Khawatir

406 39 2
                                    

Di tengah derasnya hujan, gadis bernama Aqeela berlari menerjang rintikan air yang terus berjatuhan ke tubuhnya dari langit gelap. Sampai akhirnya dia sampai di perumahan komplek tiga tingkat. Seorang laki-laki yang tinggi juga tegap menatap gadis yang baru saja muncul di ambang pintu, dia membawa handuk dan melemparkannya ke gadis itu.

"Dari mana aja?"

"Siapa yang nyuruh lo hujanan gini?"

Tanya Rangga. Aqeela hanya bisa menelan ludahnya panik, dia pasti bakal kena omel setelah ini. Rangga menarik tangannya masuk ke dalam rumah dan menyuruh Aqeela segera mengganti bajunya.

Aqeela masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua dengan memakai kaos yang Rangga ambilkan. Padahal bajunya ada banyak di lemari tapi malah di kasih bajunya Rangga. Aqeela bahkan hampir kelelep di baju yang begitu oversize ini. Di tengah kesibukannya dengan masalah baju yang ia kenakan, ia beralih memandang cowo yang sedang sibuk merapikan kasurnya.

"Lo ngapain ga?"

Rangga berbalik melihatnya, tanpa berkata sepatah kata pun dia langsung menarik lengan Aqeela dan menyuruhnya berbaring.

Rangga mengambil kompres hangat di atas meja yang sudah ia siapkan tadi dan meletakkan di dahi Qeela.

"Rangga, lo kenapa si? Gue gak sakit loh!"

"Lo bisa diam dulu gak?" potong Rangga.

"Lo itu enggak bisa hujan-hujanan Qeel, seharusnya lo tadi telpon gue! Biar gue jemput pake mobil."

Aqeela menghela napasnya, dia menatap manik mata Rangga. "Maaf Rangga, tapi gue gamau ngerepotin lo." Ketika Rangga Ingin berucap lagi membalas perkataan Aqeela, ia melihat di pantulan kaca cermin ada Naya yang tengah berdiri di dekat pintu.

"Naya sini masuk," panggil Rangga.

Naya berlari memeluk Aqeela, Aqeela melihat wajah adiknya bingung dengan perubahan sikapnya. Naya tak berkata apa-apa dan malah semakin erat memeluk Aqeela.

"Gua permisi dulu, lo istirahat aja Qeel," ucap Rangga pergi menutup pintu.

Keceriaan selalu hadir di wajah gadis yang selama hampir 3 tahun belakangan ini hidup bersama penyakitnya. Dia adalah Aqeela yianqa, yianqa sendiri terdiri dari gabungan nama kedua orang tuanya yianlia dan qamsi. Namun sayang, mereka tak bisa lebih lama lagi menemani Aqeela juga adiknya yang masih begitu kecil, Naya yianqa berumur 5 tahun.

Mereka berdua tinggal bersama kakak dari ibunya, bernama Syila dengan suaminya bernama Wirdana yang memiliki anak bernama Rangga Abidhara. Jadi Aqeela dan Rangga adalah saudara sepupu.

"Kaka kenapa di kompres gini? Jangan tinggalin Naya kak, Naya takut sendiri," ucap Naya yang mulai menangis.

"Eh kenapa? Kakak ga kenapa-napa Nay, ini kak Rangga aja yang bawa ginian buat kaka, kak qeela mah sehat-sehat aja. Kakak gak akan pernah ninggalin Naya, jadi Naya jangan takut ya," tutur Aqeela menenangkan.

Jujur, Aqeela sendiri sedih melihat adiknya yang sejak lahir belum merasakan kehangatan kasih sayang dari orang tua untuk anaknya, saat usia Naya tepat yang ke-1 bulan, kecelakaan itu terjadi di bukit sana. kini sudah berjalan lima tahun sejak peristiwa silam itu terjadi.

"Sini yuk, baring samping kakak," ajak Aweela menepuk-nepuk tempat yang masih kosong di sampingnya.

Naya naik ke atas kasur dan membaringkan tubuh di samping kakak tersayang. "Malam gini langit di atas penuh sama bintang Nay, coba deh kamu tutup mata dan bayangin bintang-bintang yang cantik nan bercahaya itu," Naya memejamkan matanya mengikuti arahan dari sang kakak. Sebenarnya itu cuma kiasan saja dari aqeela, Agar adiknya cepat tertidur.

Rasa Dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang