Only Temporary 3

17 3 4
                                    

Kak Kev mulai melangkahkan Kakinya kearah Zaki dengan tatapan yang tajam. "Lu banci?, berani ngomong dibelakang Lu banci?"

"JAWAB SETAANN!" bentaknya membuat seisi sekolah kaget.

"Kev!!" Panggil seorang gadis yang datang menghampiri kami dengan teman se - gengnya itu.

Sambil mendorong pelan bahu Kak Kev gadis itu mengatakan "Lo manusia nggak punya hati tau nggak" ujarnya sambil menunjuk Kak Kev tetapi Kak Kev hanya menatapnya dengan tatapan malas.

"Lo ngapain sih berantem sama adik kelas kek gini?" sambungnya lagi.

Sedang fokus melihat drama sekolah hari ini tiba - tiba seseorang dengan sengaja menarik tanganku untuk menjauh dari lokasi tersebut.

"Kenapa dena?" Tanyaku sambil mengambil kursi untuk ku duduki.

Andena adalah sahabat pertamaku di jakarta, orangnya agak di takuti sama siswa - siswa lain di sekolah karna wajahnya yang begitu jutek tapi dia baik banget, siswa lain menjulukinya 'cantik dan berani'.

"Itu Zaki sama Kev kenapa?" tanyanya.

"Yaahh... lo taukan Zaki Kek gimana orangnya, itu salahnya sendirilah masa ngomongin Kak Kev dibelakang" jelasku karena Aku adalah saksi mata kejadian itu.

"Tapi lo nggak pa..." ucapan Dena terhenti karena teriakan siswa diluar kelasnya, Aku dan Dena yang mendengar itu langsung saling menatap dan pergi kuluar kelas.

Ternyata Zaki dan Kak Kev sedang berantem hebat di depan kelasnya, Aku yang melihat itu ingin sekali melerai pertengkaran mereka tapi tanganku digenggam erat oleh Dena.

***
AUTHOR POV

"Kalian berdua ini kenapa sih?, coba jelasin"
Tanya Guru BK.

"Dia ngomongin saya dari belakang, Pak" jelas Keveen.

"Berarti ini salah kamu" tunjuk Guru BK pada Zaki.

"Bapak kan nggak tau saya ngomong apa ke dia, kok saya yang disalahin sih" Zaki membela dirinya.

"Ooh berarti ini salah kamu" Bapak itu kembali menunjuk Keveen.

"Kok Aku sih, yang jelas - jelas salah tuh dia ngomongin orang dari belakang, seorang yang ngomongin orang dari belakang itu sama saja dia memakan daging saudaranya sendiri, Paakk" Keveen mencoba membela diri.

"Emangnya gua makan daging lo?" tanya Zaki Pada Keveen.

"Lo ngomongin gua dari belakang sama aja lo makan daging saudara lo sendiri, Goblok" jelas Keveen dengan nada suara pelan sambil mendorong kepala Zaki.

"GUA NGGAK GOBLOK, LO YANG GOBLOK" Zaki tiba - tiba ngegas dan membuat guru itu kaget

Guru itu lalu menggeplakan meja dan membut keduanya kaget " disini ada Guru, kalian nggak ada sopan - sopannya, tidak menghargai orang tua. mau jadi apa?, kamu Kev walau Ayahmu yang punya sekolah ini bukan berarti kau bisa buat kasus apapun tanpa hukuman, ingat itu!!"

"Saya juga tidak mengharapkan hal itu Pak, kalau Bapak mau hukum saya silahkan"

"Lari keliling lapangan 10 kali"

Mereka sekarang sedang berlari keling lapangan yang ukurannya sangat besar, karna hari ini yang di hukum adalah Ikal jadi hampir setiap gadis yang berada di kelas keluar untuk melihatnya.

"kAK KEV FIGHTING!!" teriak salah satu siswi.

"KAK KEVEEN SEMANGAT KAK" sambung siswi lain.

BRI POV

Dena tiba - tiba masuk ke kelas dan mengajakku untuk keluar.

"Diluar ada apa sih Na?, berisik banget" tanyaku.

"Lo keluar deh saksikan sendiri, susah ngejelasin kalo kek gini" Aku langsung mengiyakan ucapan Dena dan keluar dari kelas untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Aku lalu berdiri di teras depan kelas yang kebetulan berada di lantai dua, oleh sebab itu Aku harus menundukan kepala agar mudah melihat ke lapangan sekolah yang cukup besar dan di isi oleh dua orang yang sedang mengelilinginya di bawah terik sinar matahari.

Kak Kev yang sedang berlari mendongakkan kepala dan melihat kearahku sambil tersenyum membuat siswi - siswi lain yang melihat itu langsung berteriak kecuali aku.

"Hhmmm... terbang dah tuh daki, diteriakin mulu daritadi" batinku.

"Masuk aja Yuk Na, makin ke Ge'eran lagi orangnya kalo diteriakin terus"

Sekarang sudah masuk jam istirahat Kedua, semua siswa keluar kelas untuk mendinginkan otak mereka karena sudah panas dengan pelajaran yang begitu susah hari ini. Sementara aku dan Dena memilih untuk jalan - jalan santai menikmati udara segar di Taman sekolah yang kebetulan sangat luas.

"Sekolah ini sangat besar, Tamannya juga sangat indah, sejuk, tenang." Ucapku lalu menarik napas dalam - dalam dan menghembuskannya "kira - kira berapa biayanya yaah?" Sambungku sambil melihat kearah Andena yang sedari tadi memperhatikanku.

"5 M mungkin"

" M?, M apa?" Tanyaku.

Mataku dan Andena saling bertemu, dari tatapannya ku sudah tau apa yang di pikirkan oleh orang ini, dan secara bersamaan kita langsung menjawab "EMBEEERRR" Andena kaget dan refleks memukulku sambil tertawa.

"Kok sama sih?, Lo bisa baca pikiran?, iiih hebat bangeet" tanyanya dengan wajah masih kaget.

"Yaa biasalah, kan gue udah tau Lo kek gimana orangnya" jawabku dengan santai

Kami lalu melanjutkan jalan sambil bercerita hal - hal yang lucu, dan menikmati suasana taman sekolah yang kebetulan saat itu sedang sepi.

Author's POV
Sekarang waktunya pulang sekolah, semua siswa pergi berbondong - bondong keluar dari sekolah sementara Kev dan teman - temannya sedang bermain Truth Or Dare.

"Yahh Kev nih kena" ujar salah satu peserta permainan itu.

"Pilih apa Kev?" tanya teman yang lainnya.

"Dare" ucap Kev.

"Haa seru nih, okey sekarang Lu ungkapin cinta sama tuh cewek" ujar temannya sambil menunjuk seorang gadis yang sedang berjalan menuju gerbang.

"Mana?" Tanya Kev.

"Tuh yang pake tas kuning"

Setelah mengetahui orang yang akan dia jadikan korban permainan ini, Ikal langsung membeli 2 coklat, entah untuk apa coklat itu.

"Bri, bentar aku mau ngomong" ternyata orang itu adalah Bri.

"Apa?"

"Aku punya 2 coklat, kamu harus pilih satu coklat kalau kamu ambil coklat ditangan kananku berarti kamu mau pacaran denganku, tapi kalu kiri berarti nggak yaakk" jelas Kev dengan percaya diri.

"Maksud Kak Kev?, nggak kecepetan Kak?, haa, ini seriusan?" Banyak petanyaan yang dilontarkan Bri karena dia tidak percaya akan hal ini.

"Pilih aja"

Perasan Bri sekarang bercampur aduk entah kenapa dengan keberanian yang ditunjukkan oleh Kak Kev ini bisa membuatnya luluh dan ingin menerima Kak Kev dengan senang hati, tapi dia belum percaya apakah ini benar atau salah?.

"Boleh aku jawab besok nggak kak?" Tanyanya.

"Nggak, hari ini"

Akhirnya Bri mengambil Coklat ditangan kanan Kak Kev "Aku ambil ini".

"SUDAH KU BILANG, GAMPANG INI MAH" teriak Kak Kev sambil melihat kearah teman - temannya.

"Iyah deh Keveen jagonya" ujar teman yang menantangnya tadi.

"Oh iya Bri jangan dianggap serius yahh, canda doang ini" ujarnya Kak Kev sambil menepuk pundak Bri.

"Iyah" jawab Bri singkat, begitu Kev Pergi dia masih mematung di tempat sambil senyum terpaksa.

Only TemporaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang