Hari pemberangkatan

8 7 2
                                    

Tak tak tak
Terlihat seorang perempuan cantik mengenakan pakaian mewah namun terlihat sederhana, cardigan selutut , celana jems hitam dipadukan dengan sepatu berwarna putih di tambah kaca hitam bertengger di atas kepalanya menambah kesan elegan sekaligus keren

        Arsela tersenyum hangat saat melihat orang-orang yang sudah menunggunya di bawah, mereka orang yang selalu berada di sisinya, mendukungnya juga membuat hidupnya berwarna, dan ia sadar mereka termasuk orang orang yang berharga bagi dirinya, karena itu ia harus bangkit , ia tidak mungkin terus bersembunyi di belakang mereka, ia tidak ingin kehilangan lagi, tidak akan pernah.

        "Apa semuanya sudah siap" tanya Mark sambil membantu membawa  koper yang lumayan berat

         " Sudah semuanya paman, terimakasih" jawab arsela dengan senyum yang tidak luntur
 
          " Sepertinya kau terlihat bahagia"tanya Mark heran saat melihat arsela, kemana sifat dinginnya itu

           "entahlah paman, entah kenapa hari ini hatiku terasa lega, semua beban yang selalu menghantuiku seakan akan menghilang entah kemana" jawab arsela seraya memegang dadanya

      Mark tertegun, saat melihat arsela tersenyum tulus kepadanya, jadi ini sosok arsela yang sebenarnya sosok yang membuat hati nyaman dengan melihat senyumnya saja, sosok yang membuat orang lain tidak memalingkan pandangannya ke selain dirinya, wajahnya yang mirip atasannya dulu, dan memiliki sifat seperti Yuri
         'hah pantas saja Louis tergila gila         dengan Yuri seperti ini toh Yuri versi kecil'batin Mark, mungkin ia menjadi saksi perjuangan Louis mendapatkan Yuri ,tapi ia merasa jengkel saat louis terus memarahinya karna Yuri selalu menolak ajakan kencan Louis, bagaimana tidak menolak orang yang menyampaikan pesannya juga gua bukan Louis , jadi mana mau Yuri kencan dengan seseorang yang tidak gentle terhadap wanita, haha Mark tersenyum dan menggeleng gelengkan kepalanya saat mengingat itu

     Mark tersentak saat arsela meneriakinya

          "PAMAN"teriak arsela jengah
 
           "Kenapa kamu berteriak"
Mark memegangi kedua telinganya

         "dari tadi aku bertanya, paman hanya senyum senyum sendiri" jawab arsela melipatkan kedua tangannya di dada

       "Oh tidak ayo kita berangkat nanti kau ketinggalan pesawat"
Ucap Mark mengalihkan pembicaraan dan berusaha malu, arsela menghela napas, padahal ia sedang mengulur waktu untuk bisa berlama lama di sini, sebelum ia pergi jauh dan entah kapan kembali

        Sebuah mobil sports berwarna hitam berhenti di bandara, Jam menunjukan pukul 09:30 menandakan waktu pemberangkatan sekitar 30 menit lagi, arsela memakaikan kacamata hitam dan keluar dari mobil

            " Arsela " teriak seseorang dari belakang

   Senyum arsela merekah saat melihat seseorang yang memanggilnya

      "Kak Kesya, Dion" arsela langsung berlari dan memeluk mereka berdua

     "Sel kenapa kamu harus pergi sih"
tanya dion menangis di pelukan arsela

            "Maaf, tapi aku harus pergi"
Jawab arsela pelan, sebenarnya ia juga tidak ingin pergi, tapi harus bagaimana lagi, ia harus melawan , tidak boleh bersembunyi terus, dan ia harus merebut kembali yang menjadi hak keluarganya

           "aku mendukungmu sel"
Ucap Kesya
   
      "Terimakasih"balas arsela tulus
  
      "Kau menyetujuinya, bagaimana kalau dia nanti dalam bahaya aku tidak mau dia kenapa-kenapa" sahut Dion tak terima

         " Tapi ini jalan yang terbaik untuk arsela, ia harus bangkit ia harus menjadi kuat, apa lagi sekarang banyak yang mengincar arsela, apa lagi sekarang arsela seorang pewaris, Tanza belum cukup kuat untuk melindunginya, apalagi setelah kepergian paman Louis, tanza sekarang menjadi terguncang karna banyak yang memperebutkan posisi yang dulu di duduki  oleh paman Louis, kalau arsela tidak kuat siapa yang melindunginya, kita tidak bisa mengandalkan orang lain karna kita tidak tahu kapan bahaya itu datang"
Kesya menatap arsela dengan sendu, jujur sebenarnya ia tidak ingin arsela pergi tapi apa ada, aku mungkin tidak bisa melindunginya

        "Kau benar, maafkan aku Ar"
Lirih dion

       "Terimakasih telah menerima dan menemaniku selama ini, terima..kasih..hiks.."
Arsela menatap mereka dengan air mata yang membasahi kedua pipinya

    "Kami akan selalu menunggu arsela"jawab mereka serempak ,
Tangis arsela pecah ia langsung memeluk mereka bertiga

       "Hiks...hiks..terima..hiks. Kasih"

        "Sama sama kamu harus kuat, dan kita akan berkumpul lagi seperti ini" ucap dion menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya itu

       "Ya aku menantinya"lirih arsela kurang yakin

"passengeYour attention pleasers of America on flight number GA33 jepang please boarding from door A12, Thank you."

Terdengar suara peringatan, membuat arsela mau tidak mau harus melepas pelukannya dari mereka

         "Terimakasih semuanya, jaga diri kalian baik baik sampai jumpa"

          "Kau juga arsela jaga dirimu baik baik"

       Arsela berjalan memasuki pesawat,  ia membalikkan badannya dan melihat kesekeliling kota Amerika ,ia berjanji akan kembali dan membalaskan dendam pada orang yang telah membunuh orang tuanya
       

Light In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang