JEALOUS

84 11 6
                                    

aku kasih part panjang setelah sekian purnama author sibuk dengan real life.

Jangan lupa tinggalkan coment ya?

Happy Reading ?

🥂🥂🥂

"Martin Fernades." Menatap takjub wanita di depannya. "Miss Ellena you are so beautiful. "Ungkap Martin penuh ketulusan di sambut senyum hangat dari Ellena. Tak di pungkiri Martin begitu terkesima akan kecantikan Ellena dan sebaliknya, Ellena juga cukup terkesima akan ketampanan Martin.

🍀🍀🍀

"Ehem." Robert berdehem melihat tangan Ellena yang tak kunjung dilepas Martin.

Seketika Martin melepas tangannya. "Sorry Miss. Ellena."

"No problem." Balas Ellena tersenyum simpul.

Max mempersilakan Martin untuk duduk di depan meja Robert dan Ellena kembali duduk di sofa melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

"Silakan Mr. Martin."

Martin dan Robert berbincang sedikit setelah menandatangani sebuah berkas. Setelahnya menjabat tangan akan kesepakatan kerja sama. Ellena yang duduk tidak jauh, cukup jelas dan mengerti apa yang Robert dan Martin bicarakan.

"Terima kasih sudah percaya pada perusahaan kami." Ungkap Robert.

Martin tersenyum. "Untuk merayakan kerja sama ini, saya mengadakan pesta besok malam saya harap anda dan Mrs. Robert berkenan datang."

"Pasti kami datang." Robert jawab tanpa keraguan.

Martin memutar tubuhnya mengarahkan kedua matanya dimana Ellena berada.

"Saya harap, anda juga berkenan hadir Miss. Ellena."

Ellena tersenyum mendengar undangan dari Martin. Melirik sedikiti ke arah Robert untuk minta persetujuan.

"Dengan senang hati, kami akan datang."

"Baiklah, Saya undur diri." Pamit Martin.

Robert dan Ellena hanya membalas dengan senyuman hangat.

Setelah Martin keluar dari ruangan diantar Max, Robert mendudukan diri di sofa sebelah Ellena.

"Daddy lihat, Martin tertarik padamu."

"Ah, bukankah semua pria selalu tertarik padaku dad." Ellena tertawa renyah. Robert pun menyambut tawa Ellena.

"Daddy tak memungkiri itu." Robert kembali tertawa.

Raut wajah Robert berubah serius. "El, Martin investor terbesar di proyek ini. Daddy ingin kau mengambil alih kerja sama kita dengan Martin." Robert menatap Ellena penuh arti.

Bagi Robert ini kesempatan Ellena belajar lebih tentang bisnis yang kelak akan dipegang sepenuhnya, bukan Robert tak mempercayai Ellena justru Robert begitu mempercayai Ellena sehingga Robert memutuskan untuk memberikan andil besar melibatkan Ellena dalam proyek ini.

"Apa tidak berlebihan dad. aku baru hari ini datang ke kantor dan apakah Mr. Martin berkenan melanjutkan kerja sama ini setelah aku yang ambil alih." Ungkap Ellena penuh keseriusan.

"Daddy yakin dengan otak cerdas yang kamu miliki, nanti Max yang akan selalu mendampingimu dan daddy sendiri yang akan selalu memantaumu. Bukankah ini kesempatanmu untuk belajar lebih tentang perusahaan kita.
Daddy juga yakin kamu mampu membagi waktumu untuk urusan kuliah dan pekerjaan."

Tanpa ragu, Ellena mengiyakan keputusan Robert.

"Baiklah akan aku coba."

"Kemarilah El." Robert memberikan pelukan hangat pada putrinya.
"Daddy, selalu bangga padamu." Mengecup puncak kepala Ellena penuh sayang.

Crying In The Winter (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang