Tanpa basa basi lagi Kev langsung menarik tangan Bri dan berlari menuju tempat dimana sudah terparkirnya motor Kev, dia lalu mengambil helm dari motor itu dan memberinya kepada Bri.
Dengan wajah bingung Bri pun bertanya "Kemana?"
"Kek Pantai"
"Ngapain?"
"Mau nunjukin ke Kamu tempat terindah"
"Aku takut nanti di cariin, nggak usah yaah" balas Bri sambil memberikan kembali helm itu kepada Kev dan hendak melangkah pergi dari tempat itu.
Kev lalu menghidupkan motornya dan menyusul Bri yang berada agak jauh dari tempat parkiran tadi, Dia terus berada di belakang Bri sambil menjalankan motor itu dengan sangat pelan.
Bri mengetahui hal itu tapi dia berusaha tidak peduli dengan apa yang di lakukan oleh Keveen, dia terus berjalan tapi lama - kelamaan dia mulai risih dengan suara motor yang berada di belakannya, Alhasil Bri langsung membalikan tubuh dengan ekspresi cemberut.
Awalnya Keveen tidak menyadari kalau Gadis yang dia buntuti sedari tadi sudah berhenti dan menatapnya dengan ekspresi cemberut karena Keveen hanya memperhatikan jalanan saja.
Sampai akhirnya Keveen sudah berada cukup jauh dari Bri, dan akhirnya dia sadar kalau gadis itu sudah tidak ada di sampingnya, dia langsung melihat di sekelilingnya dan mencari gadis itu.
Bri yang melihat hal itu langsung tertawa, dan Keveen langsung berbalik ketika mendengar suara tertawa itu, dengan ekspresi malu - malu Keveen mulai memundurkan motor dan mensejajarkan dengan tempat Bri berdiri.
Bri masih tertawa mengingat hal itu "hahaha... ngapain ngikutin sih?" Tanya Bri.
"Nanti kalo Papa - ku liat bisa bahaya, di omelin lagi seharian, jadi stop yaahh.. sampai sini aja." Sambung Bri lalu melanjutkan jalannya.
Keveen tidak menyerah sampai disitu dia kembali menyusul Bri dan kali ini dengan tatapan yang fokus ke arah Bri, Bri - pun kembali berhenti dan menatap Keveen dengan tatapan malas.
"Kaaak.. Bahaya.. stop yaah."
"Aku akan berhenti jika kamu berhenti juga memanggil Aku, Kak Kev..Kak Kev..." jelas Kev menirukan gaya bicara Bri.
Belum juga Bri menjawab ucapan itu ponsel nya berbunyi dengan sihap Bri langsung mengangkatnya.
"Iya hallo Pah"
"Naik ojek online aja yaah.., Saya nggak bisa jemput, banyak pekerjaan di Kantor"
"Astaga Papa gimana sih, udah janji loh"
"Ya kan nggak bisa, mau di telponin Abang supaya jemput kamu?"
"Abang sibuk itu, yaah sudah nanti Bri cari sendiri"
"Okey"
Bri lalu menutup telpon tersebut dan melihat Keveen yang masih menunggunya.
"Gimana?" Tanya Keveen sambil menaiki satu alisnya, tidak ada jawaban dari Bri.
"Mumpung kosong, yok" Lalu menepuk - nepukan jok motornya."Nggak ah, nanti di bawa kemana - mana lagi, takut" balas Bri.
"Saya bukan Penculik anak, Brizaaahh.." lontar Keveen.
Bri tidak membalasnya lagi dan hanya menatapnya dengan sangat dalam seperti menselidiki.
"Cepat iih, panas ini, mau jadi ikan asin?"
Tanpa sepengetahuan mereka ada segerombolan geng motor mendekat dan salah satu diantar mereka menepuk pundak Keveen. "Langsung nyusul" bisik pria itu lalu melihat Brizah dan langsung pergi dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Temporary
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis yang sedang berlayar di lautan cinta sambil mencari pelabuhan yang tepat untuk Ia menyandarkan Kapalnya. Akankah Ia menemukan Pelabuhan tersebut? Jika Ia sudah menemukannya, apakah pelabuahan itu akan menjadi sandara...