Ulah Celine

68 14 3
                                    

Aqeela terkejut dengan kehadiran Rayan, yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya. Rayan menggenggam tangan qeela mengajaknya pergi dan berjalan menjauh dari Rangga.

"Gue bawa qeela bentar ya Ga".

Rangga tak mengangguk sama sekali, dalam hatinya merasa sangat amat kesal. Dengan muka yang terlihat tenang, Rangga segera bangun dari duduk membayar makanan ke Bu kantin. lalu dengan cepat, pergi mencari Aqeela. Kemana kira-kira manusia songong itu membawanya?

Dengan cueknya, Rangga berjalan melewati sekumpulan gadis-gadis. yang mungkin pada saat itu, sedang terpesona dengan ketampanan Rangga yang baru mereka sadari. Tinggi badan Rangga, yang masuk ke tipe idaman wanita membuatnya di kagumi secara diam-diam oleh beberapa perempuan.

Sikap Rangga ke semua Perempuan di sekolah pastinya berbeda dengan sikapnya kepada Aqeela. Rangga merasa, kedekatan dan keakrab-an nya sudah cukup untuk lingkungan keluarga saja.

---

Brukkk..

"Awh" Gadis itu meringis sakit. Rangga membalikkan tubuhnya, melihat gadis yang jatuh tersungkur dibelakang karena menabrak dirinya.

Dengan memegangi lututnya, gadis itu melihat ke Rangga. Dia langsung menyadari, bahwa dia telah menabrak seseorang bukan seseorang yang menabraknya.

Rangga kembali melihat ke depan, dan melanjutkan langkah.

***

Rayan melambai-lambaikan tangan ke tempat duduk di sisi lapangan, Seseorang yang mendapat lambaian tangan pun tersenyum menyemangati Rayan.

"Aqeelaa" Panggil Rangga sembari memegang lengannya.

"Rangga?"

"Ikut gue ke kelas qeel"

"Hm tapi ga, gue-" kata qeela terjeda sambil melihat Rayan di tengah lapangan.

"Biarin aja dia, ngapain juga Lo cape-cape nontonin sama semangatin dia? gue ga mau lo kenapa-napa" tukas Rangga.

"Gue gak selemah itu ko Rangga, ini ga buat gue cape. Lagipula, lo tau kan? Rayan itu gatau sama penyakit yang gue punya, jadi wajar kalo dia minta gue, buat liat dia main" balas qeela lirih.

Rayan yang menyadari Kehadiran Rangga, langsung berlari mendekati mereka. "Lo udah mau pergi sama Rangga ya qeel? Gapapa ko, lo pergi aja. Gue dah seneng lo udah bisa liat gue main tadi, walaupun cuma sebentar" ungkap Rayan.

"Guee-" ucap qeela terpotong.

"Em sorry, maaf mengganggu pembicaraan kalian" Kata gadis yang barusan muncul di samping Rangga.

"Nama gue Mala, gue cewe yang ga sengaja nabrak Lo tadi, gue belum bilang maaf ke elo, karena Lo tadi langsung pergi gitu aja" Jelas Mala, tubuhnya menghadap penuh ke Rangga.

Rangga melihat sekilas mata Mala lalu menunduk dengan cueknya. "Gua dah maafin Lo" ucap Rangga.

"Eh iya, makasih kalo gitu. Gue permisi ya" ucapnya sambil tersenyum ke Aqeela dan Rayan.

"Dia siapa Rangga?" Tanya Aqeela antusias.

"Ga kenal"

"Ko jawabnya gitu? gue kira dia temen cewe Lo"

"Lo kenapa jadi bahas dia sih qeel?"

"Kenapa emangnya? Lo ga suka?" tanya qeela balik.

"Gak"

"Ih, ga boleh gitu Ranggaaa" ucap Qeela dengan memanjangkan ujung nama sepupunya itu. "kalo gitu lo balik sendiri aja deh ya ke kelas, ntar gue nyusul lo" Lanjutnya.

Rasa Dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang