●
●
●
Danu sudah memberi tahu Tian tentang siapa yang memegang kunci gudang belakang sekolah. Jam pelajaran sudah berakhir, Tian dkk tidak pulang. Mereka pergi ke perpus untuk melanjutkan pencarian diary Saras.Diary Saras warnanya bukan biru laut melainkan coklat susu.
"Nambah member kamu Yan" ucap Bu Endang saat Tian dkk memasuki perpustakaan.
"Loh loh loh ini kan yang ngintip-ngintip," Bu Endang memperhatikan Sarah.
Sarah menunduk malu.
"Ini Sarah Bu, dia sebenernya mau minjem buku, tapi takut sama ibu. Muka ibu serem" bohong Tian.
"Heh! Muka mirip Taylor Swift gini dibilang serem" protes Bu Endang.
"Maaf Bu" ucap Sarah.
"Si ibu mah suka ngayal. Mana ada mirip Mbak Taylor" sahut Danu.
Fara berkacak pinggang, "Cepetan lah! Kalian lupa tujuan kita kesini buat apa?" Tanyanya.
"Iya-iya. Mukanya biasa aja dong Mbak Fara. Yaudah bu Tian mau baca buku. Dadah ibu, jangan rinduuuu" Tian melambaikan tangan sambil berjalan. Bu Endang hanya geleng-geleng kepala menanggapinya.
Di dalam perpus sudah ada Om Bandy dkk. Mereka juga sedang mencari diary Saras.
"Good evening Om, gimana? Udah ketemu?" Tian menghampiri Om Bandy yang sedang fokus menatap rak buku.
Fara bergidik. Sarah hanya diam.
"Lo berdua jangan kaget ya kalo liat dia ngomong dewekkan," ujar Danu.
"B-berarti disini ada setan" cicit Fara. Gadis itu langsung pergi ke salah satu rak buku. Ia tidak ingin melihat Tian yang sedang berbicara dengan setan. Padahal nyatanya, ada Arka, si hantu genteng yang suka garuk-garuk pantat. Arka mengikuti kemana pun Fara bergerak. Setan itu asik memainkan rambut Fara.
Danu tak sengaja melihatnya, ia hanya diam tanpa memberi tahu Fara.
"Lucu juga rambutnya berdiri-diri gitu," katanya dalam hati.
Beralih ke Tian.
"Om, lo ada liat Saras gak?" Tanya lelaki itu.
"Setelah lo tanya gitu, gue baru sadar Yan kalo si Saras kagak keliatan" Om Bandy mengerutkan dahinya. Ia pun tidak melihat Saras. Entah kemana itu setan.
"Yahh. Padahal gue mau ngasih tau dia, kalo Sarah itu adeknya" Tian mendesah kecewa.
Om Bandy menepuk bahu Tian, "nanti juga nongol, setan mah kan emang gitu. Tukang ghosting" ucapnya.
Sudah hampir setengah jam mereka mencari diary Saras. Fara menarik satu persatu buku bersampul coklat lalu menaruhnya di tempat semula.
Fara berdecak. Menurut keterangan Danu, Saras itu setan yang amnesia. Bisa jadi kan kalo diary Saras tidak ada di perpustakaan.
Fara naik ke atas bangku lalu berputar-putar menatap sekeliling. Rak-rak buku perpustakaan SMK Sukajanda tinggi-tinggi. Fara saja harus menggunakan bangku untuk mengambil buku yang ditaruh paling atas. Fara menaikkan alisnya kala melihat sesuatu di rak paling pojok perpus. Sekali lagi Fara berputar untuk memastikan penglihatannya tidak salah. Arka yang sedari tadi mengikuti Fara, tengah memegangi bangku yang menjadi pijakan Fara dengan satu tangannya karena satu tangannya lagi, ia pakai untuk menggaruk pantat. Setan itu tak ingin Fara terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Sengklek🌚
Fantasy[TERSERAH MAU FOLLOW AKUN AUTHORNYA ATAU ENGGAK] [ADA YANG BACA AJA UDAH BERSYUKUR] *** Bastian Rusdiawan, remaja lelaki berumur 15 tahun yang bersekolah di SMK Sukajanda. Entah bagaimana caranya, kemampuan Sixth Sense nya terbuka. Sixth Sense? You...