Rekayasa Satu

103 59 43
                                    

Jangan Lupa Vote Sebelum Baca😪

°°°

"Dari awal papa udah ingetin kamu untuk jangan deket-deket lagi sama anak itu!"

"Kamu ini jadi anak gak bisa diatur"

"Apa yang Papa bisa banggain dari kamu?"

"Heran Papa" bentak Dika bertubi-tubi pada Putrinya, setelah mendapati anaknya itu sedang bersama pria yang tidak ia segani.

"Pa, dari awal Diva udah ngomong untuk jangan bawa-bawa Rekt dalam hubungan keluarga ini. Silahkan Papa pergi dari apartemen ini sekarang!"

Plakk

"Udah bisa ngelawan kamu!"

"Bagus Pah, kalau satu tamparan tidak cukup bagi papa, tambah lagi pah! TAMBAHHH!"

"Mas, mas, udah mas udah! Malu diliatin orang!" bujuk Rini ketika melihat beberapa orang di apartemen itu mulai keluar dari unitnya dan menyaksikan kejadian di depan pintu apartemen nomor 221 itu.

Melihat keadaan sekitar Dika lalu menarik kerah kemejanya, masih dengan tatapan tajam pada Putrinya
"Papa belum selesai dengan kamu!"

Bruuk

Tanpa menunggu lama, Diva langsung membanting pintu apartemen menandakan kekesalan nya hari ini pada orangtua nya. Tangannya naik memijat-mijat ujung keningnya, ia menarik nafas panjang lalu membuangnya dan mengulangi sampai ia merasa tenang. Setelah pikirannya mulai tenang, ia pergi berdiri di balkon kamarnya dan menatap setiap dimensi bumi yang bisa ditangkap oleh kedua bola matanya.
"Arhhh"

Roomchat
Rekayasa Bumi

Rekt

??

Gak ada otak balesnya

Wkwk, apa?

Maaf yah soal kejadian tadii
Gue bener-bener gak nyangka
Sumpah!
Kalau tuh orang bakal dateng

Udah kek kuyang aja
Untung gue pinter jadi ninja

Yaudah gue mau istirahat
Jangan lupa buat kalau ada tugas!!!

Siap komandan
Withlove

°°°

Cahaya matahari pagi menelisik masuk ke dalam ventilasi seakan mencari sang pemilik kamar. Hari ini Skandinavia memutuskan tidak masuk sekolah setelah kejadian kemarin, rasa perih tamparan papa nya kemarin seakan menyatu dengan luka tamparan yang ada di hatinya selama ini.

Setelah menyadari matahari mulai naik,
Ia mencengkram kuat kasur miliknya itu. Matanya terbuka lebar menatap setiap inchi langit-langit kamarnya. Mengehela nafas pelan sebelum akhirnya bangun dari tempat ia berbaring.

Setelah meminum air putih di tumbler miliknya ia beralih untuk senam pagi, alunan musik here perfect memenuhi seluruh ruangan kamarnya sekarang.

Ting

Rekt
Selamat pagi nona
Apa alasan anda tidak masuk hari ini?

Senyuman terukir jelas diwajah Diva setelah membaca sebilah pesan dari pacarnya itu. Jari telunjuk tanpa permisi menyentuh panel panggilan video di roomchat itu. Seketika matanya terbelalak melihat lelaki lengkap dengan seragam serta jas lab sedang tersenyum manja.

REKAYASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang