Di siang itu ketika kelas dibubarkan lebih cepat dari yang biasa dijadwalkan, Bakugou dan Midoriya melakukan latihan bersama di sisi lain sekolah UA yang lebih terbuka dan luas.
Tidak latihan bersama, lebih tepatnya Bakugou sendiri yang menantang Midoriya. Ini bukan sekali atau dua kali Bakugou mengajaknya latihan dengan alasan menantangnya. Midoriya paham seberapa perdulinya Bakugou terhadapnya hingga memikirkan sejauh mana potensi quirk tambahan milik midoriya agar bisa dikendalikan.
Mau tidak mau, Midoriya mengiyakan ajakan Bakugou hingga mereka bisa melakukan latihan di siang hari ketika matahari tidak terlalu panas. Bahkan setelah kelas selesai dan masih mengenakan seragam olahraga, saat itu juga Bakugou mengajak Midoriya untuk berkelahi (latihan). Midoriya tidak bisa menolak. Ia memilih menurut ketimbang Bakugou meneriakinya.
Latihan sudah berlangsung 15 menit. Dengan rentang waktu segitu bukanlah apa-apa bagi Bakugou. Berbeda dengan Midoriya, ia tampak begitu kelelahan. Napasnya tersengal dashyat seakan Midoriya benar-benar kekurangan oksigen.
"Cih, lemah" sindir Bakugou melihat Midoriya yang terengah-engah.
"Haa... Kacchan! Gh-ghhaa.. Bi-bisakah kita istirahat sejenak?"
Bakugou memutar bola matanya, malas mendengar rintihan orang lemah. "Ya terserah lah, dasar lemah" Bakugou tidak memperdulikan Midoriya. Bakugou menyeret sendiri dirinya ke tempat di mana ia menaruh tas sekolahnya lalu duduk di sana selagi meminum dari botol minumnya.
Midoriya berkedip dua kali. Ia masih tidak menyangka Bakugou mau menuruti permintaannya dalam waktu singkat. Biasanya Bakugou sangat keras kepala bila ingin meminta waktu sejenak untuk rehat.
Bagi Bakugou, meminta ijin istirahat adalah yang terpayah selama latihan, begitu pikir midoriya.
Selama Bakugou latihan bersamanya ataupun bakugou latihan seorang diri, Midoriya tidak pernah melihat bakugou mengambil istirahat sejenak. Bakugou akan terus melakukan latihan nya tanpa ampun hingga bakugou selesai dengan jadwal latihannya.
Bakugou itu sangat displin, terlalu displin terhadap diri sendiri malahan. Katanya dengan begitu ia bisa melatih dirinya semakin kuat agar Bakugou dapat menyaingi All Might, si hero nomor satu, simbol perdamaian.
Bakugou memang kuat, tapi tidak dengan Midoriya. Hanya sekilas melihat Bakugou bisa langsung menyadari kalau Midoriya telah mencapai batas kemampuannya, Midoriya tidak bisa melanjutkan latihan mereka dan Bakugou terpaksa mengambil istirahat sejenak walau sebenarnya Bakugou sangat membenci itu.
Midoriya mengangkat wajahnya, matanya terpejam, ia menarik napas dalam memenuhi rongga dadanya sebanyak yang ia bisa hingga tubuh Midoriya terasa segar dan puas.
Midoriya sangat bersyukur atas kemurahan hati Bakugou saat ini. Midoriya sendiri tidak menyangka jika Bakugou mau menuruti permintaannya. Namun jika diperhatikan lagi, kebaikan hati Bakugou tidak secermin dengan wajah Bakugou.
'Kenapa kacchan mengerutkan dahinya seperti itu? Apa dia sakit?'
"Uhm.. kacchan.." Bakugou melirik ke arahnya, Bakugou benar-benar menanggapi panggilan Midoriya.
Suara Midoriya seakan tercekat, Midoriya tidak bisa mengeluarkan kalimat yang ingin sekali ia katakan pada Bakugou. Entah kenapa seketika lidahnya kelu.
Bakugou menarik napas panjang lalu dihembuskannya, "Apa? Gadis itu lagi? Kau ingin membantunya?"
Midoriya membulatkan matanya sempurna, tubuhnya kaku seketika. Apa yang diucapkan Bakugou itu seakan Bakugou telah membaca pikiran Midoriya sebelum ia mengucapkannya. Hal itu membuat Midoriya bertanya-tanya, apakah Bakugou benar-benar mengetahui apa isi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compatible
FanfictionBakugou Katsuki x readers as [Name] [Name] adalah seorang gadis yang pernah di jumpai saat pelatihan camp sebelum musim panas yang membantu melawan aliansi villain ketika penyergapan terjadi. Dan dia adalah gadis yang sama yang tengah berdiri di dep...