●
●
●
Keesokkan paginya, Tian berangkat sekolah tanpa Danu. Ia malas berangkat bareng Danu karena pastinya bakal diajak muter-muter.
Pukul 06.15 pagi. Suasana sekolah masih sepi. Tian berjalan di koridor kelas 10.
Bastian~
Langkah Tian otomatis terhenti ketika mendengar suara itu. Menoleh ke belakang, tidak ada siapapun.
"Perasaan gue aja kali ya?" Cowok itu mengedikkan bahunya acuh lalu melangkah maju.
Bastian~
Tian berdecak,"Kaluar sia teh! Gak usah malu-malu. Fans aing kan?"
Tolong aku, Bastian~
Suara itu berbisik di telinganya. Tian menengok ke samping, tidak ada siapapun. Ia berkacak pinggang.
"Heh! Gausah nakut-nakutin gue! Gue kagak takut sama lo! Bapak gue tukang tanah! Saking cintanya ama tanah, dia milih tidur di dalem tanah,"
Hihihihi
Suara itu berganti. Kali ini, bulu kuduk Tian berdiri. Entah mengapa rasanya sangat mencekam. Terdengar langkah sepatu dari belakang Tian. Otak Tian tidak bisa berpositif thingking.
"Teruntuk setan janda yang ada di sekolah ini, plis jangan ganggu gue, gue masih perjaka" ucapnya sambil memejamkan mata.
Pluk.
Bahu Tian di tepuk. Tian was-was. Ayat kursi ia baca dalam hati. Dengan takut-takut Tian membalikkan badannya
Dan
PLETAK!
Jidat mulus nya dijitak.
"ANJ-PANU ASYUUUUUUUUUUUUU" maki cowok itu.
"Asyu ndasmu! Lo belom sarapan geblek! Maen pergi gitu aja. Kalo lo meninggal karena belom sarapan gimana? Ya kalo lo tenang di alam sana si gapapa, ya kalo misalkan lo malah ngegentayangin gue gara-gara tidak memberi makan anak yatim gimana hah?!" Sewot Danu.
Tidak tahukan Tian ini jika Danu kelabakkan mencarinya kesana-kemari sampai di lubang WC. Danu takut Tian melakukan hal-hal aneh seperti dulu. Cowok itu pernah kecebur septictank alias sepiteng. Tempat berkumpulnya para Feses dari beragam jenis.
"Nih bekel dari mother aing!" Danu menarik tangan Tian dengan kasar lalu menyerahkan sebuah paper bag.
"Dimakan!" Titah Danu.
"Siapp paduka raja yang terhormat, yang mulia, kanjeng raden, lord baginda, panglima tempur" ujar Tian.
Huh! Ia kita tadi ada setan, ternyata malah temannya setan.
"Ke kelas" ajak Danu. Ia menarik Dasi yang dikenakan Tian beserta orangnya.
Koridor sudah mulai ramai. Bahkan sedari tadi banyak makhluk kasat mata dan tak kasat mata yang memperhatikan keduanya.
"Care banget ya sama sahabatnya, kayak abang sama adek"
"Iya cuy, gue jadi iri cuy"
"Abang gue aja kagak pernah tuh ngebawain gue bekel"
Seperti ini tanggapan orang-orang normal yang melihat Tian dan Danu. Namun, beda lagi jika di mata kaum fujoshi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Sengklek🌚
Fantasy[TERSERAH MAU FOLLOW AKUN AUTHORNYA ATAU ENGGAK] [ADA YANG BACA AJA UDAH BERSYUKUR] *** Bastian Rusdiawan, remaja lelaki berumur 15 tahun yang bersekolah di SMK Sukajanda. Entah bagaimana caranya, kemampuan Sixth Sense nya terbuka. Sixth Sense? You...