[4]

233 24 0
                                    

Brugh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brugh.

Yoongi menjatuhkan dirinya di kursi. Nafasnya terengah-engah setelah selesai dengan latihannya. Ia melihat Mark yang turun dari ring dan berjalan kearahnya. Melemparkan botol minum, yang langsung di tangkap oleh Yoongi. Ia segera meneguk air minumnya untuk menghilangkan haus yang mendera.

"Wajahmu terlihat seperti ingin menyerah." celetuk Mark, mengambil tempat duduk di samping Yoongi.

"Kau sengaja membuat latihan seperti ini, eoh? Ingin membunuhku?"

"Ya. Ini sudah berjalan satu minggu dan kau masih saja mengeluh, saekkiya. Latihannya memang seperti ini."

"Ani, kau saja yang ingin membunuhku, jasig-a." cibir Yoongi sebelum kembali meneguk airnya sampai habis.

"Kau ingin menyerah? Tak apa, santai saja. Aku tidak akan menagih biaya sewa padamu. Kau bisa pergi kapan saja yang kau inginkan. Pintu ada disebelah sana, terbuka sangat lebar." Mark menunjuk kearah pintu dengan kedua tangannya. Bahkan ia juga menampilkan senyum lebarnya. Mengejek Yoongi.

"Mimpi saja. Aku tidak akan menyerah sampai aku bisa menyumpal mulut sampahmu itu, saekkiya." Yoongi menatap penuh keseriusan pada Mark. Mark hanya mengangkat bahunya, acuh, sebelum kembali meneguk minumnya.

"Ya, saekki. Kenapa kau tiba-tiba ingin latihan muaythai?" tanya Mark. "Kau benar-benar ingin menyumpal mulutku, eoh?"

"Geurae. Aku ingin menyumpal mulut sampahmu itu. Aku muak mendengar perkataan penuh kesombongan yang selalu kau katakan itu." cibir Yoongi, penuh dengan kekesalan.

"Oo, neomu museowo." Mark berpura-pura terlihat ketakutan. Namun setelahnya, namja itu hanya tertawa. Tidak ada hal yang menakutkan untuk seorang Mark Tuan.

"Alasanmu ikut muaythai, hanya ingin membungkam mulutku? Jinjja?" tanya Mark lagi. Ia sedikit tidak yakin dengan alasan Yoongi. Disatu sisi, Mark yakin, Yoongi sangat ingin membungkam mulutnya. Tapi disisi lain, Mark merasa jika Yoongi memiliki alasan lain yang lebih kuat dan spesifik.

"Kenapa kau sangat ingin tau?"

"Hanya memastikan kau tidak menggunakan muaythai untuk melawan petugas keamanan bank dan membobol bank untuk mendapat uang. Jika kau kekurangan uang, katakan saja. Aku dengan senang hati memberimu uang sebanyak yang kau inginkan." Mark terlihat begitu santai mengatakan hal itu. Seakan uang bukan suatu masalah yang sangat besar baginya.

"Lihatlah. Aku benar-benar ingin membungkam mulut sampahmu itu agar berhenti mengumbar kekayaanmu itu, saekkiya." Yoongi menatap kesal Mark yang semakin menyebalkan di matanya. Terlebih lagi perkataan namja itu. Sedangkan Mark yang di tatap kesal oleh Yoongi, hanya memasang wajah mengejek.

"Jika kau ingin membungkam mulutku, setidaknya kau harus memiliki kekayaan yang setara denganku. Sebelum itu tercapai, mimpi saja kau bisa membungkam mulutku, jasig-a." Mark tersenyum miring, mengejek Yoongi.

Hiraeth 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang