|°'Bagian 17'°|

605 276 26
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Perasaan tidak bisa dipaksakan."

🍁🍁🍁

Rasya menatap handphonenya dengan tatapan nanar, harapannya pupus ketika ia mengetahui Vina akan di temani Alvino saat lomba. Walau mungkin, Alvino hanya menemani Vina, tetap saja ia tidak suka.

Ada rasa sedikit tidak suka jika ia melihat Alvino dan Vina. Ingin melarang, tidak ada hak. Ia bisa apa? ia hanya bisa memendam.

Rasya bingung dengan perasaannya, apa ia harus mengubur perasaan itu pada Vina? atau ia harus memendam terus? tapi mau sampai kapan? Rasanya sangat berat jika mencintai hanya sendirian.

"Kok bisa sih, malam-malam gini Alvino lagi  sama Vina," gumam Rasya.

"Sial! kenapa gue gak tembak Vina dari dulu. Sekarang keduluan 'kan sama si Alvino," ucap Rasya dengan penuh penyesalan.

Rasya menatap foto Alvina yang sempat ia ambil di sosial media Vina.

"Vin, Lo cantik banget. Kok lo gak peka sih, gue suka sama lo," ucap Rasya.

"Capek kalau mendem terus," lirihnya yang masih setia menatap foto Vina.

"Gue cinta sama lo, Vin. Tapi gue tau, hati lo bukan untuk gue. Apa gue harus ikhlasin lo?"

Rasya memeluk foto Vina, tidak terasa kantung matanya berat. Akhirnya ia tertidur dengan keadaan yang memeluk sebuah foto.

"Ada beberapa hal yang harus kita tau, bahwa cinta itu tidak bisa di paksakan. Semakin kita memaksakan perasaan kita, semakin itu juga perasaan seseorang akan membenci kita."

Solusinya? Ya cinta dalam diam :)

***

"VINO!!!"

Tok tok tok

"AL BANGUN! NANTI KESIANGAN," teriak Vina yang sudah berkali-kali mengetuk pintu kamar Alvino.

Tidak ada kunjung balasan, Vina sudah kesal dan tidak tau lagi cara apa untuk membangunkan Alvino. Ini benar-benar kebo sekali.

Vina tidak sadar bahwa pintu kamar lelaki itu tidak di kunci. Terpaksa ia masuk untuk membangunkan Vino.

"ALVINO, BANGUN!" teriak Vina, tepat di samping telinga Alvino.

"Astaghfirullah, ni anak kebo banget," keluh Vina.

Vina berjalan menuju kamar mandi, ia mengambil satu gayung yang sudah berisi air penuh. Kemudian menyipratkan air itu pada wajah Alvino.

"Banjir, banjir."

Alvino yang sedang tertidur nyenyak, terasa ada air turun pada wajahnya dan terdengar ada orang yang berteriak.

"Hah, banjir?" kaget Alvino yang langsung membuka matanya.

ALVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang