita, gue bakal ikutin Jeno kalian samperin mereka."

"Sip."

Mark berlari kecil mengikuti langkah Jeno yang akan menuju kearah toilet itu, sedangkan para tiga cogan itu sudah duduk disamping crush nya masing - masing.

"Ngapain kalian kesini!." Ucap haechan kesel, yang dimana Jaemin slalu menyenderkan kepalanya dibahunya.

"Jin tangan Lo." Felix menepis tangan hyunjin yang berniat merangkulnya.

"Lo anak baru itukan?, Ngapain Lo bareng sama mereka berdua." Ucap renjun setenang mungkin.

"Hm, oh mereka, temen gue dari SMP."

"Pantes." Gumam renjun.

Jeno berhenti berjalan, dia ngerasa kalo ada yang mengikutinya. Tapi dia acuh dan kembali jalan lalu belok kekiri dan masuk kedalam salah satu bilik disana.

Mark berhenti tepat didepan pintu kamar mandi yang didalamnya ada Jeno. Jeno kembali membuka pintu lalu terkejut saat Mark tengah menatapnya.

"Ngapain Lo disini?." Bingung Jeno.

"Jeno.." Jeno mengerutkan dahinya ia bingung kenapa Mark memanggil namanya.

"Ya?."

"Lo manis, jadi pacar gue ya." Mata Jeno membulat sempurna, saat satu kecupan mendarat di bibirnya, biar dijelasakn BIBIRNYA!!.

Jeno mendorong Mark dengan kasar. "Bangsat! Maksud Lo apa!." Mark tersenyum miring.

"Gue suka sama Lo, jadi mulai sekarang Lo pacar gue gak ada bantahan." Mark menepuk pucuk kepala Jeno berulang kali.

"Belajar yang rajin sayang, nanti pulang gue tunggu diparkiran." Setelah melakukan hal yang tak terduga Mark segera meninggalkan Jeno yang masih dalam mode terkejutnya.

Jeno mengusap kasar bibirnya. "Sialan." Desisnya lalu segera pergi meninggalkan area toilet.

TBC

Gila lama juga y gak up hehe

Jangan lupa Voment ya.

Crush -markno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang