Only Temporary 11

6 2 5
                                    

Waktunya pulang, semua siswa bersemangat untuk keluar dari kelas sampai - sampai ada yg selama pelajaran berlangsung kerjaannya tidur terus langsung bersemangat ketika mendengar Bel pulang.

Brizah dan Andena sedang berjalan menuruni anak tangga sambil bersendah - gurau lalu mereka melewati ruang kelas Keveen yang kebetulan Keveen sedang berdiri dan melihat kearah mereka dengan wajah yang datar.

Ketika sampai di depan sekolah dan menuruni tangga, Brizah tergelincir hal itu membuat Andena yang berada disampingnya terkejut dan hendak menangkapnya tapi tidak bisa, Keveen yang melihat itu nampak terkejut ekspresinya seperti orang melihat Setan, tapi beruntungnya seorang Pria yang mengenakan helm full face berwarna Navy menyelamatkannya dari insiden itu, netra mereka saling bertemu tidak lama kemudian Bri merasa kalau kejadian ini pernah Ia alami tapi entah kapan dan dimana, Ia lupa (semacam Dejavu)

"Eeh Kulkas makasih yaa, lain kali jangan cuman satu orang doang yang ditolongin yang lain juga" Andena berterima kasih pada Pria itu lalu menyindirnya karena seluruh murid di sekolah itu tau bahwa Pria ini memiliki sifat yang amat sangat dingin, Pria itu lalu pergi menggukan motornya yang tadi sedang terparkir disamping tangga sekolah.

"Dia itu dingin banget Kek es" ucap Andena sambil melihat kepergian pria itu. "eeh lo baik - baik aja?" Bri lalu menganggukan kepalanya.

"Kenapa dia di panggil kulkas?, namanya siapa?"

"Udah panggil aja kulkas nengok pasti, tuh Abang lo, pulang sono" ujar Andena lalu mendorong Bri

"Jatuh loh ini nanti" ucap Bri setelah mengkeseimbangkan tubuhnya yg hampir jatuh untuk ke dua kali.

Bri pun berlari kecil menuju mobil merwarna silver lalu masuk ke dalam mobil itu, di perjalanan tiba - tiba Bri merasa haus dia pun mencari air untuk di minum di dalam mobil tersebut tetapi ternyata air yg di cari tidak di dapatkan.

Dia lalu melihat kearah Abangnya yang sedang fokus menyetir "Bang berhenti di Super Market" pintahnya.

"Ngapain?" Tanya Fathur

Fathur Albiru Antario, Kakak pertama Brizah yang berprofesi sebagai Dokter, dia memiliki alis tebal, kulit putih, tatapan yang mempesona, setiap Perempuan yang melihatnya pasti langsung terpesona, dan dia juga satu - satunya anak Pak Rio yang Religious, orangnya baik banget, dia sangat menyayangi kedua adiknya.

"Hauuusss" balas Brizah sambil memanyunkan bibir dan mengelus lehernya.

  Abangnya lalu memberhentikan mobil mereka di depan Super Market, Bri membuka pintu mobil keluar perlahan sambil melihat Abangnya yang hanya fokus dengan ponsel.

Menyadari dia sedang di tatap oleh Adik Perempuan satu - satunya itu lantas Fathur mengerutkan dahi dan menatap Brizah dengan ekor mata dan sangat tajam seperti tatapan Brizah. "Apa lagi?", Bri tidak menjawab pertanyaan itu tapi di malah memberikan sanyuman yang begitu manis, lalu turun dari mobil dan menutup pintu dengan sangat kencang membuat Fathur terkaget.

"Dasar jail"

Bri lalu masuk di dalam Super Market, bukannya membeli air mineral lalu pulang dia malah berjalan ke arah barisan rak sebelah kanan dimana di bagian rak depan  terdapat berbagai macam coklat, mata Bri langsung berbinar - binar melihat itu rasanya Ia akan mengangkut semua coklat itu untuk di bawa ke rumah.

Sambil memilih coklat yang akan di ambil dia sekali - kali melihat ke arah mobil yang tadi di tumpanginya, lalu dia berjalan kearah Lemari es yang di dalamnya terdapat minuman yang begitu segar - segar.

dari kejauhan Bri melihat seorang Pria yang sepertinya dia kenal, Pria yamg memiliki tinggi badan sekitar 176 cm ke atas. dia mengerutkan dahinya mengingat - ngingat Pria tersebut, dan yah dia sekarang sudah tau siapa Pria itu lantas Bri berlari kecil untuk menghampirinya.

"KULKAAASSS!"

Teriakan itu membuat semua orang yang berada di ruangan langsung melihat ke arah Bri termasuk Pria yang di panggil Kulkas itu, Bri merasa malu dengan tingkahnya.

Bri lalu berjalan pelan kearah Pria yang Ia teriaki tadi, Pria itu mengenakan topi serta masker berwarna hitam tapi walau wajahnya tertutup Bri begitu yakin kalau Pria itu orang yg menolongnya tadi.

"Lo kulkas kan?, yang nolongin Gue tadi di sekolah" tebak Bri lalu menjelaskan insiden di sekolah tadi.

Pria itu lalu melihat kearah Bri sebentar dan membalas pertanyaan Brizah dengan anggukan.

"Makasih yah, Gue tadi nggak sempat terima kasih sama Lo" lagi - lagi Pria itu hanya menganggukan kepala tapi kali ini dia sedang sibuk memasukan barang belanjaannya ke dalam Trolli.

Brizah terus memperhatikan Pria itu, Ia begitu penasaran dengan wajahnya "Gimana sebagai tanda Terima Kasih Gue bayar semua belanjaan Lo"

Mendengar itu Si Kulkas langsung menatap ke arah Bri dan beralih melihat ke arah Trolli belanjaannya dimana terdapat banyak sekali barang - barang kebutuhan rumah.

Bri lalu ikut melihat ke arah objek yang di lihat oleh Pria yang sudah menolongnya, betapa terkejut dia ketika melihat trolli itu sudah hampir penuh dengan kebutuhan rumah tangga "hehehehe lain kali aja yah nanti kapan - kapan kalo Lo butuh Gue, Gue bantuin suueer" dia menunjukan dua jarinya dan tersenyum manis kepada Pria itu.

Lagi - lagi hanya di balas dengan anggukan dan Ia langsung melangkah menuju kasir meninggalkan Bri yang sedaritadi masih penasaran dengannya.

Bri menghela napas panjang dan membuangnya dengan kasar lalu Ia mengambil air Mineral dan kembali menyusul Pria tadi. "Bay the way nama asli Lo siapa sih?, kulkas beneran?". Ia menggelengkan kepalanya.

"Terus kalau bukan Kulkas, kenapa Lo nggak marah pas di panggil Kulkas?"

"Ngapain marah?" Akhirnya dia mengeluarkan suaranya juga.

"Ooh Lo nggak marah yaah?, Gue juga boleh panggil Kulkas?" Tanya Bri sambil melihat Si kulkas meletakan barang belajaannya dimeja kasir.

"Semuanya 1.450.000 Mas" ucap kasir, lalu Si Kulkas mengambil dompet di kantung celana dan memberikan total harga tersebut pada kasir.

"Mas tapi ini kelebihan" ujar Mba kasir setelah menghitung kembali duit yang di berikan.

Langkah Si Kulkas terhenti "Sekalian barang Si Cewek yang di belakang Saya" ucapan itu membuat Bri senang dia tersenyum dan pergi menyusul Si Kulkas yang sudah berada di luar.

Bri mengejar Si Kulkas dan menarik bahunya alhasil Si Kulkas tertarik dan hampir jatuh untung saja dirinya kuat untuk memopang tubuh berototnya, Ia lalu melihat Bri, lagi - lagi Gadis itu berulah.

"Sorry" ucap Bri sambil mengeluarkan tangannya perlahan dari bahu Si Kulkas.

"Makasih untuk kesekian kalinya"


Dari dalam mobil silver Fathur tidak sengaja melihat Adiknya sedang berbincang dengan seorang Pria, Ia lalu mengerutkan dahinya sambil memperhatikan dua orang di depannya itu, tidak lama setelahnya perbincangan itu selesai Bri berjalan kearah mobil sementara Si Kulkas menuju ke arah motornya.

Dalam Mobil.

"Siapa itu?"  Tunjuk Bang Fathur pada Si Kulkas yang sedang memakai helm.

Bri melihat ke arah yang di tunjuk Abangnya "Si Kulkas dia nolongin Aku tadi di sekolah, aku hampir saja jatuh" jelasnya tanpa ragu karna dia tau Fathur akan mengerti hal itu tidak seperti Papanya yang sensi banget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only TemporaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang