7. Notice

76 14 1
                                    

"Jadi? Apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" tanya aizawa.

Siang itu, tepat di jam istirahat, [Name] mendatangi ruangan di mana aizawa selalu pergi untuk istirahat, di ruang istirahat guru ataupun ruangan yang juga digunakan untuk menerima tamu.

Setelah kejadian yang menimpanya kemarin, [Name] menceritakan semua yang terjadi selepas insiden bakugou mengenai midoriya yang mempertanyakan keadaannya dan juga tindakannya saat di arena kemarin.

Aizawa tahu, seberusaha apapun [Name] mencoba menyembunyikan rahasia yang [Name] coba kubur, lambat laun orang-orang pun akan tahu.

Sejak pembicaraan aizawa dan recovery girl tentang menyuruh aizawa ataupun menyuruh [Name] untuk menceritakan rahasia [Name] kepada orang yang sekiranya ia percaya, midoriya.

Saran dari recovery girl belum bisa aizawa lakukan lantaran aizawa sendiri masih memikirkan perasaan [Name]. Lagi pula, masalah ini berkaitan dengan [Name], membuatnya tidak bisa sesukanya bertindak tanpa ada persetujuan dari [Name].

Namun jika semakin dilihat keadaannya berdasarkan cerita [Name], mungkin alangkah baiknya saran dari recovery girl cepat dilakukan.

[Name] masih terdiam tak menjawab pertanyaan aizawa. Aizawa melirik gadis itu sekilas lalu kembali bersuara,

"Bagaimana jika kita memberitahunya juga?"

[Name] yang sejak tadi menundukkan kepalanya dalam langsung menatap terkejut kearah aizawa.

"A-ap—"

"Ya, kamu tidak salah dengar. Bagaimana kalau kita cerita kepadanya tentang hal ini?"

"A-aku rasa sensei salah menangkap maksud ceritaku. Yang aku mencoba ceritakan di sini adala—"

Aizawa memotong ucapan [Name] dengan tegas, "Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Yang aku coba katakan di sini adalah persis apa yang kamu bayangkan"

Dahi [Name] berkerut bingung, ia hampir saja meneriaki wajah aizawa jika aizawa tidak mencoba melanjutkan kalimatnya.

"Seperti yang kamu tahu, yang mengetahui hal ini hanyalah saya, recovery girl, cementoss, guru privatmu dan kamu sendiri tentunya. Dari kami ber-empat hanya saya yang memiliki akses terdekatmu karena saya adalah sensei-mu. Akses terdekat kita hanya terjadi ketika kelas berlangsung dan diluar dari itu, tidak ada"

Aizawa mengangkat cangkirnya, menyesap tehnya sebelum melanjutkan.

"Alasan kenapa aku menyuruhmu untuk memberitahu midoriya agar ia juga bisa membantu mengawasimu sebisa mungkin. Karena akses antara dirimu dan midoriya cukup dekat. Kalian bahkan tinggal dibawah atap yang sama. Dengan begini, pengawasan terhadapmu jadi lebih terkendali dan efektif"

[Name] masih terdiam, ia mencoba berpikir, mencari-cari celah yang ia bisa untuk melihat apakah peran midoriya sangat berpengaruh di beberapa bagian kehidupannya di sini.

"Aku tidak menyuruhmu untuk memberitahunya sekarang. Kamu boleh memikirkannya terlebih dahulu karena bagaimanapun kamu yang sedang menjalaninya. Tapi jika bisa dan kamu merasa tidak terbebani, kamu beritahukan semuanya pada midoriya. Kamu juga bisa menggunakan kami berempat sebagai bahan ancamanmu jika midoriya suatu hari berusaha menceritakan tentang apa yang kamu coba tutupi selama ini"

[Name] mengusap wajahnya, rasa takut dan bingung sedang beradu di kepalanya. Ia menjadi sangat bingung.

"Tidak perlu di pikirkan sekarang. Nanti juga kamu bisa menentukannya sendiri. Nah sekarang balik ke tujuan awal, bagaimana perasaanmu hari ini?"

***

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Beberapa murid ada yang pergi ke kantin, beberapa juga ada yang pergi entah ke mana, sisanya tinggal di dalam kelas dengan urusan masing-masing seperti kirishima, kaminari, dan sero yang tengah mengelilingi meja bakugou walau tahu bakugou selalu meneriaki mereka untuk menyingkir dari mejanya.

CompatibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang