|°'Bagian 22'°|

614 265 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍁🍁🍁

"Terkadang hal sederhana yang tidak pernah kita sukai sebelumnya, itu bisa membuat kita jadi suka dengan harapan yang telah seseorang kasih."

🍁🍁🍁

Sore ini Vina sedang bersantai di kamarnya, namun apalah daya, Alvino menganggu dirinya hanya untuk menyuruhnya membeli nasi goreng yang ada di depan kompleks perumahan Vina.

Awalnya Vina menolak mentah-mentah suruhan Alvino itu, tapi pada akhirnya ia mengalah karena Alvino terus memaksanya hingga mengancam dirinya akan di laporkan pada ibunya.

"Dasar cowo nyebelin!" teriak Vina pada Alvino yang sedang duduk santai di depan televisi.

Alvino benar-benar menyebalkan, tidak bisakah satu hari saja tidak membuat ulah dan tidak menyebalkan? Tidak bisakah untuk tidak mengancam dan membuat emosi? Rasanya ingin pindah ke planet mars.

"Cepet Vin, gue udah laper."

"Bodo amat, malesin banget sih lo!"

Alvino mengangkatkan bahunya tak acuh, ia hanya ingin nasi goreng kali ini. Vina hanya mendengus kesal, akhirnya Vina keluar dari rumahnya untuk membeli nasi goreng yang Alvino inginkan itu, seperti orang yang mengidam saja, apa-apa harus dituruti. Dasar cowo aneh, belagu, tukang ngatur-ngatur.

Tatapan Vina beralih pada sebuah motor yang sudah ada di depan pagar rumahnya, motor yang sudah tidak asing lagi bagi Vina.

Ada apa dia kemari? batin Vina.

Vina baru saja keluar, namun berpas-pasan sekali dengan lelaki itu yang datang di waktu tepat.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam."

"Hai, Vin," sapa lelaki berparas tinggi dan putih itu.

Ya, dia adalah sosok lelaki yang akhir-akhir ini berani untuk mendekatkan dirinya pada Vina, setelah sekian lama ia memendam rasa cintanya secara diam-diam. Siapakah dia?

"Hai," balas Vina sambil tersenyum kikuk.

"Lo ngapain ke rumah gue?" tanya Vina.

"Gue tadi di suruh beli martabak, kebetuan lewat rumah lo, sekalian aja gue beliin buat ko," ucap Rasya sambil menyodorkan satu buah plastik yang berisi martabak manis spesial.

Dia adalah Rasya, si ketua band di SMA RAJAYASA. Cowok yang di gemari siswi-siswi, populer juga, namun lebih populer Alvino sang anak dari pemilik sekolah.

"Thanks. Gak usah repot-repot, tapi gue gak laper," tolak Vina.

"Gapapa, ambil aja."

"Tap-"

ALVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang