10

397 39 0
                                    

Chenle pulang dari warung bakso pinggir jalan.

Chenle membuka pintu rumahnya yang amat besar itu "mah, pah Chenle pulang" Chenle kaget karena papahnya menyiksa mamahnya. Sama seperti papahnya menyiksa dia.

"PAPAH STOP" teriak Chenle dia memeluk mamahnya.

"KAMU NGAPAIN DASAR ANAK GAK TAU DIRI MINGGIR KAMU. MAU PAPAH CAMBUK LAGI" papahnya dengan kasar memecut lantai.

Mereka kaget. Chenle tidak tau selama ini mamahnya juga ikut di siksa seperti ini.

"CHENLE KAMU NGAPAIN BELAIN MAMAHMU URUS DIRIMU SENDIRI" teriakan papahnya nyaris membuat telinga Chenle tuli.

"PAH, MAMAH TU PEREMPUAN SINI KALO MAU SAMA CHENLE AJA SINI" nada Chenle tak kalah tingginya.

Mamahnya sontak terkejut. Dia biasanya diam ketika anaknya itu di siksa tapi kenapa sekarang dia membelanya. 

"Kamu menawarkan diri?" Papah Chenle tersenyum miring "sini berlutut.

Chenle hanya bisa menurut demi mamahnya.

"STOP UDAH STOP BERHENTI PAH, PAPAH GAK USAH KAYA GINI CHENLE SELAMA INI UDAH TERSIKSA DIA GAK TAU APA APA PAH" mamahnya menangis dan memohon agar Chenle bisa terbebas dari siksaan papahnya.

Papahnya langsung berhenti mencambuk Chenle.

"Apa peduli mu sama anak ini?" Tanya papahnya dengan tatapan tajam.

"Karena dia anak ku pah darah daging ku sendiri" mamah Chenle menangis terisak tapi dia tetap harus kuat di depan Chenle.

Papah Chenle tersenyum miring, seperti hampir membunuh. "Iya terus kenapa ha? Kamu belain anak ini?"

Mamahnya tidak takut meskipun kepalanya akan di tebas.

"Kamu ingat perjanjian kita kan" papah Chenle mengelus pipi Mamahnya.

"Pah udah pah siksa aja Chenle jangan mamah pah"

"Chenle kamu udah berani ya" papahnya mendekati Chenle.

Tak lama kemudian orang kepercayaan papah Chenle datang untuk menyelamatkan dia dan mamahnya. Dia membekap mulut dan hidung papahnya sampai dia pingsan.

"Mamahnya berterimakasih pada pak oh" ucap mamahnya sambil menunduk.

"Iya sama sama. Tidurlah malam ini nyonya" jawab pria yang bernama oh Sehun itu. Dia membawa tuannya ke kamar tamu.

"Mamah gak papa kan" Chenle khawatir pada mamahnya itu.

"Gak papa sayang kamu juga gak papa kan mana yang sakit" mamahnya mengelus pipi anaknya.

"Engga papa mah ayo Chenle anter mamah ke kamar" Chenle memapah mamahnya hingga ke kamar.

Setelah sampai ke kamar Chenle mengobati luka di tubuh mamahnya itu memberinya Betadine dan membaluti lukanya dengan kain kasa.

"Chenle terimakasih ya nak kamu udah mau ngobatin mamah"

"Iya sama sama mah"

Mamahnya sudah tertidur rupanya dia segera meninggalkan kamarnya dan ingin menenangkan diri sejenak.

____

Malam harinya, setelah kejadian itu Chenle menenangkan diri jauh dari rumahnya dia pergi ke taman

Dia menangis di taman karena dia yakin kalo yang boleh nangis itu bukan hanya cewek, cowok pun bisa nangis.

Tiba tiba gak ada angin gak ada hujan Jisung datang mengagetkan Chenle. Padahal dia tidak lagi di taman depan rumah Jisung.

Cold Vice ChairmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang