●
●
●
Konfliknya ringan² aja. W males mikir Mwehehe
Alurnya juga w percepat saja🙂
***
Sarah berjalan sendirian di koridor. Ia ingin cepat-cepat sampai di kelas. Ketika ingin ke kelasnya, langkah Sarah terhenti.
"Lo ngapain bahas dia lagi si Zac? Udahlah lupain aja itu cewek" ucap seorang lelaki dengan headband merah di kepalanya.
"Kalo gampang juga udah gue lupain Ris" balas seorang lelaki berhoodie hitam.
Sarah tidak bermaksud untuk menguping. Namun, entah kenapa ia merasa harus mendengar pembicaraan mereka.
"Saras udah meninggal Zac. Gak usah ngungkit-ngungkit dia lagi. Lo cukup tutup mulut dan mata kalo gak mau berakhir kayak gue"
"Sorry Ris, tapi hidup gue rasanya gak tenang"
"Lo jangan macem-macem Zac, mereka gak bakal tinggal diem kalo sampe lo buka mulut"
"Tapi-"
"ZAC! Lo please lah dengerin apa kata gue. Cukup gue aja yang hancur, lo jangan. Pikirin adek-adek lo!" Setelah mengucapkan itu, lelaki dengan headband merah meninggalkan temannya yang termenung sendirian.
Sarah menundukkan kepalanya. Ia berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa. Ketika melewati lelaki berhoodie hitam itu, Sarah mendengar lelaki itu berbisik lirih.
"Maafin gue Saras"
Sampainya di kelas, yang Sarah lakukan adalah memikirkan ucapan dua orang lelaki yang ia yakini kakak kelasnya.
Sarah menelungkupkan kepalanya ke meja dengan tangan sebagai bantalan. Ia menangis dalam diam. Di kelas hanya ada dirinya seorang dan Hantu Saras.
"Kamu nangis ya?" Udah tau pake ditanya. Dasar Saras setan.
"Eh? Kamu kan gak bisa denger aku ya" Saras merutuki kebodohannya.
Puk Puk
Saras menepuk-nepuk kepala Sarah.
"Cup cup cup! Jangan nangis" anehnya, Saras malah ikutan nangis.
"Lho? Kamu...siapa?" Saras merasa familiar dengan wajah Sarah.
***
Perut yang sudah terisi membuat Tian jadi berenergi. Saat ini, ia bersama Danu sedang mengadakan rapat bersama Om Bandy dkk di perpustakaan. Beruntungnya perpus tengah sepi. Hanya ada Bu Endang yang lagi molor di meja penjaga perpus.
"Diary Saras enggak ketemu?" Tanya Tian.
Tian memang menyuruh Om Bandy dkk untuk terus mencari diary Saras siang dan malam. Full time pokoknya.
Danu hanya diam mendengarkan.
Om Bandy dkk kompak menggeleng kecuali Marpuah, si setan tanpa ekspresi.
"Om Bandy, kata lo catatan kematian siswa sukajanda ada di gudang kan?"
Om Bandy mengangguk. "Gue juga udah bilang kan, gue gak tau siapa yang megang kuncinya"
![](https://img.wattpad.com/cover/280776159-288-k553849.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Sengklek🌚
Fantasy[TERSERAH MAU FOLLOW AKUN AUTHORNYA ATAU ENGGAK] [ADA YANG BACA AJA UDAH BERSYUKUR] *** Bastian Rusdiawan, remaja lelaki berumur 15 tahun yang bersekolah di SMK Sukajanda. Entah bagaimana caranya, kemampuan Sixth Sense nya terbuka. Sixth Sense? You...