Jangan lupa Vote!!!
Udah dipakein tanda seru 3 terus gak vote kebangetan!
Warning!!!
*Adegan dan ucapan dalam part ini tidak untuk menyinggung atau menyudutkan beberapa pihak tertentu*
°Rekayasa°
"Akhh" lirih Diva.
"Sudah berapa kali papa ingetin kamu untuk jauh-jauh dari laki-laki itu!"
"Apa kamu sudah tidak punya telinga lagi Skandinavia?"
"Gak! Emang dari awal aku udah gak bisa denger lagi pah! Dari awal papa ngerusak semua kebahagiaan Diva! Diva udah gak bisa dengerin omongan papa lagi! Puas?"
Plak
Satu tamparan membuat kepala Diva tertoleh ke samping, ia merasakan pipinya perih akibat tamparan itu.
"Sekalipun papa nampar aku, gak akan berubah keputusan Diva. Karena papa udah gak berhak atur Diva!"
"Dasar anak kurang ajar!" tambah Rini.
"Diam lo! Gak ada hak lo ngebentak gue!"
Bugh
Kali ini satu tinjuan tepat mendarat di wajah Diva. Air mata yang sedari tadi berusaha ditahannya jatuh begitu saja.
"Pukul pa! Pukul"
"Gak ada bedanya kamu dengan ibumu!"
"Lo denger baik-baik murahan!" Diva menatap tajam ibu tirinya itu.
"Lo itu parasit di keluarga gue. Dan lo harus nyadar? Sampai hari ini aja lo gak bisa kasih keturunan!"
"DIVA JANGAN KURANG AJAR KAMU!"
"Apa? emang bener kok dia gak bisa punya anak"
"Ehh, lo tu harusnya nyadar yah tante!"
"Orang lain kalau sulit punya anak berdoa, nah elo gak bisa punya anak malah nyamber suami orang"Plakk
Plakk"Kurang ajar kamu! Didik anakmu itu mas" Rini bergegas pergi setelah puas dengan dua tamparan dilayangkan pada wajah Diva.
"Perbaiki kelakuanmu Diva, jika tidak! Jangan lagi berharap papa akan membiayai hidupmu!"
"Gak usah atur-atur hidup gue!" Diva membanting kasar pintu apartemennya setelah kepergian papanya.
Kepala Diva sangat pening, ia memejamkan matanya begitu lama. Otaknya tak bisa berpikir apapun selain orang-orang jahat yang masuk dan mengganggu hidupnya.
Tekanan demi tekanan ia rasakkan. Entah dari orangtuanya ataupun dari pacarnya yang mengaku sayang padanya.
Tangisan pun tak bisa menjadi bukti kehancurannya saat ini. Setiap luka yang papanya berikan padanya akan menyatu dengan luka yang ada dihatinya selama ini.
Rekayasa, satu-satunya orang yang bisa ia andalkan sekarang hanyalah sebuah kebohongan pada dirinya sendiri. Serasa nadinya sedang disayat-sayat oleh luka yang diberikan Rekt padanya.
"Tuhan, aku gak minta banyak dari Mu! Hanya satu pintaku sembuhkan mama! Hanya dia satu-satunya orang yang bisa menjadi sandaranku saat ini"
"Hanya dia satu-satunya orang yang bisa mengobati luka-luka ini!"
Setelah melewati hari yang panjang, menutup semua kekecewaan dan luka yang orang-orang berikan padanya dalam buku hariannya. Akhirnya Diva bisa menenangkan hati dan pikirannya

KAMU SEDANG MEMBACA
REKAYASA
Teen FictionSkandinavia Valerie Putri adalah salah satu primadona di sekolah. Badannya yang ramping, wajahnya yang cantik membuat semua pria di sekolahnya tergila-gila dengan dirinya. Bahkan sebagian besar cewek di sekolahnya insecure ketika berpapasan dengan D...