Author's POV"Assalamuallaikum"
"Mamaaa... Mamaaa... MAAAA…" panggil Bri tapi tidak ada jawaban dari orang rumah.
"Nggak ada orang apa gimana sih, di luar ada sendal Mama" Bri lalu menggaruk Kepalanya yang tidak gatal.
"WOY JANGAN TERIAK - TERIAK!?!" Teriak seorang anak Laki - laki dari arah dapur.
Mendengar itu dengan cepat Bri berbalik ke belakang "Kamu?, kapan datang?, ngapain disini?, Mama mana?, tadi kemari naik apa?" Tanya Bri.
Mendengar itu Pria yang sedang duduk di samping Bri hanya bisa mengangkat sudut bibirnya sebelah.
"Jawab! iiih!" ujar Bri lalu menabok Pria itu.
"Duh sakit, siapa suruh nanya kek di introgasi"
"Kapan datang?" Tanya Bri kembali.
"Barusan"
Bri lalu hanya menganggukan kepala "Terus naik apa?, ngapain disini?, kan lagi sekolah"
"Aku sudah besar jadi bisa nyari kendaraan sendiri, kesini itu karna sekolahku di renovasi jadi belajarnya online, enak yekan nyantai" ujar Dareen dengan sombongnya.
Dareen Azraqi Antario adalah adik dariBrizah, dia sekarang duduk di kelas 3 SMP. Waktu Pak Rio mutusin untuk tinggal di jakarta agar lebih dekat dengan keluarganya, Dareen tidak ikut dia memilih untuk tinggal bersama nenek dan kakek di kampung halaman, Katanya dia tidak mau tinggal di Ibukota yang menurutnya bising.
"Bri jam berapa nyampe?" tanya Mama Bri yang berusan keluar dari dapur.
"Iiihh.. Mama aku salam - salam, panggil - panggil daritadi nggak ada yang nyaut" ucap Bri dengan sikap manja.
"Maaf yaa... yaudah Mama mau ke restoran lagi, kan sekarang ada Bodyguard - nya jadi nggak sendirian lagi dirumah, ooh iya jangan berantem atau nggak Mama laporin kek Papa biar di suruh push up" ujar Mama mereka lalu mengulurkan tangan kepada kedua anaknya dan pergi.
Setelah melihat Mamanya pergi menggunakan mobil, Bri langsung mengalihkan pandangan ke arah Adiknya itu.
"Kenapa?" tanya Dareen dengan yang bingung dengan tatapan Brizah padanya.
"Coba berdiri!" Pintah Bri.
Dareen pun mengiyakan perkataan Kakanya dan berdiri sambil merapikan bajunya.
"Dareen makin jelek yaah" lontarnya yang membuat Dareen langsung menatapnya dengan tajam.
"Enak saja, Aku dah skincare'an, mutihin kulit, masih saja di bilang jelek" ujarnya tidak terima dengan perkataan Kakanya.
Bri lalu tertawa dan kembali mengejek Adiknya, tetapi Dareen tidak membiarkan hal itu dia langsung mengerjar Kakanya yang kini sedang menaiki tangga sambil menertawakannya.
Melihat Dareen yang berlari kearahnya dengan tatapan geram membuat Bri langsung mempercepat langkah untuk menuju Ke kamar.
"AAAAAAAAAARRRGGGG" teriak Bri dengan suara melengking.
"Awas yaahh Kakak" ujar Dareen di depan pintu kamar Bri yang sudah tertutup.
Siang ini rencana Andena akan datang ke rumah Bri karena ada hal yang harus Bri ceritakan padanya.
"Kak, kau senang tinggal disini?" tanya Dareen sambil ngemil dan menonton anime kesukaannya.
"Iya lumayan, setidaknya disitu ada Mama sama Papa yaaakk.. aku senang" jawab Bri sambil duduk di samping adiknya.
"Terus dah punya teman?" tanya Dareen lagi.
"Yaiyalah Bambang" ujarnya sambil mendorong kepala Dareen.
"Aduh sakit Kak, bentar jalan - jalan yah kita liat kota jakarta"
Tiba - tiba seseorang dari luar mengetuk pintu "Assalamuallaikum"
Dareen dan Bri lalu saling menatap, akhirnya Dareen berdiri dari tempat duduknya dan membuka pintu.
"Waalaikumsalam, cari siapa?" tanya Dareen pada gadis di depannya sekarang.
"Bri ada nggak?" Tanya gadis yang ternyata Andena.
"Kakak... Kak Brizah, ada yang cari" teriak Dareen.
"Siapa?, eeh datang juga lu, nggak nyangka gue akhirnya... sini masuk" ujar Bri dan langsung turun ketika dia tau siapa yang datang.
"Iyaa.. kepaksa banget nih datang" ujar Dena begitu jujur.
"Yaah udah deh" balas Bri dengan nada suara lemas, Dena langsung cengengesan mendapati respon dari temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Temporary
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis yang sedang berlayar di lautan cinta sambil mencari pelabuhan yang tepat untuk Ia menyandarkan Kapalnya. Akankah Ia menemukan Pelabuhan tersebut? Jika Ia sudah menemukannya, apakah pelabuahan itu akan menjadi sandara...