.
.
.
Point of View : Sumire
.
.
.
..Happy Reading..
.
.
.Aku menggeser pintu kelas secara perlahan, mengucapkan salam tanpa ada satu orang pun yang menjawab. Itu wajar, karena aku adalah orang pertama yang datang.
Kakiku melangkah menuju meja, meletakkan tasku disana dan lanjut berjalan mendekati jendela. Membukanya perlahan, membiarkan udara sejuk itu berhembus menerpa wajahku. Rasanya menyenangkan.
Disetiap dahan pohon yang rantingnya hampir menyentuh kaca, burung-burung mencicit lembut. Berusaha membagi lagunya padaku. Ini adalah salah satu alasan kenapa aku selalu datang pagi.
Sedangkan untuk pria yang kini tengah terduduk dipinggir lapangan, entah apa alasannya.
Dari sudut ini, aku bisa melihat siluetnya yang tengah duduk diatas rerumputan sembari memandang luasnyanya lapangan sepak bola.
Hampir setiap hari aku melihatnya. Tepat pada pukul tujuh tiga puluh, saat aku membuka jendela, pria itu sudah disana. Menatapi lapangan yang kosong dengan pandangan yang--entahlah aku tidak bisa melihat wajahnya.
"Heh?!"
Aku tersentak saat mendapati pria itu tiba-tiba menatap kearahku. Melambaikan tangannya, memberi isyarat agar aku turun dan menemuinya.
"A-apa aku harus kesana?" Tanyaku pada diriku sendiri.
Awalnya aku sering menghampiri pria itu karena melihat dia yang selalu menyendiri. Tapi sikapnya padaku saat itu kasar sekali, sampai akhirnya aku lelah, berusaha bicara padanya memang tidak mudah.
Namun seiring berjalannya waktu justru dia sendiri yang sesekali memintaku untuk menghampirinya, seperti sekarang ini.
Hm.. tidak ada salahnya kan?
Aku pun menyakinkan hatiku, kembali menutup jendela dan berjalan menuju pintu kelas. Berharap pilihanku ini tidak salah. Lagi pula dia bukan pria yang jahat, bukan?
Begitu aku melangkah keluar dari gedung sekolah, angin pagi langsung menyapaku. Terasa begitu dingin, aku menyesal tidak membawa jaket atau sesuatu yang hangat. Ingin kembali pun percuma, jarak dari sini kekelas sudah terlalu jauh.
Jadilah aku lanjut berjalan menuju lapangan. Menemui pria yang ku tahu masih menungguku disana.
¤¤¤¤¤
Lihatlah pria yang tadi memanggilku untuk turun. Kini dia sedang enak-enakan tertidur diatas rumput, dengan seragam outernya yang dijadikan sebagai bantalan.
Guratan wajahnya yang tegas dan sisi rahangnya yang tajam membuat siapa saja yang ada didekatnya merasa merinding. Termasuk aku. Tapi itu dulu.
Orang lain yang melihat pasti tidak akan menyangka kalau pria ini adalah salah satu keluarga Uzumaki.
"A-anu.. Kawaki-kun?" Sapaku pelan, berusaha untuk tidak mengusiknya.
Pria itu membuka kelopak matanya perlahan, menoleh padaku yang masih berdiri tepat tiga langkah dari sisi tubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/280985341-288-k743331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I get you?
FanficBoruto dan Sarada, Enam belas tahun sudah mereka bersama. Berhasil melewati pasang surutnya kehidupan remaja dalam lingkar pertemanan. Lantas adakah perasaan menggelitik yang hinggap di hati mereka, setelah sekian lama bersama? . . . . Ini adalah bu...