[8.3]

371 35 0
                                    

“Awal sekali datangmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Awal sekali datangmu.”

Yoongi mendudukkan dirinya di bangku cafe. Ia meletakkan kruk di samping, sembelum menoleh pada sosok yang ada di hadapannya.

“Aku selalu tepat waktu, kau saja yang lama, saekkiya.” cibir namja itu, Mark.

“Sialan. Apa kau tidak bisa melihat kondisiku, huh?” protes Yoongi, tak mau kalah.

“Hanya cidera kaki. Tanpa kruk pun, kau bisa berjalan. Ambisi gilamu itu kemana setelah keluar rumah sakit, saekkiya?”

“Ambisi gilaku hanya untuk melindungi Jungkook. Bukan untuk bertemu dengan manusia brengsek sepertimu.” kesal Yoongi. Pasalnya, Mark sendiri yang meminta untuk bertemu dengan Yoongi di saat kondisinya masih seperti ini.

“Apa muaythai yang kuajarkan itu tidak menempel pada otakmu? Bisa-bisanya kau hanya pasrah di hajar seperti itu.” ejek Mark sebelum menyesap machiatto miliknya.

“Mereka menyerangku dari belakang, jasig-a. Bagaimana aku bisa menghajarnya?”

“Reflekmu benar-benar jelek.”

Yoongi hanya menghela nafas panjang. Mark tidak akan ada habisnya untunk terus mengejek dirinya. Jika tidak ada yang mengalah, maka ejekan itu akan terus terjadi.

“Jadi, kenapa kau meminta untuk bertemu denganku? Seharusnya aku beristirahat di apartemen tanpa harus bertemu dengan wajah sialanmu yang menyebalkan ini.” ucap Yoongi, kesal.

“Aku juga tidak ingin bertemu dengan wajah sialanmu itu, saekkiya. Tapi, kapan lagi aku akan melihat wajahmu itu jika tidak sekarang.” Mark menyeruput machiattonya. Terasa nyaman di lidahnya.

“Kau akan pergi?”

Wae? Kau sudah merindukanku?’

“Aku hanya bertanya, saekkiya. Kenapa kau percaya diri sekali?” Yoongi melempar tisue pada namja itu, karena kesal melihat wajah sombongnya.

“Pertukaran mahasiswaku disini sudah selesai. Jadi, aku harus kembali ke Los Angles.”

“Pertukaran mahasiswa? Bukankah kau mahasiswa pindahan?”

“Aku sengaja mengatakannya, agar tidak ada yang tau kalau aku dari pertukaran mahasiswa.”

“Cih! Kau sudah biasanya sombong, tak perlu bertingkah seakan-akan kau tidak ingin menyombongkan dirimu.” cibir Yoongi.

Mark hanya terkekeh pelan. Ia meletakkan cangkir machiattonya yang sudah berkurang setengah. Menatap cangkir itu sejenak dan mengulas senyum tipis.

“Penerbanganku siang ini, jadi aku harus pergi sekarang.” ucap Mark setelah memeriksa waktu di jam tangannya. Ia berdiri dari duduknya dan mengambil tas punggungnya.

Hiraeth 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang