Canggung itu lah yang mereka rasakan saat di interogasi oleh Felix dan juga renjun tentunya, sedangkan guanlin dan hyunjin duduk anteng tidak jauh dari sana melihat teman - temannya dari depan.
"Jelaskan." Mata Felix menukik tajam kearah Jeno dan juga haechan. Haechan memutar bola matanya malas
"Jelasin apasih?! Gue baru bangun tidur anjir pusing nih kepala."
Jeno menoleh. "Tiduran aja lagi kalau pusing mah, jangan hirauin setan itu." Mata Felix membulat.
"Setan?!, Heh bangsat yang setan tuh elo ya! Gara gara suara desahan Lo itu gue sampe gak bisa tidur!." Ucap Felix menggebu.
Haechan yang baru aja menjatuhkan kepalanya dibahu Jeno kembali menegakan badannya dengan mata yang melotot juga.
"Jen?! Astaga apa yang Lo lakuin!!."
Jeno gelagepan saat haechan menuding - nudingnya. Jaemin yang disamping nya haechan menarik pemuda itu untuk kembali duduk tenang.
"Gu-gue gak ngapa - ngapain!." Kilahnya.
"Mark Lo harus jelasin!." Kini haechan yang mengintrogasi mereka. Mark menunjuk dirinya sendiri.
"Apa yang perlu gue jelasin?."
"Jangan pura pura bodoh Lo anjing." Ngegas renjun.
"Ya menurut kalian apa?." Bukannya jawab Mark malah nanya balik. Felix dan renjun saling pandang.
"Lo ngewe bareng Jeno?." Ucap Felix dan renjun barengan. Haechan keselek ludahnya sendiri. Jaemin menepuk nepuk pundak haechan pelan.
"Anjir siapa yang nusuk?!!." Pekik haechan saat keselek nya udah reda. "Kok gue gak denger apa - apa ya?." Lanjut haechan lagi.
"Telinga Lo udah gue pasang handset." Haechan noleh kearah Jaemin. "Berarti Lo denger dong." Jaemin mengangguk.
Wajah Jeno memerah karena malu, anjir mana dia inget banget teriakannya kenceng mana kamarnya gak kedap suara lagi.
"Jen astaga ini beneran Lo kan?." Haechan memegang dahi Jeno, namun tidak panas sama sekali.
"Dia duluan yang dorong gue ke ranjang Chan!, Jadi ya ya gitu khilap." Haechan menggeleng tidak percaya.
"Astaga anak prawan gue udah gak perawan lagi." Haechan mengusap sudut matanya pura - pura menangis, padahal mah emng iya.
"Gue kecewa sih Jen." Lanjut haechan.
Jeno diem. "Masalahnya orang tua Lo percayakan Lo sama gue, akhh kenapa jadi kebalik sih! Harusnya kan orang tua gue yang ngomong gitu sama Lo ini kenapa jadi gue yang harus jagain Lo, benar sih kata Felix Lo anak setan." Nafas haechan memburu karena nyerocos panjang lebar.
Jeno mencibik. "Gue kan anak satu - satunya ya jadi wajar dong, Lo kan sepupu gue." Haechan mendengus.
"Nganggep sepupu juga akhirnya, bukan mantan lagi?." Jeno senyum doang.
"Mark minta duit." Ucap haechan mengadahkan tangannya kearah Mark. "Lah anjir gue bukan bapak Lo, sama Jaemin aja sih." Dengus Mark.
Haechan berdecak pinggang. "Lo udah janji mau nanggung semua jajanan gue disini yak!." Mark memutar bola matanya malas, masih aja di inget.
Mark akhirnya mengeluarkan tiga kertas berwarna merah dengan kertas berwarna biru satu. Haechan tersenyum sumringah.
Tiga ratus limapuluh sudah berada di genggaman haechan. "Yuk jaem, kita jajan tapi nanti kalo kurang pinjem punya Lo dulu ya hehe tapi nanti bayar nya dari Mark." Jaemin ngangguk sambil senyum aja.
Mark tersenyum miris, uang jajannya dan untungnya dia bawa banyak sih mwuwhwhe
"Gila anjrit Lo ngasih duit cuma cuma banget, hanya karena nomor hp jeno." Jeno yang di bawa - bawa noleh dong kearah hyunjin.
"Hah, nomor gue? What! Jadi haechan yang ngasih nomornya ke Lo?!." Mark ngangguk doang, lalu berdiri.
"Mau ikut gue?." Tanyanya pada Jeno.
"Kemana? Gue lagi capek ah gak bisa jalan terlalu jauh juga."
"Gue gendong."
Mark udah jongkok didepan Jeno, Jeno diem dulu Mandang punggung kokoh milik Mark lalu melirik kearah temannya, Felix dan renjun.
Lalu segera Jeno naik dan digendong oleh Mark berjalan keluar dari kamar milik renjun. "Tsk, gak nyangka aja gue, Jeno yang galak yang selalu overprotektif ke kita jadi gini?." Ucap Felix.
Renjun menggidikan bahunya. "Ke haechan aja kali yang berlebihan." Ucap renjun.
"Yang mau jalan - jalan?." Felix yang mukanya masih kesal mendadak tersenyum seneng, lalu mengangguk.
Hyunjin ikut tersenyum dan menggenggam tangan Felix keluar dari dalam kamar renjun dan guanlin.
"Kita gimana?." Tanya guanlin.
"Males keluar, males juga ketemu anak - anak sebelah." Guanlin mengangguk.
"Lo masih laper gak?."
"Sedikit sih, kenapa?." Guanlin tersenyum.
"Masak mie Sabi kali berdua, nanti makan sambil liat pemandangan ples gue nyanyiin entar." Renjun sedikit menimangnya lalu akhirnya mengangguk.
"Kuy lah."
Tbc
Voment eungg
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush -markno✓
Ficção AdolescenteKisah ke-empat remaja yang berusaha untuk mendapatkan crush nya masing - masing, sehingga melakukan berbagai cara apapun untuk mendapatkan pujaan hati mereka. Bxb ©cutearaa_