18 - Ayo Pergi ke Swiss!

390 35 0
                                    

"syukran, Selamat menikmati." Pelayan toko tersenyum ramah ke arah Neha dan Rukshar saat memberikan sekantong berisi soda yang dibeli, tetapi keduanya tidak membalas senyumnya dan berlalu begitu saja.

Mereka berdua keluar toko dengan membawa sekantong soda dan makanan ringan lainnya.

"Bawa ini." Neha memberikan kantong itu pada Rukshar dengan kasar, dia lalu memakai kacamata dan merogoh saku mengambil kunci.

Sepanjang perjalanan Rukshar diam tidak membuka mulut, gadis itu hanya melakukan apa yang Neha suruh. Lagipula Neha juga tidak banyak bicara, sekali bicara mungkin hanya sepatah dan dengan intonasi yang cuek.

Jikapun ada topik pembicaraan itu mustahil dibicarakan baik-baik. Jadi mereka hanya diam dan merasa beku satu sama lain.

"Sial!" Neha menendang kecil kenalpot motor Raam Ji dengan kesal.

Rukshar meliriknya, "kenapa?"

"Motor tua ini mogok," keluh Neha berkacak pinggang memperhatikan motor butut itu, lantas melihat sekitar desa sepi tersebut.

"Raam Ji tidak mengerti kalau ini Dubai bukan Mumbai. Motor seperti ini tentu gampang rusak dan tidak ada bengkel di sini," Neha terus menggerutu.

Toko kecil itu tidak berada di kota, melainkan jauh dari Chander Indian Dance yang berarti masih masuk wilayah desa.

"Harus di tuntun beberapa lama dulu, baru bisa menyala."

"Ya sudah, tuntun saja." Rukshar mulai melangkah meninggalkan Neha yang masih berdiri di sana.

"Aree Tum! (Hei kau!) Kembali!" Neha berteriak melihat Rukshar yang berjalan seakan tidak peduli.

Rukshar menoleh dengan berat, kemudian berdecak.

"Enak saja, kau yang bawa motornya, bodoh." Neha cepat-cepat merebut kantong dari tangan Rukshar dan menyerahkan motor itu pada Rukshar.

Rukshar bisa saja mengelak, tetapi dia malas meladeni perempuan semacam Neha, jadi dia pasrah saja dan mengikuti Si Pantat Kudanil itu pergi kemana.

Sudah beberapa lama sejak mereka berjalan, mereka sama-sama menoleh kearah suara yang memanggil mereka.

"Bukannya kalian penari di Chander Indian Dance?" Ada dua laki-laki India menghampiri, mereka bermata merah dengan pakaian yang lusuh, tersenyum penuh maksud tertentu.

"Kami setiap Minggu ke sana hanya untuk melihat tarian kalian." Pria di sampingnya lagi bicara.

"Kalian secantik yang aku bayangkan."

Kedua lelaki itu terkikik kesenangan, memandangi Neha dan Rukshar.

"Pergi," Ujar Neha waspada.

"Apakah aku bisa menyewa kalian berdua dengan privat? Ada acara di rumah kami." Tawarnya menggoda.

"Di sana, rumah kecil dan kumuh itu adalah milik kami."

"Rukshar ayo cepat!" Mereka berjalan cukup cepat, awalnya motor di tuntun Rukshar sekarang Neha ikut menuntunnya.

"Eh, kenapa? Kalian tidak mau? Bagaimana kalau kami bayar lebih?"

Rukshar mengamuk dalam hati, bisa-bisanya hinaan itu terdengar langsung, apakah ini adalah hinaan penari seperti dia? Rukshar tidak serendah itu.

"Jangan menyentuhku!"

Plak

Neha berhasil melindungi diri saat salah satu pria mencoba menyentuh dagu nya.

Story of Us (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang