|°'Bagian 12'°|

672 319 67
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Memang benar ya, perasaan itu gak bisa kita paksakan."

🍁🍁🍁

Tok tok tok

"Vina?" panggil Rena.

Tidak ada kunjung suara dari sang pemilik kamar. Akhirnya Rena membuka pintu kamar tersebut, ia melihat Vina yang tertidur lelap. Dia ketiduran kah? terlihat matanya yang sembab, Rena mengerti dan sangat paham terhadap anaknya itu.

Apa boleh buat, jika perjodohan ini adalah sudah menjadi sebuah janji yang harus di penuhi dan di tepati. Ia berharap setelah menjelaskan semuanya, putrinya itu mengerti dan mau menerima perjodohan ini.

Rena mengusap rambut Vina dengan pelan, tidak terasa ternyata Vina merasakan bahwa rambutnya ada yang mengelus, ia perlahan membukakan matanya.

"Mama?" kaget Vina.

Rena hanya tersenyum kepada putrinya itu. Vina yang sadar, ia langsung bangun dan duduk, lalu memeluk Mamanya.

"Maafin Mama ya, Vin. Tapi mama berharap kamu mau mengerti, dan mama akan jelaskan semuanya. Kamu mau 'kan dengerin penjelasan dari mama?" ucap Rena pelan.

Vina melamun, namun detik selanjutnya ia menganggukkan kepalanya. Menurutnya tidak salah untuk mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu, daripada ia salah paham dengan semuanya. Ada kalanya ia juga harus menurunkan egonya yang sangat besar.

Flashback on

Levi dan Rena tinggal di sebuah kontrakan kecil yang baru saja mereka beli. Rumah gedongan yang mereka punya sudah di sita oleh rentenir. Perusahaannya bangkrut mendadak karena ada sebuah karyawan yang meruntuhkan semuanya lewat jalur belakang.

"Mas, gimana perusahaan kamu? aku bekerja saja ya Mas, aku tidak mau melihat kamu banting tulang hingga perusahaan bangkrut," ucap Rena pada Levi yang sedang duduk di ruang tamu.

"Sayang, kamu lagi hamil. Ini sudah 9 bulan loh, mana bisa kamu bekerja, aku tidak mau anak kita kenapa-napa. Kamu tenang saja, aku sudah berkenalan dengan keluarga Arkana."

"Arkana?"

"Iya, aku memohon-mohon pada Farhan untuk bisa bekerjasama dan membantu perusahaan kita."

Rena tersenyum lalu mengangguk, memeluk Levi dengan erat, mengelus perutnya dengan pelan. Ia berharap, ia melahirkan dengan normal dan memiliki biaya yang cukup.

***

Levi sedang berada di perusahaan keluarga Arkana. Perusahaan terbesar pertama yang sangat terkenal.

"Pak Farhan, saya mohon. Beri saya satu kesempatan untuk bisa bekerjasama dengan perusahaan Bapak. Saya benar-benar butuh Pak, Perusahaan saya sudah di bawah sekali Pak."

ALVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang