"Kenapa disaat kita mulai jatuh hati pada seseorang, orang itu malah pergi."
-arghasamudera-
----•°•°•°•----
Argha merebahkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya yang terhias bohlam lampu yang menerangi seisi ruangan. Menghela napas untuk kesekian kalinya. Menutup matanya perlahan, kemudian disusul dengan tangan yang ditumpukkan diatas keningnya.
Brak!
"Anjir syalan." dirinya terkejut bukan main kala suara pintu tertutup dengan kasar oleh pelakunya yang tak lain dan tak bukan kedua temannya. Rafa dan Doni. Mereka berdua memutuskan untuk menginap, mengingat besok adalah hari Minggu.
Mereka bertiga akan berencana untuk menginap 2 Minggu sekali. Entah itu dirumah Rafa, dirumah Doni, ataupun dirumah Argha. Acara menginap mereka yang 2 Minggu sekali itu bertujuan untuk merilekskan pikiran mereka dari tumpukan tugas.
"Awas awas awas." Doni mendorong kesamping tubuh Argha, dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan sprei berwarna abu-abu itu. Tangannya ia rentangkan, sehingga memenuhi kasur dengan ukuran yang tidak besar-besar amat. Argha menyingkirkan tangan Doni, dan langsung bangkit meninggalkan Doni yang sepertinya akan melanjutkan tidurnya yang tertunda tadi.
"Taruh sana aja, Fa." Argha mengarahkan pada Rafa agar menaruh tasnya di samping meja belajar Argha. Lalu Argha beralih duduk di sofa yang memang tersedia didalam kamarnya. Memainkan handphonenya, entah itu sedang menscroll Instagram, atau sekedar melihat-lihat story WhatsApp teman-temannya.
Rafa menyusul Argha, setelah ia meletakkan tas ranselnya disamping meja belajar Argha. Kemudian ia duduk tepat disamping Argha, mengeluarkan handphonenya sembari mengecek chat yang masuk.
"Gha?" yang dipanggil hanya berdehem, tanpa mengalihkan pandangannya pada si pembicara. Yang memanggil hanya diam beberapa saat. Sampai ia mengeluarkan kata lagi dari mulutnya, "Gimana sama Keyara? Maksudnya gimana perkembangannya?"
Seketika kegiatan Argha terhentikan oleh pertanyaan yang dilontarkan oleh Rafa. Argha menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum tipis, sangat tipis. Menghela napasnya lagi. Ia sangat lelah, bahkan ia pernah ingin menyerah, jujur. Tapi Rafa selalu mendukungnya dan berkata agar menunggu sedikit lagi.
"Berhenti aja kali ya?" tanyanya, entah pada Rafa atau pada dirinya sendiri. "Jujur Fa, gue ngerasa ikut sakit lihat dia kesakitan, kayak tadi contohnya. Lebih parah dari dipantai waktu itu, Fa. Gue serasa ingin berhenti. Tapi, hati gue nyuruh gue buat terus berusaha. Gue udah berusaha, bahkan usaha gue itu bisa nyakitin dia, Fa. Gue harus gimana lagi? Gue cuma ingin dia kembali, Fa."
Rafa hanya bisa mengangguk dan menepuk singkat bahu Argha, "Bentar lagi. Gue yakin dia pasti kembali, inget semuanya, inget kenangan kalian waktu kecil. Dan ketika waktu itu tiba, dia pasti berlari meluk lo, Gha."
Iya, Rafa sudah tahu mengenai hubungan Argha dengan Keyara. Dulu, entah kapan itu, Argha menceritakan yang bisa dibilang curhat dengan Rafa tentang seorang gadis bernama Keyara. Sahabat Argha. Jadi tak heran, kalau Rafa tadi menanyakan perkembangan usaha Argha memulihkan kembali ingatan masa kecil Keyara.
Argha hanya tersenyum, lalu Rafa menepuk pundaknya lagi sebelum ia menyusul Doni ke alam mimpi,
"Inget berusaha dikit lagi, gue sama Doni bakal selalu dukung lo. Walau Doni belum tau apa permasalahannya."
Apa yang kalian sembunyiin dari gue?
------<<<•••°°°°•••>>>------
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [Younghoon] ✓
Novela JuvenilJudul awal: Twelve Years Of Waiting Kata 'menunggu' itu sangat dibenci oleh semua orang, iya kan? Tapi tidak bagi Argha yang dengan setia menunggu sahabat satu-satunya itu. Ia rela menunggu sahabatnya sampai belasan tahun lamanya. Setelah sahabatnya...