Posesif

46 6 1
                                    

Pekatnya langit gelap dipenuhi bintang-bintang yang bercahaya terang berhasil memanjakan mata siswa-siswi SMA Driyakara. Mereka duduk membentuk lingkaran besar yang di tengahnya terdapat api unggun, setengah lingkaran para gadis dan setengah lingkaran nya lagi para lelaki. Kini mereka sedang menghangatkan tubuh setelah baru saja selesai makan malam dan upacara pembukaan kegiatan.

Aqeela tak bisa menahan rasa bahagianya, ia terus tersenyum menatap indahnya langit, siapapun pasti suka dengan keindahannya. Aqeela mengalihkan pandangan karna merasa ada yang memperhatikan, tepat saat Aqeela melirik Rangga dengan cepat melihat ke arah lain membuat Aqeela terkekeh karena dia tetap menyadari tindakan Rangga itu.

Aqeela berinsiatif bangun dari barisan duduknya, berjalan menghampiri lingkaran pria di sisi sana, Aqeela berjongkok dan menepuk pelan bahu Rangga.

Rangga menoleh mendapati seorang Gadis tersenyum lebar padanya. Jantung Rangga dibuat kaget ia segera menoleh secara berulang melihat tempat duduk gadis yang baru saja ia lihat beberapa detik lalu, dan kembali menoleh ke belakang nya.

Aqeela mengembangkan senyuman. "Ini gue Aqeela, bukan hantu kok"

"Maaf ya ga, lo kaget ya?" tanyanya karena melihat Rangga memegang dada tempat dimana jantungnya berada.

Rangga mengangguk kaku. Otaknya masih berpikir bagaimana gadis yang baru saja ia lihat di sana tiba-tiba ada di belakang nya? Untung saja Rangga tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, kalau tidak Rangga sudah tepar saat ini.

"Lo masih deg-deg an ya?" Aqeela dengan polos meletakkan telapak tangannya di dada Rangga.

"Qeela jangan" elak Rangga menyingkirkan tangan kecilnya.

Aqeela syok dengan perlakuan Rangga, tapi Rangga jauh lebih syok dengan tindakan tiba-tiba nya. "Jangan salah paham Qeel, Kalau Lo megang, yang ada makin deg-degan" jelasnya.

Aqeela hanya bisa diam tak mengerti dengan ucapan Rangga. "Btw, kenapa tadi ngeliatin gue mulu?"

"Hm? Enggak. Perasaan lo aja kali"

"Gausah ngelak, Lo udah ketahuan. kalau lo terus-terusan merhatiin kaya gitu gue jadi bingung harus bersikap"

"Sorry, gue khawatir sama lo qeel. Gue gamau lo lepas sedetik pun dari pandangan gue, gue senang bisa liat senyum lo terus"

"Omongan Lo Rangga, jangan sengaja bikin gue salting ya!" Aqeela terkekeh dibalas senyuman full oleh Rangga.

"Hay Aqeela" seseorang muncul di antara mereka, menghancurkan momen indah yang sedang terjadi.

"Eh, Rayan?"

Rangga memutar bola matanya malas, tak tertarik dengan topik alay yang akan dibahas oleh Rayan.

"Lagi apa kalian? gue juga mau buat lo ketawa dong"

"Lo gabisa jadi gue" timpal Rangga.

"Siapa juga yang mau jadi lo, ga sudi tau lah" tukas Rayan dengan nyaring hingga mendapat perhatian banyak orang.

"Ehh, jangan teriak-teriak! Ayo balik ke tempat masing-masing!" ujar Ketua OSIS yang akhirnya datang.

Aqeela segera balik ke tempat meninggalkan 2 lelaki tampan. "Sana lo, gausah liatin dia, bucin banget!" ketus Rangga.

"Apaan si lo? gak jelas, banyakin minum obat gaa!"

"Lo mau pergi atau mau gua hajar?" Emosi Rangga sudah di ujung tanduk, Rayan segera lari menuju tempatnya.

Malam itu mereka habiskan dengan mendengar Ketua OSIS menyampaikan kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan disini, juga mendengarkan sedikit penyampaian materi dari mereka.

Rasa Dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang