Lisa pov
Disinilah kami sekarang, di taman dekat rumah yang kebanyakan orang tua mengajak anak mereka untuk bermain dan ada juga anak muda yang berpacaran. Sama halnya dengan aku dan Jennie, saat kami belum menikah kami sering pergi ke taman dan pergi ke pasar malam untuk berkencan. Aku jadi merindukan masa-masa berpacaran dengan Jennie-ku.
"Lili ayo kita duduk disana, mataharinya bagus buat kulit" ajak Jennie untuk duduk dekat pohon sakura dan mengembangkan tikar kecil yang kami bawa dari rumah tadi.
"Iya Nini" kamipun mulai duduk. Tak berselang lama kami melihat Ella berdiri dan berlari kecil bersama anak-anak seumurannya. Kami hanya memperhatikannya dari sini, dengan melihat senyum Ella kami merasa bahagia karena Ella belum pernah mengeluh bahwa ia tidak suka apa yang kami lakukan. Ella selalu menyukai hal-hal kecil yang kami berikan padanya, itu sebabnya ia sangat manja padaku dan juga pada Jennie, meskipun ia lebih manja kepadaku aku tak keberatan karena aku sangat menyayanginya. Dan aku juga mencintai dan menyayangi perempuan yang berada di sampingku ini melebihi diriku sendiri.
"Lili, Nini bahagia menjadi istri Lili dan lebih bahagia lagi ketika Nini melahirkan baby El dengan selamat tanpa kekurangan apapun" ucap Jennie yg mulai menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Lili juga sama bahagianya dengan Nini, bisa memiliki Nini dan baby El adalah salah satu anugerah terindah yang di berikan tuhan kepada Lili. Lili sangat beruntung bisa mendapatkan hati Nini yang waktu itu sangat dingin dan jarang bergaul dengan orang-orang. Meskipun Nini dingin dan tidak peduli dengan sekitar, itu yang membuat Lili merasa tertantang untuk mengenal Nini lebih jauh lagi" aku sangat ingat waktu mendekati Jennie, hawa dingin langsung merasuki ku tapi namanya juga penasaran aku tetap melanjutkannya karena aku waktu itu merasa tertantang seberapa tidak peduli nya ia pada orang sekitar. Dan akhirnya aku mencoba untuk meluluhkan sifat dinginnya.
(Penasaran? nanti deh flashback nya)
"Aah, Nini terharu dengar ucapan Lili. Nini juga beruntung bisa memiliki Lili, jika tidak Nini akan selalu bersikap dingin dan cuek pada orang di sekitar Nini. Terimakasih karena Lili Nini bisa berubah dan mulai membuka diri pada orang sekitar Nini" Jennie memelukku dan mengeluarkan air mata bahagianya.
"Iya sama-sama Nini, aku ikhlas merubah kamu jadi lebih baik lagi. Sudah Nini jangan menangis, nanti baby El melihat dan dia berpikir Lili yang membuat nini menangis. Nini tau sendiri kalau baby El liat Nini nangis dia akan sedih terus dia juga marah dan merajuk pada orang yg bikin Mommy nya menangis. Aku gemas jika melihat putri kita merajuk, sama seperti Nini, pipinya mirip mandu yang menggembung dan berisi" ujarku supaya istriku berhenti menangis, inilah salah satu yang kusuka darinya, sifat penyayang dan kelembutannya yang mudah tersentuh jika perasaannya bahagia dan senang.
"Iya, terimakasih juga Lili
telah mencintai Nini dengan setulus hati. Jika tidak ada Lili mungkin Nini tidak sebaik sekarang, terimakasih sekali lagi honey. Lili, i really love you" setelah jennie menyelesaikan ucapannya dia langsung mencium bibirku lama dan aku pun membalas ciuman hangat yang di berikan Nini ku, tidak ada nafsu di antara ciuman kami yang ada hanya saluran kasih sayang dan cinta yang semakin membesar.Kami berdua berhenti berciuman, saling memandang menempelkan kening kami berdua dengan senyuman.
"Lili kita beli eskrim habis itu kita pulang. Lihat baby El, dia sudah mulai lelah bermain. Sana Lili bawa baby El kesini dan katakan akan membeli eskrim, pasti dia akan senang" Suruh jennie padaku, dia mulai membereskan tempat duduk kami dan menggulung tikar kecil tadi.
Aku hanya menganggukkan kepalaku dan mencium pipi mandunya.
"Baby el kesini sayang, kita akan membeli eskrim kesukaan baby dan juga Mommy, kita juga segera pulang karena hari mulai malam" Aku memanggil anakku dan ia langsung berlari dengan semangat menghampiriku dan memelukku sambil tersenyum.
"Ayo Dada kita membeli esklim banyak-banyak" matanya berbinar mendengar eskrim, benar-benar copyan Jennie yang selalu berbinar jika mendengar kata eskrim.
"Uluhuluhh baby El suda tidak sabar hemm, oke kita akan membeli eskrim yang banyak nanti. Ayo Kita mendekati Mommy j, dia sudah nungguin kita" aku memegang tangan Ella berjalan kearah Jennie yang sudah menunggu kami.
"Ayok Nini kita beli eskrim" aku menggendong Ella dan aku menautkan jemariku dengan jemari mungil Jennie.
Kami berjalan kearah tempat eskrim dan mulai memesan eskrim kesukaan masing-masing. Ella terserah mau eskrim rasa apa, yang penting itu manis di bibirnya, Sedangkan Jennie memilih Vanilla dan aku coklat.
Setelah jadi aku membayar eskrim kami dan mulai melangkahkan kaki pergi dari tempat penjual eskrim. Menuju rumah sambil menikmati eskrim yang kami pegang, ughh betapa manisnya kesayanganku kalau sudah makan eskrim, mata mereka berbinar-binar seperti kilatan cahaya.
-
Revisi-28/11/22
Vote di klik.
KAMU SEDANG MEMBACA
family is my life [Jenlisa]√
Fanfiction"Lisa dan jennie keluarga Yang manis" baca aja sapa tau suka. Gxg! jangan ditiru, yg homophobic menjauh jangan mendekat. Plagiat tidak di bolehkan mampir di cerita ini! Hanya halu, gak usah di bawak ke dunia nyata! CERITA KE 2.