Hallo wan
Cuma mau ngasih tau tombol vote di bawah!
°Rekayasa°
"Rekt!" panggil seseorang membuat sang pemilik nama mengumpat dalam hati.
Rekt berusaha untuk tetap tenang menghadapi Indah yang kini menghampirinya. Bibirnya merekah seolah dipaksa untuk tersenyum.
"Gak usah deket-deket!" Rekt menjaga jaraknya dengan Indah. Ia lalu menerima materi yang akan dibahas dalam rapat panitia mengenai pentas seni.
Perlakuan Rekt tak membuat Indah sadar akan posisinya, bahkan jarak yang diciptakan oleh Rekt diterobos begitu saja oleh Indah.
"Lo kenapa sih?" Indah bahkan tak segan memegang dagu milik Rekt.
"Udah Ndah, Plis!" Pinta Rekt.
"Yaudah, yuk bahas dikantin aja!" dengan sengaja Indah menggenggam tangan Rekt dan menariknya paksa.
Kedatangan Indah dan Rekt di kantin menjadi pembuka masalah yang harusnya sudah diselesaikan kemarin. Rekt tak menyangka jika Diva yang tadinya sudah ia antar ke kelas sekarang sedang duduk sendirian di kantin.
Nafas Diva memburu melihat kehadiran pacarnya itu. Kejadian kemarin seakan menjadi bukti kebohongan Rekt dalam hubungan mereka. Melihat Indah yang yang menggenggam tangan Rekt membuat Rahang Diva mengeras.
Plakk
Satu tamparan rasanya belum cukup untuk menunjukkan amarah Diva saat ini. Rekt berusaha menengahi namun hanya mendapat tatapan tajam dari Diva.
"Ehh, gak ada malunya lo yah! Gue cukup sabar ngadepin lo kemarin kemarin. Tapi emang yah setan tuh gak pernah puas hancurin hidup orang!" bentak Diva.
"Berani yah lo tampar gue!"
"Ngapain gue takut!" tangan Diva naik mengacak-acak rambut Indah. Ia bahkan mengambil botol saus tomat dan mencipratkan itu ke seragam Indah.
"UDAH-UDAH" suara Rekt naik satu oktaf, ia mengunci lengan Diva erat membuat pacarnya itu kesulitan bergerak.
Diva yang berusaha untuk melawan namun tenaganya tak cukup kuat untuk melepaskan pegangan Rekt.
"Bisa diam gak!" bentak Rekt membuat Diva terdiam mematung tanpa gerakan kecil pun.
"Udah gue bilang! Gue sama Indah gak ada hubungan apa-apa! Lo masih aja terus seperti ini! Kontrol emosi lo! JANGAN KEK ANAK SD BISA GAK"
Diva mendecak kesal, tatapannya datar pada Rekt.
"Belain terus! Lo tuh laki-laki gila yah!" tandasnya
Diva berjalan keluar kantin, bahunya sengaja ia tabrakan ke bahu Indah membuat musuhnya itu meringis kesakitan.
"Cuih! BASI!"Tangan Diva naik mengusap-usap rambutnya yang berantakan akibat perkelahiannya dengan Indah tadi. Ia menatap datar pantulan kaca yang menampilkan bayangan dirinya.
"Maafin gue"
"Maafin gue yang selalu kecewain lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
REKAYASA
Teen FictionSkandinavia Valerie Putri adalah salah satu primadona di sekolah. Badannya yang ramping, wajahnya yang cantik membuat semua pria di sekolahnya tergila-gila dengan dirinya. Bahkan sebagian besar cewek di sekolahnya insecure ketika berpapasan dengan D...