Halo?
----•°•°•°•----
Belasan jam sebelumnya..."Kak, gue mau cowok itu." ucap seseorang yang terus memerhatikan meja kantin yang diduduki oleh keenam orang tersebut. Memerhatikan mereka dengan tatapan benci.
"Kalau lo mau cowok itu, ya dapetin lah."
"Gimana caranya? Gue udah berusaha ngambil hatinya, tetep aja gagal. Sekarang ada cewek yang lagi deket sama dia, dan gue gak bisa leluasa cari perhatian cowok itu. Pengen banget gue cakar-cakar tuh cewek sampai mampus."
Terdengar tawa dari seseorang diseberang telpon sana.
"Ya sekap aja lah, biar lo bisa puas main-main sama dia."
"Bego, yang gue mau itu cowoknya, bukan ceweknya!" orang itu sempat mencekram kuat botol kecap, sehingga kecap yang didalam botol itu meluber keluar akibat tekanan yang kuat sampai tutup botol kecap itu meloncat.
"Bukan itu maksud gue bego!"
"Ya terus apa?" berusaha sabar menghadapi orang diseberang sana.
"Nanti gue bantu deh, gue suruh anak buah Papa buat bantu lo nyulik cowok yang lo maksud itu. Nanti gue minta ke mereka bawa tuh cowok ke gedung kosong yang ada ditanahnya Papa itu, lo tahu kan? Kalau engga, ikutin aja. Disitu lo bisa sepuasnya main-main sama dia. Lo juga bisa main-main sama tuh cowok didepan ceweknya. Keyaknya seru tuh. Hahaha."
Tercetak senyum licik dari bibir orang itu. Pandangannya tak lepas dari Argha. Dan menatap benci kearah Keyara yang sedang bermain-main dengan Argha.
"Tunggu aja tanggal mainnya."
"Tapi gue mau secepatnya." ia berucap penuh penekanan. "Kalau bisa lo siapin semuanya sekarang."
"Gak sabaran banget sih lo!"
"Gue gak mau tau, lakuin semua itu hari ini." finalnya.
Orang itu, Yura. Ia menatap benci Keyara. Usahanya selama ini untuk mendapatkan Argha terbuang sia-sia. Padahal sedikit lagi, ia sudah berhasil mendapatkan cowok itu. Tapi Keyara tiba-tiba datang dan menghancurkan semuanya. Argha malah dekat dengan Keyara.
Dulu, memang benar dirinya mengajak Argha berpacaran. Tapi ditolak mentah-mentah oleh cowok itu. Argha sempat men'cap dirinya sebagai orang yang dengan gampangnya mempermainkan perasaan cowok, dan hanya memikirkan tentang diri sendiri. Yura tentu terkejut dengan apa yang cowok itu katakan didepan banyak orang.
Baru kali itu, Yura ditolak dengan lontaran kalimat yang menurutnya menusuk. Sejak saat itu, ia penasaran dengan sosok Argha. Hanya cowok itu yang menolak dirinya-- sebenarnya ada juga yang menolaknya, tapi dengan cara baik. Tidak seperti Argha.
Semua dimulai dari situ. Mengapa Yura selalu menempel dengan Argha, agar dirinya bisa meluluhkan hati cowok itu.
Satu langkah lagi waktu itu untuk bisa memiliki Argha. Tapi semuanya sirna dalam sekejap, saat orang itu datang. Yura tak mau tinggal diam, ia tak ingin usahanya sia-sia hanya karena munculnya satu orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [Younghoon] ✓
Teen FictionJudul awal: Twelve Years Of Waiting Kata 'menunggu' itu sangat dibenci oleh semua orang, iya kan? Tapi tidak bagi Argha yang dengan setia menunggu sahabat satu-satunya itu. Ia rela menunggu sahabatnya sampai belasan tahun lamanya. Setelah sahabatnya...