HAPPY

157 14 2
                                    

Ellena mengambil nafas dan mengeluarkannya. Pikiranya berkecamuk, hatinya mulai goyah, perasaannya tak karuan. Satu persatu kebrengsekan Felix melayang dipikirannya

"Apa ini, Apa ini cinta?" gumam Ellena dalam hati.

Felix yang menyadari kemarahan Ellena hanya bisa diam. Menatap lurus jalanan, dan menahan pening di kepalanya yang tak sempat merasakan pelepasan keduanya. Padahal sudah berada di ujung ubun ubun.


🍀🍀🍀

Ellena mengguyur tubuhnya di bawah shower air kamar mandinya, untuk menghilangkan kepenatan. Bayangan kebrengsekan Felix tak kunjung berhenti dalam pikirannya.

Kenapa malam ini tiba-tiba Ellena memikirkan kebrengsekan Felix, bukankah selama dua tahun terakhir Ellena juga sudah biasa dalam hal seperti ini. Apa Ellena sudah berada di titik lelahnya.

30 menit berlalu, berguyur cukup lama di bawah shower membuat pikiran Ellena cukup tenang. Ellena keluar dari kamar mandi yang hanya berbalutkan bathrobe, Langkahnya terhenti ketika mendapati Felix duduk menunduk di sisi ranjang. Ellena menuju meja rias untuk merapikan rambutnya. Felix mendekat dan memeluk Ellena dari belakang, Ellena hanya menatap Felix melalui cermin meja riasnya.

"Maafkan aku." Ungkap Felix penuh penyesalan, "aku akui selama ini aku salah, sekali lagi maafkan aku." Ungkapnya sungguh-sungguh.

Ellena menatap penuh cermin didepannya dan tak menemukan kebohongan akan penyesalan dimata Felix, Ellena tersenyum simpul dan membalikan badan untuk mengahadap Felix.

"Aku sudah memaafkan mu, aku yang salah. Aku egois yang belum terbiasa akan sifat dan kondisimu, aku egois karena merusak suasana perayaan kelulusan mu." Ungkap Ellena dengan penuh penyesalan.

Felix menuntun Ellena untuk berbaring di ranjangnya, Felix merebahkan tubuhnya di samping Ellena dan memeluk tubuh ramping Ellena. Ellena dan Felix saling berhadapan dan saling mengunci iris kedua mata mereka.

"Tidak, kau tidak salah aku yang brengsek aku sadar sikap ku selama ini telah menyakitimu. Maafkan aku." mencium puncak kepala Ellena.

Ellena menenggelamkan wajahnya ke dada Felix, entah kenapa Ellena begitu mudah memaafkan Felix, sebesar itukah cinta Ellena sampai-sampai dia akan selalu memaafkan kesalahan-kesalahan Felix.

"Aku berjanji aku akan mencoba untuk tidak bersikap brengsek lagi padamu".

Ellena yang mendengar ungkapan Felix tersebut untuk pertama kalinya, mendongakkan wajahnya ke atas dan menatap lekat penuh kedua iris mata Felix.

"Tak perlu kau berjanji," masih menatap lekat ke dua mata Felix. "Cukup kau buktikan."

Felix tak membalas ucapan Ellena, Felix membalas tatapan yang diberikan Ellena dan memeluk erat Ellena, Ellena membalas pelukan Felix Menyandarkan kepalanya di dada bidang Felix. Mereka berdua terhanyut dalam pikiran masing-masing, sampai mereka terlelap dalam tidur.

🍀🍀🍀

Ellena terbangun dari tidurnya, mengarahkan matanya ke seseorang yang tertidur lelap dan masih memeluknya dengan erat. Ellena membelai pipi Felix dan mencium dahi Felix cukup lama dan memberikan kecupan singkat di bibir Felix.

Ellena melepaskan pelukan Felix secara perlahan dan beranjak dari tempat tidurnya, mengganti pakaian bathrobe nya dengan T-shirt panjang sepahanya, dan bergegas menuju dapur.

Ellena berinisiatif untuk merayakan ulang kelulusan sang kekasih. Sesampainya Ellena di dapur Ellena sudah di sambut oleh beberapa maid yang sibuk menyiapkan sarapan.

Crying In The Winter (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang