17.Tentang sebuah kehangatan (Puisi V)

468 40 1
                                    

Kalau Cuma Ingin Mengusir Rasa Kesepian, Mari Bertukar Cerita saja. jangan Sampai Mengajak Bertukar Hati

"Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu? Jadi angin? Percuma, tak bisa kamu lihat. "

"Jadi air? Percuma, tak bisa kamu genggam."

" Menjadi sosok nyata cukup membebankan ku untuk mencintaimu."

"Dan kini aku hanya bisa diam ditemani rindu yang murung,Sekarang pun Aku hanya bisa Menumpahkannya lewat sebuah kata yang mungkin belum tentu kamu dengar"

"Segala ruang pada akhinya akan menemui sunyi,Sunyi yang akan membawa ku kedalam kesendirian di tengah malam yang dingin"

"Di mana saat waktu itu aku sedang menghampiri sunyi ,kamu Malah datang menawarkan sedikit kehangatan malam"

"Tetapi malam ini dan malam esok dan seterunya,Tidak ada yang menawarkan kehangatan seperti diri mu untuk ku"

"Sosok seperti mu saat ini sangat sulit tergantikan,Telah ku coba mencari sosok seperti mu didiri orang lain tetapi itu sangat nihil ada yang seperti mu"

"Derita Didiri ku semakin terasa"

"Keluahan dihati sangat terasa"

"Tersiksa oleh luka Prasaan"

"Diatas kepergian cinta di depan mata"

"Anganku saat ini terbang melayang"


"Mengenang sebuah kepergian yang kepergiannya sangat tidak aku nanti. "

"Dari aku untuk kamu yang waktu nya telah aku ganggu. "

"Sekian terimakasih"

(Melalui tulisan ini semoga saja kamu tidak melihat atau pun membacanya karena aku yakin kamu tidak akan Perduli dengan sebuah kalimat yang aku lontarkan agar  didengar atau pun dibaca oleh mu.aku yakin juga kepergianmu adalah takdir tapi kehilanganmu adalah sebuah kehilangan yang amat terasa didiriku)

Semua yang berada didalam kelas memberikan tepuk tangan kepada Ziah, karena puisi yang dia baca kan sangat mendalami,sampai sampai bu Terin guru bahasa Indonesia hampir mau meneteskan air matanya.

"Ibu Terin gapapa? " Tanya Ziah kepada nya.

"Gapapa nak ibu hanya terharu aja mendengar puisi mu"

"Silahkan Ziah kamu duduk lagi, sekali lagi mana dong tepuk tangan ya buat Ziah " Lanjut bu terin mengapresiasikan penghayatan ziah membaca puisi.

"Gila ya lo Ziah keren penyampaian puisi nya menyetuh hati gua jasa, terasa jlebb ke hati gua"Eka memuji Ziah yang baru saja duduk.

"Btw kaya nya ni puisi punya arti sampe Ziah membaca kan nya sampe menghayati banget" Afifah menyenggol Ziah (mengodekan)

"Jangan jangan"eka members tatapanenggoda kepada Ziah.

" Apa si, nggk ada arti khusus ni puisi"ucap Ziah.

"Yakin lo? " Seren memastikan.

"Gua sih ga yakin ser"sahut Eka.

" Soalnya ni puisi kaya bener bener Real asli gitu kaya apa yang dialami lo zi"lanjut eka menimpal sahutannya.

Ziah menghela nafas gundah "Nggk eka nggk, gak punya arti apa apa"

"Iya percaya, cepet move on ya sist"Eka menepuk bahu Ziah.

" Selanjutnya Eka "panggil Bu Terin.

" Ha saya tah bu? "

"Iya Kamu Eka"

"Saya ga Bisa Bikin Puisi  bu, ni liat kosong buku saya" Eka menunjukan buku nya.

"Kamu Ga ngerjain Tugas yang ibu kasih"

"Hehe nggk bu" Eka menggaruk kepalanya yang ga gatal.

"Tapi kamu setidaknya bisa baca puisi "Tanya bu Terin.

" Kalo cuma baca doang mah bisa atuh bu"

"Sok coba di baca puisi ini, inget ya pake penghayatan ngebacanya" Bu tarin memberikan 1 buku catatan Puisi kepada Eka.

"Judulnya Sedih yang terlalu, puisi dari Imam Zenit"

"Dipenghujung hari ku ini"

"Tak juga bisa ku tulis tempat"

"Kesimpulan tentang perlakuanmu"

"Karena terlalu dalam kau menghilang"

"Dalam Lautan kemuanaanmu"

"Kau junjung tinggi rasa ego mu"

"Untuk sebuah kepuasan"

"Tak juga kutemukan kebenaran itu"

"Saat kau hadir dalam semu"

"Hingga kasa dimataku"

"Sedang yang tersimpan hanya luka"

"Mungkin aku hanya sebuah karang yang terdiam"

"Saat kau menjadi ombak
Menerjangku tak henti"

"Dan egomu, semua yang kau lakukan "

"Membunuhku perlahan"

"Sekian terimakasih"

"Mana dong tepuk tangan buat eka" Suruh bu teren semua murid yang ada di kelas tersebut mengapresiasikan Perform Eka Di depan.

"Terimakasih guys, udah udah ntar tangan kalian cape" Semua nya langsung mensudahi apresiasi karena eka sendiri yang menyuruh nya.

"Keren cuy"puji  Dessya.

" Tnmhankyuuu fif"
-
-
-

Author mau bilang
Kalo  kalian punya tekat memperjuangkan yang virtual, mulai saat ini perjuangkan tapi inget satu hal ketika kamu sudah cape istirahat tunda dulu perjuangan kamu





Virtual FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang