Paginya aku sedang memakan sarapan yang berada dimeja makan bersama keluargaku.
"Nanti kamu Papa antar sampai perempatan aja yaa" ujar Papaku memecahkan susana yang hening tadi.
"Bri sama Mama aja, Pak" potong Mamaku.
"Kan Mama banyak urusan di Restoran, Bri sama Papa aja" ujarku, lalu diyakan oleh Mama.
Selesai makan aku langsung menuju keluar rumah dan menunggu Papaku yang masih sibuk menggunakan sepatunya.
"Byee...Maa..." aku lalu melambaikan tangan kearah Mamaku yang sedang membuka pintu mobilnya.
Sesampainya ditempat tujuan benar saja Papa menurunkanku diperempatan alhasil aku harus berjalan untuk sampai kesekolah.
"Disini aja yaak nak" aku membalasnya dengan anggukan lalu Papa menyodorkan tangannya agar aku mencium punggung tangan itu, setelah itu aku langsung bergegas berjalan menuju sekolah, di tengah perjalanan dari arah belakang terdengar seperti suara motor sport menghampiriku.
"Barengan aja yok!" ujar seorang pria yg berada di motor itu.
"Nggak ah, dah dekat" balasku sambil mengerutkan dahi karena bingung.
Lalu aku mempercepat jalanku, ia pun mengikutiku dari belakang, Aku yang merasa risih dengan suara motor itu langsung berhenti dan membalikan badan kearahnya.
"Siapa sih?, reseh bet jadi orang" ucapku lalu mencoba menggapai helm yang menutupi kepalanya itu.
"BUKA NGGAK!! BUKA!!" Aku memaksa membuka helm full face tersebut tapi pria itu malah menjauhkan kepalanya.
"Oh nantangin, belum tau yaah siapa aku?, okeee.." aku lalu langsung mengangkat lengan bajuku lalu berjinjit untuk menggapai helm tersebut tapi kakiku malah tersandung.
Pria itu langsung melingkarkan tangan kanannya di pinggangku, kali ini jarak wajahku dan wajah pria yg masih menggunakan helm itu sangat dekat, walaupun wajahnya tidak terlihat tapi jantungku berdetak begitu cepat karena tatapan yang ia keluarkan dari matanya yang indah itu sangat tajam sampai menusuk hati (hhmm terlalu lebay).
Aku menatap matanya secara bergantian, Pria itu lalu menggunakan tangan kirinya untuk menyentuh pipiku.
"Ini kok merah banget?" ujarnya sambil menyentuh pipiku lalu ia membuka helmnya dan turun dari motor itu.
"Kok merah sih?, kamu sakit haa?" tanya Ka Kev sambil menyentuh kedua pipiku dengan tangannya yang dingin.
"Iisshh jangan sentuh tangan kamu kotor, wajahku sensitif" Aku menghempas tangannya dengan kesar dari pipiku.
Langkah pertama aku merasa biasa saja begitu - pun dengan langkah kedua dan ketiga tapi ketika langkah keempat aku merasa seperti tidak nyaman, entah mengapa dengan diriku, Alhasil tanpa berpikir panjang aku langsung berbalik badan dan menatap Kak Kev sambil memayunkan bibir.
"Kenapa?" tanya Kak Kev tapi tidak ku jawab.
"Pengen disamperin?" sambungnya.
"Dih" ucapku lalu kembali membalikkan badan.
"Bri...Brizaah" Panggil seseorang kepadaku sambil melambaikan tangan.
Aku lalu membalas lambaian tangan itu.
"Ke kelas bareng yuk" ajak Zaki.
Pria itu adalah ketua kelas di kelasku.
Ia dipilih menjadi ketua kelas alasannya seperti biasa, dia pintar, dekat sama beberapa guru disekolah, hits, caper juga (Benci banget sama siswa yg kek gini, SUMPAH), sampai dia di gadang - gadang bakal jadi the next of ketua Osis."Nggak, sendiri - sendiri aja" ujarku.
" Ayolah Bri" Tanpa membalas ucapannya aku langsung melangkah untuk menuju ke kelas lalu dia mengikutiku sambil berlari kecil untuk mensejajarkan posisi jalan kita.
"Lo cepat banget jalannya" ucapnya tapi tak dibalas olehku.
"Lo udah belum pr mtk?" Tanyanya.
"Dah" jawabku singkat, sebenarnya aku malas banget ketika ada yang tanya pr aku udah atau belum karena menurutku otak kita kan udah beban banget semalaman ngerjain tuh tugas terus pas paginya berusaha untuk ngelupain tapi malah diingetin.
Aku terus berjalan dengan cepat menuju kelas sambil diikuti zaki yang terus - terusan berusaha mensejajarkan langkah kakinya denganku, tiba - tiba Kak Kev datang menepuk pundak zaki dengan keras membuatnya kaget. jangankan dia aku aja kaget, Kak Kev.
lalu ia masuk diantara aku dan zaki, Sekarang langkah kaki kita seirama.Aku memberhentikan langkahku dan diikuti oleh mereka berdua lalu menengok kearah mereka. "Ini sedang gerak jalan yaakk?" Ujarku lalu mereka membalas dengan menggelengkan kepala, ketika aku mencoba untuk melangkah lagi mereka mengikutiku, aku berhenti diikuti juga oleh mereka.
"Iih kenapa siih ngikutin mulu"kesalku lalu meninggalkan mereka.
"Bri..tunggu" panggil zaki lalu menghampiriku.
"Jangan dekat - dekat" Kak Kev lagi - lagi masuk diantara Aku dan Zaki.
Ketika sampai di depan kelas Kak Kev membalikkan tubuhku.
"Bilang sama gua kalau ada yang gangguin lu, pokoknya gangguin dalam bentuk apapun yaah.." jelasnya dan aku menjawab dengan anggukan.
"Hei Broo.., awas lu kalo gangguin Bri!!!"
ucapnya sambil menapuk pundak Zaki untuk yg kedua kali, lalu pergi meninggalkan kita."Idih sok berani emang lu Bokapnyee, sok jagoan jadi orang sentil dikit aja meriang tuh" ujar Zaki dengan nada suara berbisik.
"WOOYY!!" teriak Kak Kev membuat membuat para siswa yang berada tidak jauh darinya kaget.
Lalu ia langsung menoleh dengan mata tajamnya kearah Zaki, tampak Zaki yang berada disampingku ketakutan.
"BRENGSEK!!!, Beraninya ngomong dibelakang" ujarnya dari tempat ia berdiri sekarang lalu mengambil batu dan hendak melemparkannya kearah Zaki.
"KAK KEVEEEENN!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Temporary
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis yang sedang berlayar di lautan cinta sambil mencari pelabuhan yang tepat untuk Ia menyandarkan Kapalnya. Akankah Ia menemukan Pelabuhan tersebut? Jika Ia sudah menemukannya, apakah pelabuahan itu akan menjadi sandara...