●
●
●
Pagi harinya Tian dan Danu berangkat bersama. Seperti biasa, mereka memanjat tembok belakang sekolah. Tiga puluh menit lagi bel masuk akan berbunyi. Tian dan Danu memanfaatkan waktunya pergi ke perpustakaan mencari diary Saras.
"Gue udah keliling rak buku di pojok, kaga nemu diary warna biru laut" celetuk Danu.
"Lagian setan kok amnesia" lanjutnya.
"Heran gue ge" Tian menyahut sambil mencari diary Saras.
"Gue curiga, jangan-jangan kepala dia di jedotin ke tembok atau kepala dia dipukulin, makanya tuh setan amnesia" papar Danu.
"Hm ditambah lagi mukanya ancur" timpal Tian.
Saras sebenarnya ada di belakang Tian. Ia mendengus kala kedua lelaki itu membicarakannya.
"Duh kok merinding ye Yan" Danu mengusap tengkuknya.
Tian menoleh,"Mbak Setan ada di belakang lo" ucapnya.
"Heh! Sumpah!? Eh jan ganggu gue ya. Gue udah baik hati nih mau bantuin si Tian nyari diary lo" ujar Danu.
"Siapa juga yang mau ganggu kamu" Saras memutar kedua bola matanya.
"Kata Mbak Setan, siapa juga yang mau ganggu lo" Tian memberi tahu Danu apa yang dikatakan Saras.
"Diary lo beneran warna biru laut?" Tian menatap Saras.
Saras yang ditanya hanya dapat menampilkan wajah bingung. Ia sendiri pun sebenarnya tak ingat.
"Ras? Mending lo jujur dah kalo lo gak tau buku diary lo kayak gimana" ujar Tian datar.
Saras menyengir,"hehehe iya gitu deh. Maap" gadis itu menunduk takut dimarahi Tian.
Tian membuang napasnya dengan kasar. Lelaki itu duduk selonjoran di lantai perpus.
"Lah ngapa lo?" Heran Danu.
"Dahlah Nu, nyerah aja yok!"
"Si ogeb! Perasaan kemaren-kemaren lo semangat batt dah"
"Si Mbak Setan kagak inget Nu diary nya kayak gimana,"
"Yaudah si. Kan tinggal dicari,lagi ge buku diary udah pasti beda bentukannya ama buku yang laen. Lo kaga ada eprot nya pisan. Masa gini aja langsung nyerah" ujar Danu.
"Eprot eprot! Palalu tuh eprot! Effort njir"
"Ya itu lah pokonya" Danu kembali mencari diary Saras.
"Bukannya kalian kemarin marahan ya?" Tanya Saras.
"Biasalah. Om Bandy mana lagi?" Tian mengedarkan pandangannya.
"Om Bandy lagi kondangan. Cicitnya dari keponakan suaminya Mbak Kunti nikah"
"Buset. Setan bisa nikah juga ternyata"
Kriiiingggg
Bel masuk telah berbunyi~
Harap semua siswa dan siswi segera masuk ke kelas~
Jangan ghibah,jangan pacaran bla bla bla
"Itu bel bunyi nya ngapa gitu dah"
"Dari semenjak aku sekolah disini emang kayak gitu kok bunyi bel nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Sengklek🌚
Fantasy[TERSERAH MAU FOLLOW AKUN AUTHORNYA ATAU ENGGAK] [ADA YANG BACA AJA UDAH BERSYUKUR] *** Bastian Rusdiawan, remaja lelaki berumur 15 tahun yang bersekolah di SMK Sukajanda. Entah bagaimana caranya, kemampuan Sixth Sense nya terbuka. Sixth Sense? You...