1💌 : Meet Again

293 63 15
                                    

Happy reading!
Typo bertebaran guys!

•<><><>•

Drrtt ... drrtt ... drrtt ...

Suara getar sebuah handphone yang ada diatas meja kerja, seorang gadis dengan rambut dicepol belakang tersebut mengambil handphone berwarna putih dengan logo apple tersebut kemudian menggeser pelan tombol hijau yang ada di layar.

"Halo, Assalamualaikum. Kenapa, pak?." Tanya gadis itu.

📞 Waalaikumsalam. Yar, kamu kapan pulang?

"Sebentar lagi, pak. Kenapa? Bapak mau nitip dibeliin apa pas Yara pulang nanti?." Ujar gadis itu yang tak lain adalah Yara.

📞 Ngga, bapak ngga pengen apa - apa kok.

Yara mengerutkan keningnya bingung sekaligus heran "Tumben, biasanya bapak sama ibu kalau nelfon Yara pasti ada maunya."

📞 Ngga ihh ... jangan Suudzon kamu.

"Terus ngapain nelfon?." Tanya Yara.

📞 Nanti malem temennya bapak mau main ke rumah. Ini temen lamanya bapak jadi bapak minta ibu masak macem - macem makanan, kamu bisa kan pulang cepet hari ini? Bantuin ibu kamu itu loh masak kesian soalnya kebanyakan kalau dikerjain sendiri.

Yara terkekeh pelan, benar saja dugaannya bapak dan ibunya pasti menelefon saat membutuhkan atau menginginkan sesuatu.

"Iya, sebentar lagi Yara pulang kok."

📞 Ohhh iya ya. Hati - hati di jalan, jangan ngebut - ngebut bawa mobilnya.

"Iya, pak. Yara tutup dulu ya ... Assalamualaikum." Ucap Yara.

📞 Waalaikumsalam.

Yara menutup telfon tersebut kemudian membereskan barang - barang pribadi miliknya seperti handphone, laptop dan beberapa buku anak - anak yang belum selesai ia periksa tadi.

Yara Qiandra, gadis cantik dengan kulit putih pucat yang kini berprofesi sebagai guru Matematika di salah satu SMA di Bandung. Usia Yara kini menginjak 25 tahun dan Yara masih lajang, catat lajang. Bapak dan ibu Yara di rumah sering mengomel tentang hal ini, entah itu menyindir halus dengan membicarakan anak tetangga atau terang - terangan meminta Yara untuk menikah.

Diusianya yang sekarang Yara memang sudah terbilang layak untuk mulai membangun rumah tangga dan berkeluarga. Selain usia Yara yang cukup, Yara juga memiliki karir yang bagus dan wajah yang tidak terlalu buruk. Tapi, yang membuat bapak dan ibu Yara heran adalah gadis itu terlalu betah melajang.

Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam, Yara pun sampai di rumah. Rumah dengan nuansa kayu dan tanaman, rumah yang masih sama seperti saat pertama kali Yara pindah ke Bandung. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Yara pun melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." Ucap Yara sambil membuka pintu.

"Waalaikumsalam. Udah pulang kamu, nak. Gimana tadi di jalan macet?." Ujar Bapak pada Yara.

Yara menggelengkan kepalanya "Ramai lancar, pak."

Bapak mengangguk.

My Wife Is Secret Admirer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang