//03// Dia Kembali?

71 11 5
                                    

Hari apa nih?
Lupa hari



----•°•°•°•----

Disepanjang koridor sekolah menuju ruang guru, tatapan-tatapan dari beberapa para murid masih saja terus menatap Keyara, sebenarnya sih risih tapi yasudalah derita orang cantik, ya mau gimana lagi. Mungkin kalimat itu yang ada didalam hatinya Keyara saat ini. Dia tersenyum setiap kali para murid memberikan senyuman kearahnya.

"Key, untuk sementara ini lo harus kalem dulu." kata Nisa memperingatkan Keyara. "Jangan umbar ke bar-bar'an nya lo disini. Paham? Kalo sampe lo nunjukin kelakuan lo dirumah itu disini, abis lo sama gue." Nisa mengancam. Yang membuat Keyara bergidik ngeri.

Keyara memutar bola matanya malas "Iyaya, yaampun segitunya banget lo sama temen sendiri."

"Key, lo itu masih baru disini. Lo harus kalem. Gak boleh bertingkah. Lo mau ngejelekkin nama kakek lo?" Jaya Anugerah, kakek Keyara. Beliau adalah direktur terbesar di sekolah yang saat ini dipijaki oleh Keyara. Tidak heran jika Nisa sangat berlebihan sekarang mengenai kelakuan Keyara, toh anaknya juga kelakuannya melebihi kelakuan Nisa.

"Ehhhhh buset iyaya. Jangan pake kata 'masih baru' dong, emang gue ba--rang." Keyara menghentikan langkahnya, dia mengerutkan keningnya saat melihat dua orang sedang berpelukan mesra di koridor sekolah. Seketika saja dia langsung menarik nafas, dan...

"WOY JAGA SIKAP DONG! JANGAN BERMESRAAN DI KORIDOR JUGA KALI! KAYAK GAK PUNYA TEMPAT AJA!" teriak Keyara yang langsung dapat tatapan tajam dari cewek yang sedang diperingati oleh Keyara.

Cewek itu mendekat kearah Keyara "Wah wah wah anak baru ya?" Kata cewek itu. Keyara menaikkan satu alisnya. Rania langsung menarik tangan Keyara yang hendak maju mengahadapi cewek itu.

"Key, mending kita ke ruang guru aja yuk. Maaf ya Yura." Yura, adik kelas yang sangat ditakuti hampir seluruh murid sekolah yang akan ditempatin oleh Keyara ini (catatan! Tidak semua takut dengan Yura).

Keyara langsung menatap Rania dengan tatapan tak percaya. "Kenapa lo yang minta maaf? Seharusnya dia yang minta maaf karena dia yang salah." kata Keyara.

"Betul tuh. Ehhh Yura, lo tu ihhh." Nisa menambahi sambil ancang-ancang untuk menampar pipi Yura. Karena saking kesalnya ia tak memperhatikan bahwa ada orang disana. Argha. "Argha? lo ngapain sih sama cewek gak jelas ini." kata Yura sambil menunjuk Yura dengan jari telunjuknya.

Argha hanya menggidikkan bahunya acuh dan langsung pergi meninggalkan mereka. Tapi pada saat langkahnya tepat disamping Keyara, ia menolehkan kepalanya kesamping lalu menatap kedua netra Keyara, tersenyum kearahnya lalu berjalan meninggalkannya. Keyara mengerutkan kening dan menatap punggung laki-laki itu.

"Masalah kita belum selesai ya." kata Yura sambil berlangkah meninggalkan Keyara, Nisa dan Rania. Nisa ingin sekali menggeplak kepala Si Yura itu.

"Yuk." Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang guru. Keyara hanya terdiam dan terus dibayangi dengan senyuman Argha.

Dimana gue liat senyuman itu?
-Batinnya.

------<<<•••°°°°•••>>>------

Pukul 07. 45 masih terlalu awal bagi Argha. Ia keluar dari luar kelas, hendak menyusul Rafa dan Doni yang  katanya mereka ke kantin. Tadinya, gak tau sekarang. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke kantin saja, siapa tau Rafa dan Doni benar benar ada disana.

Baru saja setengah perjalanan. Ia langsung dihampiri oleh nenek lampir, Yura. Yura itu dikenal sebagai cewek penakluk hati cowok, terbukti hampir semua murid cowok disekolah pernah menjadi kekasihnya, tetapi tidak dengan Argha. Argha menolak mentah-mentah saat Yura menyatakan perasaannya yang hanya dianggapnya lelucon itu. Karena tertolak, Yura terus-terusan mengejar Argha walau Argha tak merespon cewek syalan itu.

MENUNGGU [Younghoon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang