3💌 : Yes!

227 61 19
                                    

Happy reading!
Typo bertebaran guys!

•<><><>•

Sudah 2 hari sejak kejadian makan malam itu dan artinya sudah 2 hari juga sejak kejadian perjodohan mendadak itu, tapi Yara belum bisa memberikan jawaban. Yara benar - benar bingung sekarang karna bapak dan ibunya sedikit mendesaknya, bapak dan ibunya Yara sepertinya sangat menyukai Gibran.

"Ibu, ini tugasnya." Ucap Manda salah satu murid Yara yang datang untuk mengantarkan tugas.

"Oh ... simpan disini. Makasih ya ... maaf jadi ngerepotin." Balas Yara.

"Iya sama - sama, ibu." Ucap Manda lalu pergi meninggalkan ruang guru.

Yara kembali melamun, Yara tidak bisa mendapatkan petunjuk apapun dan Yara benar - benar tidak bisa mengambil keputusan.

"Ngelamun aja." Tegur bu Fitri salah satu guru sekaligus senior Yara.

Yara tersenyum tipis.

"Kenapa?." Tanya bu Fitri.

Yara menggelengkan kepalanya "Ngga kenapa - napa kok, bu."

"Lagi galau ya?." Tebak Fitri. "Sini cerita sama ibu."

Yara terdiam sebentar, mungkin tidak ada salahnya Yara bercerita lalu meminta saran pada bu Fitri yang sudah berpengalaman mungkin saja ini akan sedikit membantunya.

"Ibu dulu nikah umur berapa?." Tanya Yara.

Setelah mendengar pertanyaan Yara, bu Fitri pun terkekeh pelan "Saya dulu nikah sekitar umur 19 tahun." Yara membulatkan matanya terkejut.

"Kaget ya? Tapi jaman saya dulu gitu. Nikah cepet, laki - laki pilihan orang tua. Kalau jaman sekarang kan enak, bisa pacaran dulu, kalau jaman saya dulu ngga ada yang kaya gitu." Ujar bu Fitri.

Yara pun menganggukan kepalanya mengerti.

"Kenapa? Kamu udah disuruh nikah ya?." Tanya bu Fitri dan Yara pun menganggukan kepalanya malu.

"Udah ada calonnya?."

Yara menggelengkan kepalanya "Yara dijodohin, bu." Jawab Yara.

"Terus?."

"Yara belum jawab terima atau ngga, Yara lagi bingung." Jawab Yara lagi.

Bu Fitri tersenyum, bu Fitri faham bagaimana pemikiran anak jaman sekarang yang hanya mementingkan karir ketimbang kebahagiaan.

"Memang sekarang bukan jamannya lagi main jodoh - jodohin anak, tapi ngga ada salahnya kamu terima. Karna kadang pilihan orang tua biasa bagus." Terang bu Fitri sambil terkekeh.

"Ibu juga dulu sama suami ibu ngga saling suka. Tapi, seiring berjalannya waktu semua itu akan hadir dengan sendirinya. Karna rasa cinta itu bisa datang karna terbiasa." Lanjut bu Fitri.

Yara menganggukan kepalanya setuju, Yara tau bagaimana Gibran. Pria itu terlalu cuek, dingin dan irit bicara tapi walaupun begitu Yara yakin kalau Gibran bukan pria yang suka menyakiti perasaan wanita.

"Kamu fikirin dulu aja."

"Iya, bu. Kalau gitu, Yara pamit pulang duluan ya ... bu." Ucap Yara.

My Wife Is Secret Admirer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang