|°'Bagian 41'°|

223 21 47
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
JANGAN JADI SILENT READERS
JANGAN LUPA JUGA SHARE CERITA INI KE TEMAN, KERABAT, KELUARGA DAN SOSIAL MEDIA

🍁🍁🍁

"Percaya itu boleh, asalkan jangan sepenuhnya percaya."

🍁🍁🍁

Pagi ini Alvino sudah rapi dengan seragam sekolahnya, dia sudah siap-siap bergegas untuk berangkat, tapi sebelum itu dia juga ingin sarapan terlebih dahulu, apalagi Bunda dan Ayahnya sekarang sudah pulang. 

Rara yang melihat anaknya sudah rapi itu pun tersenyum, "Selamat pagi, Al." 

"Pagi Bunda," jawab Alvino. 

Alvino melihat disekelilingnya, mengapa pagi ini sangat sepi sekali, biasanya Ayah dan om Levi sudah ada di meja makan, namun kali ini hanya ada dirinya dan sang Ibu.

"Ayah sama om Levi kemana Bunda? kok gak ikut sarapan bareng?" tanya Alvino yang kebingungan.

"Tadi pagi ada meeting dadakan, jadi mereka buru-buru pergi dan tidak sempat sarapan."

Alvino hanya mengangguk-angguk saja, namun dia juga tersadar bahwa tidak ada Alvina di meja makan, kemana gadis itu? sudah berangkat kah? atau masih siap-siap? pertanyaan itu semua seolah-olah refleks muncul di kepala Alvino.

"Kamu nyari siapa lagi bang? Vina? dia ada di kamar, hari ini izinin ya Bang."

Alvino mengerutkan alisnya, "Emang Vina kenapa?" tanya Alvino yang semakin penasaran, karena semenjak kejadian semalam itu dia langsung badmood dan malas berbicara dengan Vina.

"Sakit," ucap Rara sambil menyiapkan sarapan. 

Setelah mendengar hal tersebut, Alvino langsung pergi ke kamar Vina untuk memastikan kondisi Vina saat ini. Alvino masih memiliki rasa khawatir, dia memang masih marah dan tidak suka dengan tingkah Vina kemarin, tetapi dia juga masih cinta dan memiliki hati nurani untuk melihat bagaimana keadaan Vina sekarang.

Ceklek!

Suara pintu terbuka itu sangat terdengar jelas di telinga Vina, dia baru saja memejamkan matanya, dia membukakan matanya sedikit untuk melihat siapakah yang masuk ke dalam kamarnya, ternyata Alvino. Vina sengaja pura-pura tidur karena ingin tau apa yang akan di lakukan Alvino saat ini.

Alvino berjalan menghampiri Vina yang sedang terlentang, ternyata pacarnya ini masih tidur nyenyak. Vina merasakan ada tangan yang memegang jidatnya, Vina tau ini pasti Alvino yang ingin mengecek suhu badannya. 

"Panas banget," gumam Alvino. 

Alvino yang melihat Vina seperti kedinginan dan menggigil, dia pun langsung menarikkan selimut dan menyelimutinya ke seluruh badan Vina. 

"Ini pasti gara-gara semalam dia kehujanan, emang Rasya brengsek!" kesal Alvino.

Vina masih bisa mendengar apa yang diucapkan Alvino, ternyata kekasihnya ini masih kesal pada Rasya dan dirinya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang