5💌 : Seserahan

226 54 39
                                    

Happy reading!
Typo bertebaran guys!

•<><><>•

Hari sabtu adalah hari libur untuk Yara, maklum karna ia seorang guru jadi ia ikut jadwal libur para muridnya walaupun sebenarnya ia tetap bekerja hanya saja ia bekerja dari rumah dan tidak mengajar. Jam menunjukan pukul 08.00 pagi dan Yara masih asyik berkutat di dapur sedangkan bapak dan ibu sepertinya masih tidur, Yara memasak nasi goreng untuk kedua orang tuanya sedangkan Yara hanya sarapan roti bakar saja karna Yara tidak ingin sarapan yang ribet.

"Bikin apa, nak?." Tanya Ibu saat melihat anak gadisnya tengah sibuk di dapur.

"Ibu udah bangun, Yara lagi bikin sarapan." Jawab Yara.

Ibu tersenyum mendengar jawaban Yara lalu ibu mengusap kepala Yara pelan.

Tuk ... tuk ... tuk ...

"Permisi." Ucap seseorang dari luar rumah.

"Siapa yang dateng pagi - pagi gini?." Tanya Yara.

"Biar ibu yang buka, kamu lanjut masak aja." Perintah ibu dan diangguki oleh Yara.

Ibu berjalan keluar dapur dengan sedikit terburu - buru lalu membuka pintu rumahnya.

"Loh? Sania, mari masuk." Ucap ibu.

Sania pun tanpa banyak bicara masuk lalu duduk di ruang tamu.

"Ada perlu apa pagi - pagi kesini?." Tanya ibu.

Sania tersenyum "Maaf kalau saya datang terlalu pagi, apa saya mengganggu?." Ujar Sania.

"Ngga kok, memang nya ada perlu apa ya?."

"Begini, hari ini saya mau ngajak Yara buat belanja seserahan, kamu juga ikut ya." Ucap Sania.

"Siapa, bu?." Tanya Yara sambil berjalan ke arah ruang tamu.

Langkah Yara terhenti saat melihat Sania, Yara membulatkan matanya terkejut karna melihat calon ibu mertuanya datang dan yang membuat Yara malu.

"Ehhh ... ada Yara, sini duduk." Ucap Sania saat melihat Yara.

Yara tersenyum canggung tapi Yara berjalan perlahan ke arah ruang tamu dan akhirnya duduk di samping ibunya.

"Gimana? Bisa ngga? Yara sibuk ngga hari ini?." Tanya Sania bertubi - tubi.

Yara menatap ibunya meminta penjelasan karna Yara sama sekali tidak mengerti apa yang Sania bicarakan.

"Mama Sania mau ngajak kamu buat belanja seserahan hari ini, kamu bisa kan?." Jelas ibu.

Yara mengangguk faham kemudian tersenyum menatap Sania "Yara bisa kok, tante." Jawab Yara.

"Yaudah yuk berangkat kalau gitu." Ajak Sania sambil bangkit dari duduknya.

"Tante, mall nya belum buka. Ini masih pagi." Yara mengingatkan Sania karna biasanya mall di buka pukul 10 atau 11 siang.

"Oh iya." Balas Sania kemudian terkekeh pelan.

"Udah sarapan belum? Kalau belum kita sarapan bareng aja." Ajak ibu dan tanpa fikir panjang Sania menyetujui ajakan ibu.

Mereka berempat akhirnya sarapan bersama, Yara bisa melihat bagaimana ramah dan hangatnya calon ibu mertuanya tersebut. Walaupun umur Sania tidak muda lagi tapi menurut Yara, gaya Sania masih tetap modis dan wajahnya terlihat awet muda. Kini Sania, ibu dan bapak tengah asyik membicarakan soal urusan pernikahan Yara dan Gibran

Yara dan Gibran akan menikah menggunakan adat Jawa, sebenarnya ini adalah kemauan bapak. Yara kira Gibran dan Om Tommy akan menentang ide bapak, tapi ternyata mereka setuju - setuju saja. Yara sendiri mengerti kenapa bapak ingin sekali Yara menikah dengan adat Jawa hal ini karna keluarga besar bapak benar - benar masih menjaga adat dan tradisi Jawa jadi sepertinya bapak ingin Yara meneruskan apa yang sudah keluarga besarnya lakukan.

My Wife Is Secret Admirer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang