18. Fiancee-- (Nahoya)

8.5K 574 171
                                    

Di dalam kamar yang gelap itu. Sepasang insan tengah bercinta habis-habisan. Segala barang berserakan di mana-mana.

"Nahoya akhh hentikan aku lelah." (Name) menjerit tak tertahan. Nahoya benar-benar menghabisinya. Sudah berjam-jam berlalu tapi Nahoya masih belum puas.

Nahoya tidak mungkin memiliki kelainan, hyperseks. (Name) menggeleng pelan. Mengeyahkan pikiran negatifnya.

"Sst diamlah." Nahoya tersenyum lebar sembari menghentakkan miliknya. Sangat keras dan panas di dalam sana.

"Nikmati saja, (Name). Tubuhmu tidak bisa menolak 'kan?"

"Aku bisa mati, bodoh-- akhh-- aku-- sial kau, Nahoya!" (Name) mengerang tidak karuan. Pikirannya kosong.

Nahoya berhasil mempermainkannya. (Name) berteriak mencapai puncaknya. Nahoya seperti tidak berniat menyudahi permain mereka.

***

"Nahoya, aku tidak bisa berjalan!" (Name) berteriak dari dalam kamar. Bersedekap kesal ketika netranya bertemu pandang dengan sang tunangan.

Nahoya suka tersenyum. Kadang (Name) kesal melihat senyumannya itu.

"Hei, tidak perlu berteriak seperti itu. Suaramu sangat seksi, Sayang." Nahoya menggendong (Name) ala bridal style. Membawa gadis itu ke kamar mandi. Lebih tepatnya ke bathup.

Nahoya menyalakan air hangat. (Name) mulai membersihkan dirinya, ketika Nahoya kembali ke dapur. Tidak lupa, lelaki itu selalu mengecup kening (Name).

(Name) sudah bertunangan dengan Nahoya dua bulan, yang lalu. Awalnya (Name) menolak pertunangan itu, karena masih mau hidup sendiri. Tapi orang tuanya memaksa (Name) menerimanya.

Katanya temui dulu calon tunangannya. Karena setelah menemui calon tunangannya, mau tidak mau (Name) tetap terpaksa menerima Nahoya.

Malam itu, (Name) tidak sengaja minum terlalu banyak. Frustrasi memikirkan bagaimana caranya menghindari pertunangan konyol itu.

Hingga berakhir di atas ranjang dengan keadaan tanpa busana. Nahoya memeluk (Name) saat itu.

Dalam semalam, hidup (Name) berubah. Sehabis bertunangan, Nahoya semakin sering mengajak (Name) bercinta. Katanya latihan kalau sudah menikah nanti.

Alasan saja. (Name) mendengus menyembunyikan setengah wajahnya ke dalam air.

Nahoya membawakan (Name) handuk. (Name) mengeringkan tubuhnya. Lalu memakai jubah mandi.

(Name) mengulurkan tangannya. Meminta agar Nahoya menggendongnya. (Name) sangat manja saat bersama Nahoya.

"Suap." (Name) meminta dengan mata memohon.

Nahoya tersenyum lebar. Mulai menyuapi tunangannya, yang ternyata punya sisi manja yang menggemaskan.

"Enak!" (Name) memuji masakan Nahoya.

Lelaki itu mendekatkan wajahnya. Menjilat bekas makanan di sudut bibir (Name).

"Ya, sangat enak." Nahoya tersenyum lebar.

"Ini hari libur 'kan?" tanya Nahoya.

(Name) mengangguk. "Kenapa?"

"Aku masih menginginkanmu."

(Name) terbelalak. "Tidak. Kau harus membiarkanku istirahat. Aku tidak bisa jalan karenamu tahu!"

"Aku bisa menggendongmu ke mana pun."

"Tidak boleh, Nahoya! Kau--" (Name) terdiam. Menghela napas pelan. Mencoba meredakan emosinya.

Percuma menjelaskan panjang lebar pada lelaki di hadapannya ini. Nahoya tidak akan berhenti meminta, sampai dia mendapatkan kemauannya.

Tokyo Revengers || Lemon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang