Hai
----•°•°•°•----
Jam didinding kelas sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dan Argha belum datang juga. Keyara menumpukan kepalanya dilipatan tangannya yang ia letakkan diatas meja. Menunggu cowok itu dari pagi. Ia bahkan tidak kekantin atau keluar kelas mengikuti teman-temannya.
Telpon dan chat nya tidak terbalaskan oleh Argha. Dari kemarin sore, ia terus mencoba menelpon dan menunggu balasan chat dari Argha. Hasilnya nihil, Argha bahkan tak sekalipun menjawab telpon darinya, bahkan chatnya pun hanya centang satu. Tidak seperti biasanya Argha seperti ini. Pikirannya sekarang dipenuhi oleh cowok itu, Argha kemana? Dan dimana cowok itu sekarang?
Ia mengambil handphonenya didalam tas, menyalakannya lalu mengeser layar. Ia membuka aplikasi WhatsApp, membuka roomchatnya dengan Argha. Masih centang 1. "Argha lo kemana sih?"
"Padahal gue mau sembur lo sama pertanyaan-pertanyaan yang ada dikepala gue saat ini." monolognya.
"Apa lo udah tau bakal gue sembur pertanyaan abis-abisan? Makanya lo ngilang? Akhhh lo dimana sihh?!"
Beralih menidurkan kepalanya dengan tangan kiri sebagai tumpuannya. Pandangannya mengarah kekanan. Ia mengambil benda yang dari kemarin mengisi pikirannya itu dari dalam kantong rok abu-abu nya. Dua buah gantungan kunci dengan warna yang berbeda sekarang berada diatas mejanya. Ia memainkan gantungan kunci itu, sesekali menggenggamnya.
Memilih untuk menegakkan kembali badannya. Pandangannya lurus kearah papan tulis persegi panjang yang kosong bersih itu. Ia lalu bangkit dari duduknya, mengantongi kembali gantungan kunci dan handphonenya, lalu menuju ke papan tulis. Ia mengambil spidol, dan mulai menulis dipapan tulis sana. Ia menulis dengan menekan kuat spidol itu, sengaja meluapkan kekesalannya.
Entahlah, apa yang ditulis oleh Keyara dipapan tulis. Ia menulis asal, apapun itu yang ada di kepalanya sekarang. Papan tulis yang tadinya bersih dari coretan spidol, kini dipenuhi dengan coretan-coretan asal yang diciptakan oleh Keyara. Ia tak tahu lagi harus ngapain. Terkahir, sebelum benar-benar ada niat untuk keluar kelas, ia memberikan tanda tangannya di hasil karya yang ia buat dipapan tulis tersebut.
Niat untuk keluar kelas sudah terlintas dibenaknya, akhirnya ia memilih keluar kelas setelah 3 jam lamanya hanya berdiam diri didalam kelas. Ia datang kesekolah dari jam 7. Tidak ada acara apapun disekolah selepas ujian usai, hanya saja semua murid disuruh untuk masuk sekolah. Mengingat kelas 10 dan 11 akan melaksanakan penilaian kenaikan kelas dalam waktu dekat ini. Terus kelas 12? Entahlah, terserah para guru.
Keyara berjalan melewati koridor yang langsung terhubung kantin sekolah. Ia berhenti sejenak. Sesaat kenangan pertama kali ia menginjakkan kaki di sekolah ini terlintas begitu saja, dan saat itulah ia juga pertama kali bertemu dengan Argha. Pertemuan pertama yang--nggak usah diingat.
Ia sama sekali tak pernah berpikir akan sedekat sekarang dengan Argha. Orang yang dipikirnya memiliki sikap dingin, ternyata malah sebaliknya. Keyara juga tak pernah menyangka kalau dirinya sendiri bisa senyaman itu dengan Argha.
Waktu pertama kali melihat Argha pun, Keyara dibuat meleleh dengan senyuman yang dimiliki oleh cowok itu. Semanis itu. Sampai terbayang-bayang dibuatnya. Saat itu Argha berhasil membuat seorang Keyara meleleh bak coklat batangan yang dipanaskan. Lebay Keyara mah.
Semenjak pertama masuk sekolah saja, ia merasa, ia tidak akan menemukan kenangan-kenangan indah selama bersekolah disini. Tapi ternyata tidak seperti yang ia bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [Younghoon] ✓
Teen FictionJudul awal: Twelve Years Of Waiting Kata 'menunggu' itu sangat dibenci oleh semua orang, iya kan? Tapi tidak bagi Argha yang dengan setia menunggu sahabat satu-satunya itu. Ia rela menunggu sahabatnya sampai belasan tahun lamanya. Setelah sahabatnya...